Angin kencang memakan korban jiwa dan rumah
A
A
A
Sindonews.com - Angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten dan Kota Blitar kembali menelan korban. Setelah seorang anak-anak asal Desa Langon, Kecamatan Srengat dan seorang tukang becak warga Kelurahan Jati, Kecamatan Sukorejo tewas, kini juga melenyapkan nyawa Sihmiatun (35), warga Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Sebatang pohon pinus yang roboh menimpa tubuh perempuan yang hendak mencari kayu bakar di wilayah hutan Gunung Gedang, Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari. Luka serius di bagian kepala membuat Sihmiatun tewas seketika di lokasi kejadian.
“Jenazah korban ditemukan warga satu jam setelah kejadian dan langsung dibawa ke RSU Ngudi Waluyo untuk keperluan visum medis," ujar Kasubag Humas Polres Blitar Ajun Komisaris Polisi Wisnu Wardhana kepada wartawan.
Selain menumbangkan sejumlah pohon besar, angin ribut yang belum juga berhenti itu juga merusak puluhan bangunan tempat tinggal dan lokasi dagangan. Di jalan Syodanco Supriyadi Kota Blitar misalnya, angin memporak porandakan sebuah depot makan.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Sebab ketika angin menerjang dengan kencang, pengunjung dan pelayan depot langsung mengambil langkah seribu menjauh dari lokasi. “Kalau tidak pergi tentu akan tertimpa puing bangunan,“ tutur Rahmad seorang warga yang bertempat tinggal di lokasi kejadian.
Di Desa Sumber, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar angin menghancurkan rumah milik Asnan (53) warga setempat serta merontokkan genting puluhan rumah lainya. Tempat tinggal Asnan hancur setelah sebatang pohon salam berukuran lumayan besar roboh dan menimpa bangunan. Untungnya sebelum malapetaka itu terjadi, Asnan dan keluarganya segera mengungsi keluar.
“Kita belum bisa menghitung pasti berapa besar kerugian material. Yang penting semua selamat," tutur Asnan.
Sementara pada saat bersamaan angin kencang juga meluluhlantakkan 16 rumah di wilayah Kabupaten Trenggalek. Sebagian besar kerusakan disebabkan tertimpa pohon tumbang. Sampai saat ini pemerintah daerah setempat masih melakukan pendataan.
“Jika keadaan tidak berubah, kita memperkirakan jumlah kerusakan akan bertambah," ujar Kabag Humas Pemkab Trenggalek Yuli Prianto.
Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek masih melakukan pendataan. Dari sementara yang masuk, kondisi terparah berada di wilayah Kecamatan Karangan dan Pogalan. Selebihnya kerusakan di daerah permukiman yang berada tak jauh dari perbukitan dan hutan.
“Sebagian besar kayu yang roboh jenis sengon laut," terangnya.
Dalam musibah angin kencang yang berlangsung tiga hari terakhir tersebut, seorang pengendara motor tewas. Adnan (48) warga Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri tertimpa pohon sonokeling yang ambruk di Jalan Raya Desa Dermosari, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek.
Korban yang melaju dengan sepeda motor tak bisa menghindar ketika batang keras sonokeling menghantam bagian dada dan kepalanya. Ia tewas seketika di lokasi kejadian.
“Kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 12.30 WIB. Informasinya korban dari Ponorogo hendak pulang ke Kediri," papar Yuli sembari menambahkan warga untuk mewaspadai perubahan alam yang diperkirakan hingga pertengahan bulan Februari.
Sebatang pohon pinus yang roboh menimpa tubuh perempuan yang hendak mencari kayu bakar di wilayah hutan Gunung Gedang, Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari. Luka serius di bagian kepala membuat Sihmiatun tewas seketika di lokasi kejadian.
“Jenazah korban ditemukan warga satu jam setelah kejadian dan langsung dibawa ke RSU Ngudi Waluyo untuk keperluan visum medis," ujar Kasubag Humas Polres Blitar Ajun Komisaris Polisi Wisnu Wardhana kepada wartawan.
Selain menumbangkan sejumlah pohon besar, angin ribut yang belum juga berhenti itu juga merusak puluhan bangunan tempat tinggal dan lokasi dagangan. Di jalan Syodanco Supriyadi Kota Blitar misalnya, angin memporak porandakan sebuah depot makan.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Sebab ketika angin menerjang dengan kencang, pengunjung dan pelayan depot langsung mengambil langkah seribu menjauh dari lokasi. “Kalau tidak pergi tentu akan tertimpa puing bangunan,“ tutur Rahmad seorang warga yang bertempat tinggal di lokasi kejadian.
Di Desa Sumber, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar angin menghancurkan rumah milik Asnan (53) warga setempat serta merontokkan genting puluhan rumah lainya. Tempat tinggal Asnan hancur setelah sebatang pohon salam berukuran lumayan besar roboh dan menimpa bangunan. Untungnya sebelum malapetaka itu terjadi, Asnan dan keluarganya segera mengungsi keluar.
“Kita belum bisa menghitung pasti berapa besar kerugian material. Yang penting semua selamat," tutur Asnan.
Sementara pada saat bersamaan angin kencang juga meluluhlantakkan 16 rumah di wilayah Kabupaten Trenggalek. Sebagian besar kerusakan disebabkan tertimpa pohon tumbang. Sampai saat ini pemerintah daerah setempat masih melakukan pendataan.
“Jika keadaan tidak berubah, kita memperkirakan jumlah kerusakan akan bertambah," ujar Kabag Humas Pemkab Trenggalek Yuli Prianto.
Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek masih melakukan pendataan. Dari sementara yang masuk, kondisi terparah berada di wilayah Kecamatan Karangan dan Pogalan. Selebihnya kerusakan di daerah permukiman yang berada tak jauh dari perbukitan dan hutan.
“Sebagian besar kayu yang roboh jenis sengon laut," terangnya.
Dalam musibah angin kencang yang berlangsung tiga hari terakhir tersebut, seorang pengendara motor tewas. Adnan (48) warga Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri tertimpa pohon sonokeling yang ambruk di Jalan Raya Desa Dermosari, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek.
Korban yang melaju dengan sepeda motor tak bisa menghindar ketika batang keras sonokeling menghantam bagian dada dan kepalanya. Ia tewas seketika di lokasi kejadian.
“Kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 12.30 WIB. Informasinya korban dari Ponorogo hendak pulang ke Kediri," papar Yuli sembari menambahkan warga untuk mewaspadai perubahan alam yang diperkirakan hingga pertengahan bulan Februari.
()