Menkop janji perjuangkan Bandara Lagaligo
A
A
A
Sindonews.com – Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan berjanji memperjuangkan dana pengembangan Bandar Udara (Bandara) Lagaligo di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu.
Janji tersebut disampaikan Syarief Hasan saat berkunjung ke Luwu bersama dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bahrum Daido dan Andi Timo Pangerang, Sabtu (28/1). Dia terkesima saat mendarat bersama rombongan Bandara Lagaligo. Baru pertama kali, menteri kelahiran Palopo ini pulang kampung bersama istrinya Inggrid Kansil, naik pesawat Sabang Merauke Air jenis PK-ZAV.
Biasanya, dia ke Luwu menempuh jalur darat dari Makassar dengan lama perjalanan 8 jam. Setelah dapat diretas melalui jalur udara, jarak tempuh Makassar-Luwu hanya sekitar 45 menit.
"Luwu Raya mulai berkembang setelah Bandara Lagaligo dapat diterbangi pesawat dari Makassar-Palopo. Ini kemajuan luar biasa," kata Syarief setelah disambut Wali Kota Palopo HPA Tenriadjeng bersama sejumlah pejabat teras Pemkot Palopo.
Menurut Syarief, Bandara Lagaligo sangat strategis karena hanya berjarak sekitar 17 kilometer dari pusat Kota Palopo. Bandara ini juga masih bisa dikembangkan menjadi bandara terbesar kedua di Sulsel, setelah Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros.
Sebagai Dewan Pembina DPP Partai Demokrat, Syarief meminta khusus kepada anggota Komisi V DPR yang membidangi infrastruktur/pekerjaan umum, Bahrum Daido, memperjuangkan dana pengembangan Bandara Lagaligo di APBN 2012.
Dia berjanji, sebagai salah satu orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), akan memperjuangkan pengucuran dana besar untuk pengembangan bandara tersebut di tahun terakhir pemerintahan Presiden SBY melalui Menteri Perhubungan.
"Saya bersama-sama Pak Bahrum Daido dan Andi Timo Pangerang, akan mengupayakan dana pengembangan Bandara Lagaligo lewat Kementerian Perhubungan agar dikembangkan menjadi bandara terbesar kedua di Sulsel," ujar dia.
Syarief menambahkan, Luwu Raya, mulai Kabupaten Luwu, Kota Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur, akan berkembang pesat dalam berbagai sektor pembangunan, termasuk iklim investasi, jika Bandara Lagaligo bisa dilayani rute penerbangan langsung dari Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia.
Menurut dia, kendala yang dihadapi investor selama ini untuk menanamkan modal di wilayah Luwu Raya, karena transportasi darat yang cukup jauh dan memakan waktu sekitar delapan jam. "Kalau penerbangan langsung Jakarta- Luwu bisa dilayani Bandara Lagaligo, Luwu Raya akan berkembang lebih pesat, terutama dalam bidang perekonomian," tandas Syarief.
Anggota DPR Bahrum Daido mengungkapkan, Komisi V siap mengusulkan anggaran pengembangan Bandara Lagaligo dalam APBN 2012. Namun pengembangan bandara ini masih terkendala status kepemilikan aset. Menurut dia, dana pengembangan bandara sebagai salah satu infrastruktur vital di daerah, sulit dikembangkan melalui dana pusat jika masih berstatus aset pemerintah kabupaten (pemkab).
Dana bantuan pengembangan infrastruktur bisadicairkanjikaberstatusaset pemerintah provinsi (pemprov). "Ini kendala yang dihadapi Bandara Lagaligo, sehingga kami kesulitan mengusulkan dana pengembangan infrastruktur. Saya sudah sampaikan kepada Bupati Luwu Andi Mudzakkar agar secepatnya menyelesaikan status kepemilikan Bandara Lagaligo ke Pemprov Sulsel," ungkap Bahrum.
Meski begitu, anggota DPR RI yang berasal dari Luwu Raya ini,berjanji memperjuangkan dana pengembangan Bandara Lagaligo lewat Komisi V. Terutama, dana pengembangan runway bandara yang membutuhkan pelebaran agar pesawat berbadan besar bisa mendarat. Berdasarkan peninjauan Bahrum dan Andi Timo Pangerang, landasan pacu Bandara Lagaligo sangat layak dile-barkan.
Sebab lahan di sekitar runaway masih luas, sekitar 5 hektare lebih. Landasan pacu Bandara Lagaligo saat ini sepanjang 1.400 meter. "Landasan pacu Bandara Lagaligo masih bisa dikembangkan menjadi 3.100 meter, sehingga bisa didarati pesawat berbadan besar," tandas Bahrum.
Seperti diketahui, Menkop UKM Syarief Hasan mengadakan kunjungan kerja selama satu hari di Palopo untuk menghadiri Milad ke-14 dan wisuda ke- 6 Universitas Andi Jemma Palopo.
Syarief juga menyempatkan waktunya mengunjungi pabrik pengolahan coklat di Kawasan Industri Palopo (KIPA) dan rumput laut di pesisir Balandai Palopo yang telah diekspor ke Jepang, Malaysia, dan China. (san)
Janji tersebut disampaikan Syarief Hasan saat berkunjung ke Luwu bersama dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bahrum Daido dan Andi Timo Pangerang, Sabtu (28/1). Dia terkesima saat mendarat bersama rombongan Bandara Lagaligo. Baru pertama kali, menteri kelahiran Palopo ini pulang kampung bersama istrinya Inggrid Kansil, naik pesawat Sabang Merauke Air jenis PK-ZAV.
Biasanya, dia ke Luwu menempuh jalur darat dari Makassar dengan lama perjalanan 8 jam. Setelah dapat diretas melalui jalur udara, jarak tempuh Makassar-Luwu hanya sekitar 45 menit.
"Luwu Raya mulai berkembang setelah Bandara Lagaligo dapat diterbangi pesawat dari Makassar-Palopo. Ini kemajuan luar biasa," kata Syarief setelah disambut Wali Kota Palopo HPA Tenriadjeng bersama sejumlah pejabat teras Pemkot Palopo.
Menurut Syarief, Bandara Lagaligo sangat strategis karena hanya berjarak sekitar 17 kilometer dari pusat Kota Palopo. Bandara ini juga masih bisa dikembangkan menjadi bandara terbesar kedua di Sulsel, setelah Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros.
Sebagai Dewan Pembina DPP Partai Demokrat, Syarief meminta khusus kepada anggota Komisi V DPR yang membidangi infrastruktur/pekerjaan umum, Bahrum Daido, memperjuangkan dana pengembangan Bandara Lagaligo di APBN 2012.
Dia berjanji, sebagai salah satu orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), akan memperjuangkan pengucuran dana besar untuk pengembangan bandara tersebut di tahun terakhir pemerintahan Presiden SBY melalui Menteri Perhubungan.
"Saya bersama-sama Pak Bahrum Daido dan Andi Timo Pangerang, akan mengupayakan dana pengembangan Bandara Lagaligo lewat Kementerian Perhubungan agar dikembangkan menjadi bandara terbesar kedua di Sulsel," ujar dia.
Syarief menambahkan, Luwu Raya, mulai Kabupaten Luwu, Kota Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur, akan berkembang pesat dalam berbagai sektor pembangunan, termasuk iklim investasi, jika Bandara Lagaligo bisa dilayani rute penerbangan langsung dari Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia.
Menurut dia, kendala yang dihadapi investor selama ini untuk menanamkan modal di wilayah Luwu Raya, karena transportasi darat yang cukup jauh dan memakan waktu sekitar delapan jam. "Kalau penerbangan langsung Jakarta- Luwu bisa dilayani Bandara Lagaligo, Luwu Raya akan berkembang lebih pesat, terutama dalam bidang perekonomian," tandas Syarief.
Anggota DPR Bahrum Daido mengungkapkan, Komisi V siap mengusulkan anggaran pengembangan Bandara Lagaligo dalam APBN 2012. Namun pengembangan bandara ini masih terkendala status kepemilikan aset. Menurut dia, dana pengembangan bandara sebagai salah satu infrastruktur vital di daerah, sulit dikembangkan melalui dana pusat jika masih berstatus aset pemerintah kabupaten (pemkab).
Dana bantuan pengembangan infrastruktur bisadicairkanjikaberstatusaset pemerintah provinsi (pemprov). "Ini kendala yang dihadapi Bandara Lagaligo, sehingga kami kesulitan mengusulkan dana pengembangan infrastruktur. Saya sudah sampaikan kepada Bupati Luwu Andi Mudzakkar agar secepatnya menyelesaikan status kepemilikan Bandara Lagaligo ke Pemprov Sulsel," ungkap Bahrum.
Meski begitu, anggota DPR RI yang berasal dari Luwu Raya ini,berjanji memperjuangkan dana pengembangan Bandara Lagaligo lewat Komisi V. Terutama, dana pengembangan runway bandara yang membutuhkan pelebaran agar pesawat berbadan besar bisa mendarat. Berdasarkan peninjauan Bahrum dan Andi Timo Pangerang, landasan pacu Bandara Lagaligo sangat layak dile-barkan.
Sebab lahan di sekitar runaway masih luas, sekitar 5 hektare lebih. Landasan pacu Bandara Lagaligo saat ini sepanjang 1.400 meter. "Landasan pacu Bandara Lagaligo masih bisa dikembangkan menjadi 3.100 meter, sehingga bisa didarati pesawat berbadan besar," tandas Bahrum.
Seperti diketahui, Menkop UKM Syarief Hasan mengadakan kunjungan kerja selama satu hari di Palopo untuk menghadiri Milad ke-14 dan wisuda ke- 6 Universitas Andi Jemma Palopo.
Syarief juga menyempatkan waktunya mengunjungi pabrik pengolahan coklat di Kawasan Industri Palopo (KIPA) dan rumput laut di pesisir Balandai Palopo yang telah diekspor ke Jepang, Malaysia, dan China. (san)
()