Wartawan Aceh Timur dianiaya di Mapolsek
A
A
A
Sindonews.com - Aksi penganiayaan terhadap wartawan terjadi menjelang peringatan Hari Pers Nasional (HPN). Basri Razali (34) mengaku wartawan Radar Nusantara di Aceh Timur, dianiaya oleh kontraktor karena menyorot jalan berdebu yang meresahkan warga.
Parahnya, penganiayaan dilakukan dua lelaki ini terjadi di Mapolsek Banda Alam, Aceh Timur. Seorang pelaku diketahui bernama Sulaiman, rekanan proyek jalan di Gampong Keude Geureubak, Kecamatan Banda Alam yang dikeluhkan warga.
Pemukulan yang terjadi pada Selasa (7/2) lalu, menurut Basri, ikut disaksikan Kapolsek dan anggotanya. “Tidak ada upaya pembelaan dari polisi,” katanya saat dihubungi wartawan dari Banda Aceh, Kamis (9/2/2012).
Polisi baru melerai setelah wartawan media online dan tabloid mingguan itu jatuh usai mendapat beberapa kali pukulan dari kedua pelaku. Awalnya Basri mendapat keluhan dari masyarakat atas kerusakan jalan di sana yang saat cuaca kering debu beterbangan, sehingga sangat mengganggu warga.
Padahal anggaran dari dana otonomi khusus diberikan pemerintah pusat kepada Aceh sudah dialokasikan untuk pembangunan jalan itu. Dia kemudian mengonfirmasi melalui telepon kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Aceh Timur, Yusuf Adam, menanyakan kejelasan jalan. Yusuf menjelaskan jalan itu akan segera diaspal.
Basri kemudian mengabarkan hal itu kepada warga sedang nongkrong di warung kopi kampung tersebut. Berselang beberapa saat, seseorang yang mengaku bernama Sulaiman mengajaknya bertemu. Sulaiman mengaku kontraktor pembangunan jalan itu.
Karena tak mau bertemu, beberapa saat kemudian Sulaiman bersama seorang temannya menemui Basri dan memintanya naik ke mobil. “Saya katakan kalau ingin berbicara di sini saja. Tapi, mereka tidak mau karena di situ banyak warga. Lalu mereka mengajak ke Polsek,” sebut Basri.
Mereka menuju ke Mapolsek Banda Alam, namun Basri menggunakan sepeda motornya berangkat. Sesaat tiba di Mapolsek, Sulaiman dibantu temannya langsung menghajar Basri. “Jangan macam-macam kamu. Apa urusannya kamu menelpon pak Yusuf Adam,” ujar Sulaiman seperti ditiru Basri.
Basri mencoba menjelaskan bahwa dia hanya menanyakan kondisi jalan karena ada keluhan warga, namun pelaku tak menggubrisnya, malah makin beringas. Polisi hanya menyaksikan pemukulan atas dirinya dan baru melerai ketika dia terjatuh.
“Sangat saya sesalkan. Kenapa polisi diam saja melihat pemukulan atas diri saya. Jika di kantor polisi saja mereka berani berbuat seperti ini, bagaimana di tempat lain,” kata Basri.
Celakanya lagi usai pemukulan, polisi tak menahan kedua tersangka melainkan membiarkan keduanya meninggalkan Mapolsek begitu saja. Basri sendiri terpaksa harus keluar untuk melaporkan kejadian menimpanya ke Mapolres Aceh Timur. Dia kemudian divisum di RSUD Idi.
Akibat pemukulan, Basri mengaku wajahnya memar, nyeri di bagian telinga kanan, serta pusing-pusing dan belum berani keluar rumah karena trauma. Dia meminta polisi menyelesaikan kasus menimpanya secara hukum.
Sementara itu Kapolres Aceh Timur, AKBP Iwan Eka Putra belum bisa memberi keterangan atas kasus ini, karena dia masih berada di Banda Aceh menunggu serah terima jabatan dari Kapolres sebelumnya.
Eka baru dilantik Rabu kemarin oleh Kapolda Aceh Irjen Iskandar Hasan sebagai Kapolres Aceh Timur, menggantikan AKBP Ridwan Usman. “Saya masih rapat,” sebut dia singkat saat ditelpon wartawan.
Parahnya, penganiayaan dilakukan dua lelaki ini terjadi di Mapolsek Banda Alam, Aceh Timur. Seorang pelaku diketahui bernama Sulaiman, rekanan proyek jalan di Gampong Keude Geureubak, Kecamatan Banda Alam yang dikeluhkan warga.
Pemukulan yang terjadi pada Selasa (7/2) lalu, menurut Basri, ikut disaksikan Kapolsek dan anggotanya. “Tidak ada upaya pembelaan dari polisi,” katanya saat dihubungi wartawan dari Banda Aceh, Kamis (9/2/2012).
Polisi baru melerai setelah wartawan media online dan tabloid mingguan itu jatuh usai mendapat beberapa kali pukulan dari kedua pelaku. Awalnya Basri mendapat keluhan dari masyarakat atas kerusakan jalan di sana yang saat cuaca kering debu beterbangan, sehingga sangat mengganggu warga.
Padahal anggaran dari dana otonomi khusus diberikan pemerintah pusat kepada Aceh sudah dialokasikan untuk pembangunan jalan itu. Dia kemudian mengonfirmasi melalui telepon kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Aceh Timur, Yusuf Adam, menanyakan kejelasan jalan. Yusuf menjelaskan jalan itu akan segera diaspal.
Basri kemudian mengabarkan hal itu kepada warga sedang nongkrong di warung kopi kampung tersebut. Berselang beberapa saat, seseorang yang mengaku bernama Sulaiman mengajaknya bertemu. Sulaiman mengaku kontraktor pembangunan jalan itu.
Karena tak mau bertemu, beberapa saat kemudian Sulaiman bersama seorang temannya menemui Basri dan memintanya naik ke mobil. “Saya katakan kalau ingin berbicara di sini saja. Tapi, mereka tidak mau karena di situ banyak warga. Lalu mereka mengajak ke Polsek,” sebut Basri.
Mereka menuju ke Mapolsek Banda Alam, namun Basri menggunakan sepeda motornya berangkat. Sesaat tiba di Mapolsek, Sulaiman dibantu temannya langsung menghajar Basri. “Jangan macam-macam kamu. Apa urusannya kamu menelpon pak Yusuf Adam,” ujar Sulaiman seperti ditiru Basri.
Basri mencoba menjelaskan bahwa dia hanya menanyakan kondisi jalan karena ada keluhan warga, namun pelaku tak menggubrisnya, malah makin beringas. Polisi hanya menyaksikan pemukulan atas dirinya dan baru melerai ketika dia terjatuh.
“Sangat saya sesalkan. Kenapa polisi diam saja melihat pemukulan atas diri saya. Jika di kantor polisi saja mereka berani berbuat seperti ini, bagaimana di tempat lain,” kata Basri.
Celakanya lagi usai pemukulan, polisi tak menahan kedua tersangka melainkan membiarkan keduanya meninggalkan Mapolsek begitu saja. Basri sendiri terpaksa harus keluar untuk melaporkan kejadian menimpanya ke Mapolres Aceh Timur. Dia kemudian divisum di RSUD Idi.
Akibat pemukulan, Basri mengaku wajahnya memar, nyeri di bagian telinga kanan, serta pusing-pusing dan belum berani keluar rumah karena trauma. Dia meminta polisi menyelesaikan kasus menimpanya secara hukum.
Sementara itu Kapolres Aceh Timur, AKBP Iwan Eka Putra belum bisa memberi keterangan atas kasus ini, karena dia masih berada di Banda Aceh menunggu serah terima jabatan dari Kapolres sebelumnya.
Eka baru dilantik Rabu kemarin oleh Kapolda Aceh Irjen Iskandar Hasan sebagai Kapolres Aceh Timur, menggantikan AKBP Ridwan Usman. “Saya masih rapat,” sebut dia singkat saat ditelpon wartawan.
()