ICMI bertanggung jawab kembangkan IPTEK Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) seharusnya memiliki tanggung jawab besar dalam menggembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia. Karena, organisasi kaum cedikiawan ini menjadi ujung tombak dalam mencetak sumber daya manusia unggul, yang kreatif dan inovatif.
“ICMI memiliki tanggung jawab sebagai ujung tombak di bidang IPTEK, kreativitas dan inovasi. Peranan ICMI sangat penting dalam proses transformasi sosial. Sedangkan kreativitas dan inovasi merupakan esensi fundamental untuk meningkatkan daya saing bangsa,” kata Menteri Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, dalam orasi ilmiah pelantikan Majelis Pengurus Wilayah ICMI Jawa Barat Periode 2011-2016 di Gedung Merdeka, Bandung, Sabtu (21/1/2012) malam.
Hatta yang juga menjabat Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat menegaskan, ICMI harus bisa memberikan yang terbaik kepada masyarakat dan bangsa. Terlebih, saat ini Indonesia berada dalam kontek globalisasi di mana kemajuan IPTEK menjadi keniscayaan. SDM Indonesia harus bisa menguasai IPTEK, kreatif dan inovatif jika ingin menjadi bangsa yang unggul.
“Sebagai knowledge society, ICMI mainkan peranan penting untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang unggul, yang mandiri dan memiliki daya saing. Semog ICMI Jabar juga bisa memberi yang terbaik kepada masyarakat Jabar,” harapnya.
Keislaman dan Keindonesiaan menjadi bagian dari ciri ICMI. ICMI adalah bagian dari umat yang besar. Sehingga ICMI harus memiliki founding yang mengikat sebagai bagian dari suatu bangsa. Founding itu, kata Hatta, adalah pembukaan UUD 45, Pancasila, dan kebhinekaan atau multikulturalisme.
“Indonesia dibangun oleh nasionalisme. Tetapi Indonesia juga perlu nasionalisme dan multikulturalisme. Nasinalisme dan multikulturalisme berbeda, tapi terkait. Keduanya diperlukan dan menuntut kesadaran untuk bersatu,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Hatta juga menyaksikan pelantikan ICMI Jabar yang total kepengurusannya sebanyak 220 orang, terdiri dari Dewan Penasehat sebanyak 28 orang, Dewan Pakar 72 orang dan NPW sebanyak 120 orang. Ketua ICMI Jabar Periode 2011-2016 adalah Muhammad Najip.
“ICMI memiliki tanggung jawab sebagai ujung tombak di bidang IPTEK, kreativitas dan inovasi. Peranan ICMI sangat penting dalam proses transformasi sosial. Sedangkan kreativitas dan inovasi merupakan esensi fundamental untuk meningkatkan daya saing bangsa,” kata Menteri Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, dalam orasi ilmiah pelantikan Majelis Pengurus Wilayah ICMI Jawa Barat Periode 2011-2016 di Gedung Merdeka, Bandung, Sabtu (21/1/2012) malam.
Hatta yang juga menjabat Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat menegaskan, ICMI harus bisa memberikan yang terbaik kepada masyarakat dan bangsa. Terlebih, saat ini Indonesia berada dalam kontek globalisasi di mana kemajuan IPTEK menjadi keniscayaan. SDM Indonesia harus bisa menguasai IPTEK, kreatif dan inovatif jika ingin menjadi bangsa yang unggul.
“Sebagai knowledge society, ICMI mainkan peranan penting untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang unggul, yang mandiri dan memiliki daya saing. Semog ICMI Jabar juga bisa memberi yang terbaik kepada masyarakat Jabar,” harapnya.
Keislaman dan Keindonesiaan menjadi bagian dari ciri ICMI. ICMI adalah bagian dari umat yang besar. Sehingga ICMI harus memiliki founding yang mengikat sebagai bagian dari suatu bangsa. Founding itu, kata Hatta, adalah pembukaan UUD 45, Pancasila, dan kebhinekaan atau multikulturalisme.
“Indonesia dibangun oleh nasionalisme. Tetapi Indonesia juga perlu nasionalisme dan multikulturalisme. Nasinalisme dan multikulturalisme berbeda, tapi terkait. Keduanya diperlukan dan menuntut kesadaran untuk bersatu,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Hatta juga menyaksikan pelantikan ICMI Jabar yang total kepengurusannya sebanyak 220 orang, terdiri dari Dewan Penasehat sebanyak 28 orang, Dewan Pakar 72 orang dan NPW sebanyak 120 orang. Ketua ICMI Jabar Periode 2011-2016 adalah Muhammad Najip.
()