Keruk sungai, Pemkot Surabaya kucurkan Rp24 M

Rabu, 01 Februari 2012 - 02:24 WIB
Keruk sungai, Pemkot Surabaya kucurkan Rp24 M
Keruk sungai, Pemkot Surabaya kucurkan Rp24 M
A A A
Sindonews.com - Pemkot Surabaya benar-benar lamban dalam penanggulangan banjir kota. Buktinya, pendangkalan kali yang sudah terjadi selama puluhan tahun baru dilakukan pengerukan hari ini.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, pendangkalan sungai di sekitar Banyu Urip sampai Benowo memang lama tak dikeruk. Makanya, aliran air yang deras meluber ke permukaan tanah. “Tapi ini sudah kami lakukan pengerukan. Jadi tak perlu cemas,” ujar Risma, Selasa (31/1/2012).

Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) itu melanjutkan, pihaknya juga menambah pompa baru di kawasan Balongsari dan Kandangan. Kedua pompa itu dijadikan alat pencegahan banjir sementara sembari menunggu pengerukan selesai dilakukan.

Sampai kemarin, banjir masih terjadi di Surabaya Barat. Warga yang tinggal di Balongsari, Kandangan, sampai Pakal masih dilanda genangan air setinggi mata kaki. Beberapa warga juga terus membentengi rumahnya dari aliran air yang terus terjadi ketika hujan turun.

Julianto, salah satu warga Balongsari Tama mengatakan, sudah tiga hari ini rumahnya digenang air. Ketinggian air tak bisa diprediksi, setiap hujan datang air selalu saja mengenang di pemukiman. “Sekarang tiap pinggir rumah ditumpuki pasir untuk mencegah air masuk. Sekarang saja di rumah masih ada genangan air sampai mata kaki,” ujar Julianto.

Pria berkacamata itu melanjutkan, genangan paling parah terjadi di ruas jalan masuk ke rumahnya. Setidaknya genangan air masih ada selutut orang dewasa. Kondisi itu membuat dirinya serta keluarganya kesulitan dalam menjalani hidup.

“Genangan memang cepat surut, tapi juga cepat untuk datang. Hujan yang deras langsung membanjiri,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati menuturkan, saluran irigasi di Surabaya Barat menang kurang ideal. Ketinggian jalan lebih rendah dari saluran air yang ada di sana. “Makanya tak heran kalau genangan air selalu saja datang ketika hujan turun,” ungkapnya.

Sepanjang 2011, lanjutnya, penangan banjir tak bisa dilakukan secara maksimal. Beberapa proyek penanganan banjir gagal terwujud karena anggaran yang ada tak turun. Sepanjang 2012 ini, dia mengaku memiliki anggaran Rp24 miliar untuk penanganan banjir. “Pengerukan dan penambahan pompa menjadi konsentrasi kami,” imbuhnya.

Selain itu, pemkot juga menitikberatkan pada penanganan kali Lamong yang kerap meluap dan membanjiri Surabaya Barat. Beberapa daerah lain seperti Gresik dan Lamongan juga diharapkan melakukan upaya yang sama seperti Surabaya dalam merevitalisasi kali Lamong.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5724 seconds (0.1#10.140)