Ribuan warga berebut tujuh gunungan

Senin, 06 Februari 2012 - 08:49 WIB
Ribuan warga berebut tujuh gunungan
Ribuan warga berebut tujuh gunungan
A A A
Sindonews.com – Ribuan warga Yogyakarta kemarin rela berdesakkan demi ngalap berkah atau mendapatkan berkah dari tujuh gunungan hasil bumi pada Grebeg Maulud di halaman Masjid Besar Kauman Keraton Yogyakarta.Kondisi serupa juga terjadi di Keraton Kasunan Solo. Gunungan tersebut merupakan sedekah dari Raja Keraton Yogyakarta yang dikeluarkan tiap peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad.

Tahun ini, Raja Keraton Yogyakarta membuat tujuh gunungan. Di antaranya Gunungan Lanang (pria), Wadon (perempuan), Gepak,Darat dan Pawohan. ”Mulai tahun lalu ada tambahan untuk Gunungan Lanang dibuat tiga buah.” ”Satu untuk diperebutkan di Pura Pakualaman,satu di Kepatihan dan satu bersama dengan empat gunungan yang lain di perebutkan di halaman Masjid Agung,”tutur adik Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X,GBPH Prabukusumo.

Prosesi yang dikenal dengan Grebeg Maulud ini merupakan puncak dari sekaten. Satu dari tujuh gunungan ini, kemarin siang dibawa ke kompleks Kepatihan Yogyakarta. Gunungan Kakung ini diarak dari keraton melintasi Jalan Malioboro dikawal Bregodo Bugis. Pada barisan pertama,ada dua ekor gajah disusul Bregodo Bugis, rombongan Sipat Bupati Keraton, Gunungan Kakung, dan penutup juga Bregodo Bugis.

Gunungan ini, diserahkan oleh Utusan Dalem Raja Kraton Yogyakarta,Tumenggung KRT Wardo Jayeng Pragalgo dan diterima oleh Sekda DIY Ichsanuri. Usai diterima, gunungan ini didoakan oleh abdi dalem Abu Nawawi. Penambahan dua gunungan lanang dan lokasi perebutan, membuat perayaan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad berlangsung lebih tertib.

Jika biasanya sebelum penghulu Keraton Yogyakarta selesai mendoakan gunungan telah habis, kemarin prosesi ngalap berkah baru dilakukan setelah Penghulu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat KRT Ahmad Muhsin Kamaludiningrat selesai membacakan doa.Tanpa dikomando, ribuan warga yang sudah memadati halaman masjid agung sejak pukul 09.00 WIB langsung merebut kelima gunungan. Tidak lebih dari lima belas menit,gunungan ini ludes diperebutkan masyarakat.

Bahkan bambu yang digunakan untuk mengusungpun,tidak luput dibawa warga. Mereka meyakini, apa yang diperolehakan mendatangkan kemudahan dalam rezeki. ”Upacara GrebegMauludini adalah salah satu bentuk rasa syukur dari Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang diwujudkan dalam sedekah berupa hasil bumi,”ujar Kamaludiningrat.

Sementara itu,ribuan warga Solo telah memadati halaman Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (KeratonSolo) sejakpukul08.00 WIB.Mereka dengan sabar menunggu kedatangan gunungan yang mulai diarak dari dalam keraton ke kawasan masjid. Salah satu warga Gawok, Kabupaten Sukoharjo, Midut, 40,mengaku rela menunggu sejak pagi.”Dari pagi pukul 06.00 WIB saya berangkat dari rumah dengan mengendarai sepeda.

Tujuannya supaya dapat tempat bagus dan bisa menjangkau dua pasang gunungan dari Keraton Solo,”ujar Midut. Pengageng Museum dan Pariwisata Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Puger mengatakan, gunungan tersebut merupakan persembahan wilujengan dari Raja Keraton Kasunanan Surakarta kepada rakyatnya.

Dua gunungan ini dipersembahkan untuk menyambut Maulid Nabi. Prosesi Grebeg Maulud ini dimanfaatkan para pencopet. Tercatat ada 20 warga yang menjadi korban pencopetan. Kasatreskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Donny Siswoyo mengatakan, rata-rata korban kehilangan dompet saat berdesak-desakan. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8602 seconds (0.1#10.140)