25 DPC Demokrat Jateng terima uang Anas
A
A
A
Sindonews.com - Kecurangan Anas Urbaningrum dalam pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat, satu persatu mulai terkuak. Diawali dengan keterangan terdakwa kasus suap Wisma Atlet SEA Games Muhammad Nazaruddin, topeng Anas dalam Kongres Partai Demokrat 2010 dibongkar.
Pengakuan DPC Partai Demokrat Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, Diana Maringka semakin memperkuat keterangan Nazaruddin atas kecurangan yang dilakukan Anas. Dalam keterangannya, Diana mengaku menerima uang dari tim sukses Anas sebesar USD7.000 dan Rp30 juta.
Selain uang, dia juga mengaku diberikan BlackBerry menjelang kongres Partai Demokrat. Kini, keterangan itu semakin diperkuat dengan pengakuan Ketua DPC Partai Demokrat Sragen, Jawa Tengah (Jateng) Joko Saptono. Dia mengaku menerima uang saat Kongres Partai Demokrat di Bandung dan BlackBerry agar memilih Anas sebagai ketua umum.
Lebih jauh, Joko mengaku ada 25 DPC dari 35 DPC di Jateng yang menerima dan menikmati uang tersebut. "Saya menerima uang pemenangan dari Anas Urbaningrum sebesar Rp5 juta dan satu buah handphone BlackBerry untuk mendukung Anas menjadi ketua," ujarnya, Sragen, Senin (20/2/2012).
Ditambahkan dia, uang tersebut diberikan Anas sehari sebelum pemilihan Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat. Uang tunai dan handphone BalckBerry itu, kata Anas untuk uang saku dan transportasi, serta untuk memudahkan komunikasi masing-masing pengurus.
"Saat itu saya langsung menerimanya dan tidak menanyakan sumber dana tersebut dari mana, karena sebagian besar DPC Partai Demokrat di Jateng juga menerima uang yang sama. Sekarang handphonenya sudah tidak ada, sudah saya jual," terangnya.
Namun, semua itu dibantah Anas. Dia mengaku, tidak pernah menerima uang dari kas Grup Permai, saat mencalonkan diri menjadi Ketum Partai Demokrat pada Kongres Partai Demokrat pertengahan Mei dua tahun lalu. Anas juga mengaku tidak tahu menahu soal aliran duit seperti dikatakan Yulianis dalam Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
"Apa itu? Daun pisang kali ya. Saya kira tidak ada itu. Tidak benar," bantahnya waktu lalu di Indramayu, Jawa Barat, Kamis 26 Januari 2012 malam.
Seperti diketahui, Yulianis menyebut adanya catatan uang ke Anas sebesar Rp100 juta dan Andi Mallarangeng juga disebut menerima Rp150 juta. Selain itu, Yulianis juga sempat menyebut ada catatan uang sebesar Rp30 miliar dan USD5 juta dalam gelaran Kongres pemilihan Ketum PD periode 2010-2015.
Uang sebanyak itu, kata Yulianis saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, diangkut dengan menggunakan mobil boks, didampingi tiga mobil pribadi lainnya yaitu Toyota Fortuner, Honda CRV, dan satu unit mobil patroli lalu lintas. (san)
Pengakuan DPC Partai Demokrat Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, Diana Maringka semakin memperkuat keterangan Nazaruddin atas kecurangan yang dilakukan Anas. Dalam keterangannya, Diana mengaku menerima uang dari tim sukses Anas sebesar USD7.000 dan Rp30 juta.
Selain uang, dia juga mengaku diberikan BlackBerry menjelang kongres Partai Demokrat. Kini, keterangan itu semakin diperkuat dengan pengakuan Ketua DPC Partai Demokrat Sragen, Jawa Tengah (Jateng) Joko Saptono. Dia mengaku menerima uang saat Kongres Partai Demokrat di Bandung dan BlackBerry agar memilih Anas sebagai ketua umum.
Lebih jauh, Joko mengaku ada 25 DPC dari 35 DPC di Jateng yang menerima dan menikmati uang tersebut. "Saya menerima uang pemenangan dari Anas Urbaningrum sebesar Rp5 juta dan satu buah handphone BlackBerry untuk mendukung Anas menjadi ketua," ujarnya, Sragen, Senin (20/2/2012).
Ditambahkan dia, uang tersebut diberikan Anas sehari sebelum pemilihan Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat. Uang tunai dan handphone BalckBerry itu, kata Anas untuk uang saku dan transportasi, serta untuk memudahkan komunikasi masing-masing pengurus.
"Saat itu saya langsung menerimanya dan tidak menanyakan sumber dana tersebut dari mana, karena sebagian besar DPC Partai Demokrat di Jateng juga menerima uang yang sama. Sekarang handphonenya sudah tidak ada, sudah saya jual," terangnya.
Namun, semua itu dibantah Anas. Dia mengaku, tidak pernah menerima uang dari kas Grup Permai, saat mencalonkan diri menjadi Ketum Partai Demokrat pada Kongres Partai Demokrat pertengahan Mei dua tahun lalu. Anas juga mengaku tidak tahu menahu soal aliran duit seperti dikatakan Yulianis dalam Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
"Apa itu? Daun pisang kali ya. Saya kira tidak ada itu. Tidak benar," bantahnya waktu lalu di Indramayu, Jawa Barat, Kamis 26 Januari 2012 malam.
Seperti diketahui, Yulianis menyebut adanya catatan uang ke Anas sebesar Rp100 juta dan Andi Mallarangeng juga disebut menerima Rp150 juta. Selain itu, Yulianis juga sempat menyebut ada catatan uang sebesar Rp30 miliar dan USD5 juta dalam gelaran Kongres pemilihan Ketum PD periode 2010-2015.
Uang sebanyak itu, kata Yulianis saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, diangkut dengan menggunakan mobil boks, didampingi tiga mobil pribadi lainnya yaitu Toyota Fortuner, Honda CRV, dan satu unit mobil patroli lalu lintas. (san)
()