Wabah DBD mengancam pada Februari-Maret
A
A
A
Sindonews.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi selatan memperkirakan puncak wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) akan berlangsung Februari hingga Maret mendatang. Pada bulan itu hujan di Sulsel diperkirakan akan turun terus-menerus.
Kondisi musim hujan dengan intensitas curah yang tinggi itu diperkirakan akan disertai munculnya ancaman nyamuk aedes aegypti. Kepala Dinkes Sulsel Rachmat Latief mengimbau kepada seluruh kabupaten/kota untuk mengintensifkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di sekitar permukiman warga.
“Secara umum,di musim kemarau nyamuk mulai bertelur. Masuk musim hujan, telur nyamuk mulai menetas. Inilah yang kemudian bisa menyebabkan penyakit DBD.Makanya, kami minta pemerintah daerah mengintensifkan PSN,” ujar dia kemarin.
Menurut dia, PSN cukup efektif untuk menghindari menetasnya telur nyamuk serta membunuh nyamuk dewasa yang bisa mengabikatkan penyakit DBD. Rachmat mengatakan, DBD bisa mematikan lantaran bisa membuat pembuluh darah bocor dan menurunnya trombosit.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk memberantas penyebaran penyakit DBD di wilayah masing-masing. Paling tidak, masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, yakni menguras bak air, menutup tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk, dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air.
Saat disinggung mengenai anggaran yang disiapkan untuk antisipasi DBD di 2012, Rachmat menolak menerangkannya secara rinci. Dia mengakui, dana tersebut disiapkan dalam anggaran antisipasi penyakit secara keseluruhan.
“Saya tidak terlalu hafal angkanya.Yang jelas,kita juga siapkan anggaran jika sewaktu- waktu penyakit DBD ini menjadi KLB (kejadian luar biasa). Angkanya juga saya lupa,” jelas dia.
Dia menambahkan, bagi warga yang membutuhkan pertolongan pertama DBD,bisa memanfaatkan layanan puskesmas yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan di Sulsel.
“Di puskesmas tidak dipungut bayaran. Sepanjang dia penduduk Sulsel, pasti gratis. Di tempat itu juga bisa diinfus. Kami sudah siapkan anggarannya,” jelas dia.
Khusus di Kota Makassar,sepanjang 2011 tercatat sedikitnya 80 warga menderita penyakit yang rawan merebak memasuki musim penghujan ini. Sebelumnya,Kepala Dinas Kesehatan Makassar Naisya Tun Azikin mengaku,pihaknya terus memantau perkembangan jumlah penderita. (wbs)
Kondisi musim hujan dengan intensitas curah yang tinggi itu diperkirakan akan disertai munculnya ancaman nyamuk aedes aegypti. Kepala Dinkes Sulsel Rachmat Latief mengimbau kepada seluruh kabupaten/kota untuk mengintensifkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di sekitar permukiman warga.
“Secara umum,di musim kemarau nyamuk mulai bertelur. Masuk musim hujan, telur nyamuk mulai menetas. Inilah yang kemudian bisa menyebabkan penyakit DBD.Makanya, kami minta pemerintah daerah mengintensifkan PSN,” ujar dia kemarin.
Menurut dia, PSN cukup efektif untuk menghindari menetasnya telur nyamuk serta membunuh nyamuk dewasa yang bisa mengabikatkan penyakit DBD. Rachmat mengatakan, DBD bisa mematikan lantaran bisa membuat pembuluh darah bocor dan menurunnya trombosit.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk memberantas penyebaran penyakit DBD di wilayah masing-masing. Paling tidak, masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, yakni menguras bak air, menutup tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk, dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air.
Saat disinggung mengenai anggaran yang disiapkan untuk antisipasi DBD di 2012, Rachmat menolak menerangkannya secara rinci. Dia mengakui, dana tersebut disiapkan dalam anggaran antisipasi penyakit secara keseluruhan.
“Saya tidak terlalu hafal angkanya.Yang jelas,kita juga siapkan anggaran jika sewaktu- waktu penyakit DBD ini menjadi KLB (kejadian luar biasa). Angkanya juga saya lupa,” jelas dia.
Dia menambahkan, bagi warga yang membutuhkan pertolongan pertama DBD,bisa memanfaatkan layanan puskesmas yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan di Sulsel.
“Di puskesmas tidak dipungut bayaran. Sepanjang dia penduduk Sulsel, pasti gratis. Di tempat itu juga bisa diinfus. Kami sudah siapkan anggarannya,” jelas dia.
Khusus di Kota Makassar,sepanjang 2011 tercatat sedikitnya 80 warga menderita penyakit yang rawan merebak memasuki musim penghujan ini. Sebelumnya,Kepala Dinas Kesehatan Makassar Naisya Tun Azikin mengaku,pihaknya terus memantau perkembangan jumlah penderita. (wbs)
()