Kapolda NTB jamin polisi tak asal tembak
A
A
A
Sindonews.com - Kasus Bima dibahas dalam rapat Komisi III DPR. Sejauh mana penanganannya, Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigjen Pol Arief Wachyunadi pun diundang DPR untuk menjelaskan.
Di depan wakil rakyat ini, Kapolda NTB mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan kerusuhan dan larinya tahanan dari Rutan Raba, Bima.
Dalam kerusuhan itu, menurut Kapolda anak buahnya telah melaksanakan tugas sesuai standard operasional prosedur (SOP) dengan tetap memperhatikan Hak Asasi Manusia (HAM). Tidak ada anggota polisi melakukan penembakan ataupun pembunuhan terhadap pengunjuk rasa.
Namun, Kapolda NTB ini tak menampik jika saat kerusuhan terjadi ada dua orang meninggal dunia.
"Kami masih menyelidiki, kalau ada yang meninggal memang iya, tapi saya jamin anak buah tidak melakukan penembakan atau pembunuhan terhadap pengunjuk rasa. Itu bisa dibuktikan dari hasil visum, tidak ditemukan proyektil, kalau luka tembus memang ada, tapi tembus karena apa kami semua belum tahu, nakal kamu masih menunggu uji balistik," papar Kapolda NTB di ruang rapat kerja Komisi III DPR, Jakarta, Rabu (1/2/2012).
Soal senjata, diakui Kapolda beberapa anggota menggunakan senjata. Namun senjata itu hanya menggunakan peluru karet.
Sedangkan tahanan kabur menurut Kapolda NTB ini terjadi saat unjuk rasa digelar warga Lambu. Unjuk rasa itu berbuntut anarkis. Setelah membakar kantor bupati, massa juga membakar kantor KPU Bima lalu membebaskan tanahan di Rutan Riba, Bima.
Para tahanan yang kabur itu jumlahnya 50 orang, 39 di antaranya pelaku pemblokiran Pelabuhan Sape sedangkan 9 orang pelaku pembakaran alat-lata kantor DPRD Bima dan dua lagi pelaku pembakaran kantor Kecamatan Lambu dan pelaku pemblokiran pelabuhan.
"Saat mereka (tahanan) dibebaskan pengunjuk rasa, 30 orang berhasil kami halau, namun 20 lainnya menghilang. Sampai hari ini ada tujuh orang sudah menyerahkan diri," ungkap jenderal bintang satu itu. (lin)
Di depan wakil rakyat ini, Kapolda NTB mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan kerusuhan dan larinya tahanan dari Rutan Raba, Bima.
Dalam kerusuhan itu, menurut Kapolda anak buahnya telah melaksanakan tugas sesuai standard operasional prosedur (SOP) dengan tetap memperhatikan Hak Asasi Manusia (HAM). Tidak ada anggota polisi melakukan penembakan ataupun pembunuhan terhadap pengunjuk rasa.
Namun, Kapolda NTB ini tak menampik jika saat kerusuhan terjadi ada dua orang meninggal dunia.
"Kami masih menyelidiki, kalau ada yang meninggal memang iya, tapi saya jamin anak buah tidak melakukan penembakan atau pembunuhan terhadap pengunjuk rasa. Itu bisa dibuktikan dari hasil visum, tidak ditemukan proyektil, kalau luka tembus memang ada, tapi tembus karena apa kami semua belum tahu, nakal kamu masih menunggu uji balistik," papar Kapolda NTB di ruang rapat kerja Komisi III DPR, Jakarta, Rabu (1/2/2012).
Soal senjata, diakui Kapolda beberapa anggota menggunakan senjata. Namun senjata itu hanya menggunakan peluru karet.
Sedangkan tahanan kabur menurut Kapolda NTB ini terjadi saat unjuk rasa digelar warga Lambu. Unjuk rasa itu berbuntut anarkis. Setelah membakar kantor bupati, massa juga membakar kantor KPU Bima lalu membebaskan tanahan di Rutan Riba, Bima.
Para tahanan yang kabur itu jumlahnya 50 orang, 39 di antaranya pelaku pemblokiran Pelabuhan Sape sedangkan 9 orang pelaku pembakaran alat-lata kantor DPRD Bima dan dua lagi pelaku pembakaran kantor Kecamatan Lambu dan pelaku pemblokiran pelabuhan.
"Saat mereka (tahanan) dibebaskan pengunjuk rasa, 30 orang berhasil kami halau, namun 20 lainnya menghilang. Sampai hari ini ada tujuh orang sudah menyerahkan diri," ungkap jenderal bintang satu itu. (lin)
()