Irwandi Yusuf 'letakkan' jabatan Gubernur Aceh
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf resmi menyerahkan jabatannya sebagai gubernur kepada Tarmizi A Karim. Masa jabatan Irwandi berakhir pada 8 Februari 2012.
Tarmizi Abdul Karim merupakan sosok terpilih memimpin Aceh untuk beberapa waktu kedepan. Tarmizi pernah menjabat sebagai Bupati Aceh Utara periode 1998-2004 dan juga pernah menjadi Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur periode 3 Juli 2008 - 17 Desember 2008.
Saat kembali ke Aceh, Irwandi sudah ditunggu oleh massa pendukungnya di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar. Irwandi meletakkan jabatannya secara terhormat dan maju dalam Pemilihan Gubernur Aceh 2012 dari jalur perseorangan.
Seturunnya dari pesawat, Irwandi beserta massa pendukung yang sudah menunggu melakukan konvoi dari Bandara mengelilingi Kota Banda Aceh.
Seratusan mobil dan sepeda motor yang berstempel gambar-gambar Irwandi bersama pasangannya Muhyan Yunan mengekor mengikuti mobil yang disetir sendiri Irwandi. Jalan yang dilalui kendaraan sempat mengalami kemacetan beberapa saat.
Konvoi itu berakhir di rumah Irwandi di kawasan Lamprit Banda Aceh. Di sini, bekas juru propaganda Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu menjamu massanya.
Pengurus Pusat Tim sukses pasangan Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan, Oki Rahmatna Tiba mengatakan, penyambutan ini adalah bentuk antusiasme masyarakat terhadap kepemimpinan Irwandi selama lima tahun di Aceh. "Bagi kami Irwandi masih Gubernur dan akan lagi menjadi Gubernur," ujarnya kepada wartawan di Aceh, Jumat (10/2/2012).
Di hadapan massa pendukungnya, Irwandi mengaku tidak pernah berambisi menjadi pemimpin, karena dari kecil sama sekali tidak pernah punya pengalaman memimpin. "Waktu sekolah, saya tidak pernah menjadi ketua kelas, juga tidak pernah terlibat dalam organisasi-organisasi," terangnya.
Dia mengaku, mencalonkan diri karena desakan rakyat dan ingin mempertahankan perdamaian Aceh yang masih rapuh. "Kalau semua bisa mempertahankan damai ini, saya tentu tidak akan mau lagi memimpin," terangnya.
Dia berpesan kepada tim suksesnya, agar mewujudkan Pilkada damai, jangan menghalalkan segala cara untuk meraih dukungan masyarakat. Bentuk kezaliman dalam Pilkada harus dicegah dan dilawan. (san)
Tarmizi Abdul Karim merupakan sosok terpilih memimpin Aceh untuk beberapa waktu kedepan. Tarmizi pernah menjabat sebagai Bupati Aceh Utara periode 1998-2004 dan juga pernah menjadi Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur periode 3 Juli 2008 - 17 Desember 2008.
Saat kembali ke Aceh, Irwandi sudah ditunggu oleh massa pendukungnya di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar. Irwandi meletakkan jabatannya secara terhormat dan maju dalam Pemilihan Gubernur Aceh 2012 dari jalur perseorangan.
Seturunnya dari pesawat, Irwandi beserta massa pendukung yang sudah menunggu melakukan konvoi dari Bandara mengelilingi Kota Banda Aceh.
Seratusan mobil dan sepeda motor yang berstempel gambar-gambar Irwandi bersama pasangannya Muhyan Yunan mengekor mengikuti mobil yang disetir sendiri Irwandi. Jalan yang dilalui kendaraan sempat mengalami kemacetan beberapa saat.
Konvoi itu berakhir di rumah Irwandi di kawasan Lamprit Banda Aceh. Di sini, bekas juru propaganda Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu menjamu massanya.
Pengurus Pusat Tim sukses pasangan Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan, Oki Rahmatna Tiba mengatakan, penyambutan ini adalah bentuk antusiasme masyarakat terhadap kepemimpinan Irwandi selama lima tahun di Aceh. "Bagi kami Irwandi masih Gubernur dan akan lagi menjadi Gubernur," ujarnya kepada wartawan di Aceh, Jumat (10/2/2012).
Di hadapan massa pendukungnya, Irwandi mengaku tidak pernah berambisi menjadi pemimpin, karena dari kecil sama sekali tidak pernah punya pengalaman memimpin. "Waktu sekolah, saya tidak pernah menjadi ketua kelas, juga tidak pernah terlibat dalam organisasi-organisasi," terangnya.
Dia mengaku, mencalonkan diri karena desakan rakyat dan ingin mempertahankan perdamaian Aceh yang masih rapuh. "Kalau semua bisa mempertahankan damai ini, saya tentu tidak akan mau lagi memimpin," terangnya.
Dia berpesan kepada tim suksesnya, agar mewujudkan Pilkada damai, jangan menghalalkan segala cara untuk meraih dukungan masyarakat. Bentuk kezaliman dalam Pilkada harus dicegah dan dilawan. (san)
()