Perampok berpistol satroni BPR Asad Alif

Jum'at, 17 Februari 2012 - 08:55 WIB
Perampok berpistol satroni BPR Asad Alif
Perampok berpistol satroni BPR Asad Alif
A A A
Sindonews.com - Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Asad Alif di Desa Kebumen, Kecamatan Sukorejo, Kendal, dini hari kemarin disatroni perampok bersenjata tajam dan pistol.

Kawanan itu membawa kabur uang tunai Rp2 juta dan sebuah laptop (komputer jinjing). Sebelumnya, perampok yang diduga berjumlah empat orang itu melumpuhkan penjaga malam, Slamet Sabar (40), warga Sudagaran, Sukorejo.

Menurut Sabar, perampokan terjadi saat dia sedang berjaga sendirian. Tiba-tiba datang empat orang mencongkel pintu besi. Karena curiga, dia bermaksud mendatangi arah pintu besi. Belum sempat menuju lokasi, salah satu pelaku menodongkan pistol.

"Karena ditodong dengan senjata api, ya saya takut dan terpaksa membuka pintu sehingga mereka bisa masuk," ujar Sabar.
Sabar mengaku diikat dan mulut disekap dengan lakban. Pelaku lalu meminta kunci untuk membuka brankas. Pelaku kesulitan membuka tempat menyimpan uang itu dan hanya membawa kabur uang koin senilai Rp2 juta dan sebuah laptop.

Sabar pun harus berjuang selama tiga jam untuk melepaskan diri dari ikatan yang melilit tubuhnya. Kapolsek Sukorejo AKP Sugiharto mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyelidiki motif dari perampokan ini.

Lokasi yang sepi dan kurang penerangan memudahkan pelaku menjalankan aksi. Sekawanan perampok yang diduga berjumlah delapan orang menyatroni rumah pasangan suami-istri (pasutri) Huda Faris (35) dan Selvi (30), di Desa Bongkok, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, dini hari kemarin.

Selain menyekap pasutri itu,para perampok juga membawa kabur sejumlah harta berharga senilai total Rp20 juta. Informasi di lokasi kejadian, perampokan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB. Delapan orang tak dikenal diduga masuk ke rumah korban melalui pintu belakang, setelah merusak teralis jendela.

Kawanan itu lalu berbagi tugas, seperti merusak jendela, mengawasi suasana di luar rumah,menyekap penghuni rumah, dan menggasak semua harta berharga di dalam rumah.

Rapinya operasi itu membuat penghuni rumah tak bisa berbuat banyak. Kedua korban yang saat itu masih terlelap langsung disekap. Mulut, mata, dan tubuh mereka diikat oleh perampok. Sebelumnya, korban dipaksa menunjukkan tempat penyimpanan barang berharga. Di bawah ancaman, korban akhirnya menuruti permintaan perampok.

Sejumlah barang berharga antara lain uang tunai Rp8 juta, 1 kalung emas, 1 cincin emas, dan 4 ponsel. "Saya tahu-tahu dibangunkan oleh Mas Huda pada jam tiga kurang 10 kalau ada perampok," kata penjaga rumah, Mashuri (55), di lokasi kemarin.

Padahal, Mashuri tidak mendengar suara mencurigakan di dalam rumah majikannya. Sebelum kejadian itu,dia sudah mengunci pintu rumah.

Kapolsek Kramat AKP Ngakan Putra menjelaskan, kasus perampokan ini masih dalam penyelidikan. "Kami masih selidiki. Tunggu sampai semuanya jelas, baru kami berani memberi keterangan banyak," katanya. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7395 seconds (0.1#10.140)