Kota Cirebon waspada banjir

Jum'at, 03 Februari 2012 - 20:39 WIB
Kota Cirebon waspada...
Kota Cirebon waspada banjir
A A A
Sindonews.com - Banjir disertai angin kencang dan petir kembali melanda Kota Cirebon, setelah didahului hujan deras yang turun sejak siang hari. Wali Kota Cirebon Subardi meminta semua pihak waspada antisipasi dampak buruk kemungkinan banjir yang lebih besar.

Warga kembali mengalami kepanikan saat banjir yang menggenang jalan-jalan kota mulai memasuki rumah mereka, sekitar pukul 16.00 WIB, Jumat (3/2/2012). Sebagian di antara mereka memutuskan mengungsi ke tempat lain yang tidak tergenang banjir.

Genangan air terparah pun masih terjadi di sekitar pusat kota maupun daerah rendah lainnya. Berdasarkan informasi, kawasan yang banjir di antaranya Perumnas di Kelurahan Larangan maupun Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Jalan Pemuda, juga Cipto Mangunkusumo, di Kecamatan Kesambi.

Banjir yang mengepung daerah berjuluk Kota Wali pada dua hari terakhir sejak Kamis (2/2) petang kemarin disebutnya sebagai kejadian terparah. Selain genangan air yang rata-rata mencapai tinggi satu meter, penyerta hujan berupa angin dan petir juga menjadi salah satu indikator parahnya kejadian tersebut.

Meski begitu, hingga pihaknya belum merilis jumlah kerugian materil maupun data-data lengkap lain. Hanya saja, berdasarkan laporan lisan yang diterimanya, banjir pada Kamis sebelumnya telah mengakibatkan sebuah rumah di Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, ambruk diduga akibat fondasi rumah yang tak kuat.

Selain itu, kerusakan infrastruktur terutama pada saluran drainase di sekitar SMAN 4 Jalan Perjuangan sepanjang 10 meter dengan perkiraan kerugian Rp3 miliar, pengelupasan Jalan Terusan Pemuda sepanjang 30meter dengan luas 60 meter dan diperkirakan kerugian Rp60 juta.

"Selama saya di sini, kejadian ini yang terparah. Saya minta semua pihak juga mengantisipasi kemungkinan datangnya banjir lain karena ini tugas kita bersama," tutur dia saat dijumpai di Markas Korem Sunan Gunung Jati, Jalan Brigjend Dharsono, Kota Cirebon.

Dalam kesempatan itu, dia sekaligus meminta maaf kepada masyarakat jika dinilai belum optimal. Pihaknya mengaku tidak memperkirakan banjir sebesar itu sebelumnya.

Kapolres Cirebon AKBP Asep Edi Suheri dalam kesempatan yang sama menyatakan telah memerintah seluruh jajaran kepolisian untuk siaga. "Kami siagakan dua perahu karet untuk proses evakuasi warga yang membutuhkan bantuan melalui koordinasi dengan Satkorlak dan muspida lainnya," ungkap dia.

Pemkot Cirebon sendiri sejauh ini telah mendirikan posko kesehatan yang dipusatkan di Dinas Kesehatan. Selain itu, didirikan pula posko kesehatan siaga di tiga titik yakni Puskesmas Kejaksan, Gunungsari, dan Sukapura.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) Kota Cirebon Wahyo membenarkan banjir telah membuat permukaan jalan mengelupas.

Selain itu, tekanan air yang besar juga menyebabkan jalan-jalan berlubang serta drainase ambrol. "Selain curah hujan tinggi, air laut juga saat itu sedang pasang hingga aliran dari sungai ke laut menjadi lambat," beber dia.

Kondisi sungai diperparah dengan sedimentasi yang tinggi. Dia menyebut, hampir semua sungai di Kota Cirebon mengalami pendangkalan. Pihaknya mengaku sudah merencanakan pengerukan sedimentasi untuk menormalisasi sungai. "Di antaranya Sungai Kalijaga, Kesunean, Sukalila, juga Kedung Pane," tambah dia.

Terpisah, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, yang membawahi wilayah Cirebon, Efendi menerangkan, pasang air laut sebenarnya berlangsung normal. Hanya saja, ditambah cuaca ekstrem di Cirebon berupa tingginya intensitas curah hujan menyebabkan banjir mengepung Kota Cirebon.

"Intensitas curah hujan tergolong sangat tinggi yakni 130 mm/hari atau di atas 25 mm/jam. Inilah yang menjadi penyebab banjir tersebut," papar dia.

Ditambahkannya, kondisi intensitas curah hujan tinggi diperkirakan sampai akhir Febuari-awal Maret. Kondisi cuaca ekstrem seperti Kamis kemarin, lanjut dia, diperkirakan berlangsung satu hingga dua minggu ke depan.

Menurut dia, hal ini dipicu karena di perairan wilayah Australia bagian utara terdapat tekanan rendah. Sehingga, menyebabkan adanya pumpunan angin yang memanjang dari Sumatera Selatan, Jawa, sampai Nusa Tenggara Timur.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6329 seconds (0.1#10.140)