Polisi kehilangan jejak pelaku penembakan di Aceh
A
A
A
Sindonews.com - Polda Aceh mengaku kehilangan jejak orang-orang yang dicurigai sebagai pelaku serangkaian aksi penembakan yang terjadi beberapa waktu lalu di beberapa lokasi dalam Provinsi itu.
Kapolda Aceh Irjen Iskandar Hasan mengatakan, Polisi sudah bertemu keluarga, warga sekaligus kepala desa tempat orang-orang dicurigai sebagai pelaku itu berdomisili namun yang dicari tak ditemukan.
"Orangnya menghilang. Menghilangnya kemana ini kita belum tau, belum ada informasi yang konkrit," kata Iskandar kepada wartawan usai mengikuti pertemuan dengan DPRA di Gedung DPRA Banda Aceh, Selasa (21/2/2012).
Polisi juga belum memperoleh informasi orang diduga pelaku itu sudah melarikan diri ke luar Aceh atau masih berada di Aceh. "Itulah yang masih kita cari, makanya kalau ada rekan-rekan, atau masyarakat yang sudah mengetahui informasi mereka-mereka itu ya tolong laporkan ke Polisi agar kita tuntaskan kasus ini," sebut dia.
Menurutnya salah satu kesulitan pihaknya mengungkap dan menemukan pelaku penembakan adalah ketiadaan orang-orang dicurigai pelaku ditempat yang dicurigai.
Intelijen, kata Iskandar, sudah bekerja maksimal dalam upaya mengungkap kasus ini. "Dari hasil intelijenlah data-data yang saya sampaikan ini diperoleh, tapi tentu tidak semua data-data intelijen itu bisa saya sampaikan ke publik," ujarnya.
Sejauh ini Polisi baru berhasil menahan dua tersangka penembakan terhadap pekerja PT Jim Mulya di Sawang, Aceh Utara yang terjadi pada Desember 2011. Kedua tersangka adalah warga Aceh Utara ditangkap akhir tahun lalu. Dua tersangka lainnya hingga kini masih dijadikan target Daftar Pencarian Orang (DPO).
Kapolda Aceh menyebutkan berkas kedua tersangka segera dilimpahkan ke Kejaksaan. Kepada Polisi tersangka mengakui perbuatannya.
Menurut Iskandar hasil uji peluru yang digunakan pelaku di Laboratorium Forensik Medan, Sumatera Utara diketahui, kasus penembakan PT Jim ini ada kaitannya dengan aksi penembakan sejumlah buruh pendatang yang terjadi di Bireun, Aceh Utara, Aceh Besar dan Banda Aceh pada akhir Desember 2011 dan awal Januari 2012.
Seperti diketahui serangkaian aksi penembakan tersebut menewaskan enam buruh kasar dan melukai belasan orang lainnya.
Iskandar mengatakan, jika dua tersangka DPO itu berhasil ditangkap maka kemungkinan besar kasus-kasus penembakan lainnya mudah diungkap. "Ini baru bisa diungkap kalau pelaku sudah ditangkap," sebutnya.
Dia menduga pelaku serangkaian penembakan di Aceh itu dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk memanfaatkan situasi keamanan. (wbs)
Kapolda Aceh Irjen Iskandar Hasan mengatakan, Polisi sudah bertemu keluarga, warga sekaligus kepala desa tempat orang-orang dicurigai sebagai pelaku itu berdomisili namun yang dicari tak ditemukan.
"Orangnya menghilang. Menghilangnya kemana ini kita belum tau, belum ada informasi yang konkrit," kata Iskandar kepada wartawan usai mengikuti pertemuan dengan DPRA di Gedung DPRA Banda Aceh, Selasa (21/2/2012).
Polisi juga belum memperoleh informasi orang diduga pelaku itu sudah melarikan diri ke luar Aceh atau masih berada di Aceh. "Itulah yang masih kita cari, makanya kalau ada rekan-rekan, atau masyarakat yang sudah mengetahui informasi mereka-mereka itu ya tolong laporkan ke Polisi agar kita tuntaskan kasus ini," sebut dia.
Menurutnya salah satu kesulitan pihaknya mengungkap dan menemukan pelaku penembakan adalah ketiadaan orang-orang dicurigai pelaku ditempat yang dicurigai.
Intelijen, kata Iskandar, sudah bekerja maksimal dalam upaya mengungkap kasus ini. "Dari hasil intelijenlah data-data yang saya sampaikan ini diperoleh, tapi tentu tidak semua data-data intelijen itu bisa saya sampaikan ke publik," ujarnya.
Sejauh ini Polisi baru berhasil menahan dua tersangka penembakan terhadap pekerja PT Jim Mulya di Sawang, Aceh Utara yang terjadi pada Desember 2011. Kedua tersangka adalah warga Aceh Utara ditangkap akhir tahun lalu. Dua tersangka lainnya hingga kini masih dijadikan target Daftar Pencarian Orang (DPO).
Kapolda Aceh menyebutkan berkas kedua tersangka segera dilimpahkan ke Kejaksaan. Kepada Polisi tersangka mengakui perbuatannya.
Menurut Iskandar hasil uji peluru yang digunakan pelaku di Laboratorium Forensik Medan, Sumatera Utara diketahui, kasus penembakan PT Jim ini ada kaitannya dengan aksi penembakan sejumlah buruh pendatang yang terjadi di Bireun, Aceh Utara, Aceh Besar dan Banda Aceh pada akhir Desember 2011 dan awal Januari 2012.
Seperti diketahui serangkaian aksi penembakan tersebut menewaskan enam buruh kasar dan melukai belasan orang lainnya.
Iskandar mengatakan, jika dua tersangka DPO itu berhasil ditangkap maka kemungkinan besar kasus-kasus penembakan lainnya mudah diungkap. "Ini baru bisa diungkap kalau pelaku sudah ditangkap," sebutnya.
Dia menduga pelaku serangkaian penembakan di Aceh itu dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk memanfaatkan situasi keamanan. (wbs)
()