Kesehatan korban Merapi dijamin

Senin, 20 Februari 2012 - 09:15 WIB
Kesehatan korban Merapi dijamin
Kesehatan korban Merapi dijamin
A A A
Sindonews.com – Warga korban Merapi di Kabupaten Sleman pada tahun ini dipastikan kembali mendapatkan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dari pemerintah pusat. Mereka berhak mendapatkan layanan kesehatan gratis di rumah sakit yang telah bekerja sama dengan program Jamkesmas.

“ Persetujuan permohonan Jamkesmas bagi warga korban Merapi telah kami terima secara lisan pada Sabtu (18/2) kemarin langsung dari Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan yang datang ke Sleman dalam rangka penyerahan bantuan Puskesmas Keliling,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Mafilindati Nuraini,kemarin.

Sebelumnya, nasib 30.261 jiwa korban erupsi Gunung Merapi belum jelas, apakah tetap mendapatkan layanan kesehatan gratis atau tidak tahun ini. Jamkesmas yang diberikan pemerintah pusat sebelumnya telah selesai pada 2011.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman kemudian mengajukan lagi kepada pemerintah pusat agar warga korban erupsi Merapi kembali mendapatkan layanan kesehatan yang sama.

Menurut Linda, Jamkesmas untuk korban erupsi Merapi tersebut turun bersamaan dengan bantuan bagi korban bencana di Wasior dan Padang. Setelah ada kepastian turunnya Jamkesmas tersebut, pihaknya akan segera mengurus ke Kementerian Kesehatan agar Surat Keputusan Menteri Kesehatan (SK Menkes) dapat segera dikirimkan.

”Dengan adanya SK tersebut, yang nantinya akan mencakup keterangan dimulainya pelayanan Jamkesmas dan nama peserta, warga korban erupsi dapat segera menikmati pelayanan jaminan kesehatan tersebut. Diharapkan setelah turunnya Jamkesmas tersebut, kesehatan masyarakat di daerah terdampak erupsi lebih terjamin,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Cangkringan Maryadi mengatakan, penyakit yang mendominasi warga di kawasan terdampak erupsi adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan Penyakit Menular Seksual (PMS).

Selain itu,ada juga penyakit umum lainnya, namun masih terhitung ringan. Pada 2011 lalu, di wilayahnya juga terdapat satu kasus leptosepirosis.

”Setelah Jamkesmas korban erupsi dihentikan pada tahun 2011, jumlah kunjungan ke Puskemas mengalami penurunan drastis. Alasannya, banyak masyarakat yang merasa sayang mengeluarkan uang untuk biaya berobat.Padahal biaya periksa di Puskemas hanya Rp3.500 karena mendapat subsidi dari pemerintah,” ucapnya.

Menurut Maryadi, saat tidak memiliki sumber penghasilan, kebanyakan warga memilih menahan sakit yang terhitung ringan agar uang mereka yang masih ada bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Sebelum Jamkesmas tersebut dihentikan, ada warga yang memiliki kartu ganda program penjaminan kesehatan itu. “Kami berharap dengan adanya Jamkesmas baru, pendataan lebih tertata agar semua yang memiliki hak bisa terdata dengan baik dan benar,” katanya.(lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6739 seconds (0.1#10.140)