4 rumah hancur tertimbun longsor di Magelang
A
A
A
Sindonews.com – Tanah longsor terus melanda sejumlah desa di Kabupaten Magelang. Kemarin tiga rumah warga di Dusun Santan dan Jumbleng, Desa Sriwedari, Kecamatan Salaman rata tanah setelah tertimbun longsoran tebing setinggi 20 meter.
Rumah warga yang hancur adalah milik Unartin (40), Kartudi (46), dan Ponijah (60). Tidak ada korban jiwa namun para korban longsor ini harus mengungsi ke rumah saudara terdekat.
Salah satu korban Unartin menuturkan, bencana yang telah menghancurkan rumahnya itu diawali dengan hujan deras yang mengguyur daerahnya sekitar tiga jam tanpa henti pada Minggu (15/1) sore. Sekitar pukul 18.30 WIB, tebing setinggi 20 meter yang berada di belakang rumahnya longsor.
”Longsoran tebing langsung menimpa rumah saya. Saat itu saya dan keluarga sudah mengungsi ke rumah saudara yang tempatnya tidak jauh. Kami sudah mengkhawatirkan bahwa tebing itu akan longsor karena hujan terus menerus,” ungkapnya kemarin.
Tanah longsor menerjang bagian belakang rumahnya. Kemudian membuat seluruh bagian rumah roboh dan hancur tertimbun tanah bercampur air. Tidak ada barang yang sempat diselamatkan. Termasuk peralatan dapur dan perlengkapan tidur serta lemari dan kursi.
”Kami ketika itu tidak berpikir benar-benar akan terjadi longsor. Kami ketika itu mengungsi ke rumah saudara hanya untuk berjaga-jaga. Tapi tahunya beneran longsor, jadi barang-barang kami tertimbun,’’ kata warga Dusun Jumbling ini.
Warga setempat dibantu aparat TNI dan tim SAR Kabupaten Magelang bergotong-royong membersihkan lumpur yang menerjang tiga rumah itu. Sebelumnya, musibah tanah longsor melanda Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman pada Jumat (13/1) pukul 18.30 WIB.
Dua rumah milik Munjayin dan Romidi di Dusun Tegal Ombo I hancur rata dengan tanah dan harus mengungsi di rumah tetangga. Bencana itu juga terjadi pada Senin (2/1/2012) di Dusun Sukoerjo, Desa Ngargoretno.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Eko Triono mengatakan sudah melakukan pendataan terhadap kerugian maupun kebutuhan bagi warga yang terkena bencana. ”Kami juga langsung memberikan logistik untuk makanan secukupnya hingga kondisi hilang trauma. Bantuan yang kami berikan ini cukup untuk tiga hari,” paparnya.
Bagi warga yang mengungsi, juga dijanjikan akan diberikan jaminan hidup selama di pengungsian senilai Rp4.500 serta beras 4 ons per hari per jiwa. Selain di Magelang, bencana serupa juga menimpa rumah warga di Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik.
Longsor yang terjadi pada Minggu dini hari itu merusak rumah Suyatno. ”Beruntung saya dan keluarga sudah pindah,” ucapnya. Karena takut terjadi longsor kembali, istri dan anaknya diungsikan ke rumah anak pertamanya yang berada tidak jauh dari rumahnya. Tidak hanya mengungsikan keluarganya, seluruh barang-barang sepeti lemari, tempat tidur, dan barang-barang berharga juga sudah dikeluarkan dari rumah.(*)
Rumah warga yang hancur adalah milik Unartin (40), Kartudi (46), dan Ponijah (60). Tidak ada korban jiwa namun para korban longsor ini harus mengungsi ke rumah saudara terdekat.
Salah satu korban Unartin menuturkan, bencana yang telah menghancurkan rumahnya itu diawali dengan hujan deras yang mengguyur daerahnya sekitar tiga jam tanpa henti pada Minggu (15/1) sore. Sekitar pukul 18.30 WIB, tebing setinggi 20 meter yang berada di belakang rumahnya longsor.
”Longsoran tebing langsung menimpa rumah saya. Saat itu saya dan keluarga sudah mengungsi ke rumah saudara yang tempatnya tidak jauh. Kami sudah mengkhawatirkan bahwa tebing itu akan longsor karena hujan terus menerus,” ungkapnya kemarin.
Tanah longsor menerjang bagian belakang rumahnya. Kemudian membuat seluruh bagian rumah roboh dan hancur tertimbun tanah bercampur air. Tidak ada barang yang sempat diselamatkan. Termasuk peralatan dapur dan perlengkapan tidur serta lemari dan kursi.
”Kami ketika itu tidak berpikir benar-benar akan terjadi longsor. Kami ketika itu mengungsi ke rumah saudara hanya untuk berjaga-jaga. Tapi tahunya beneran longsor, jadi barang-barang kami tertimbun,’’ kata warga Dusun Jumbling ini.
Warga setempat dibantu aparat TNI dan tim SAR Kabupaten Magelang bergotong-royong membersihkan lumpur yang menerjang tiga rumah itu. Sebelumnya, musibah tanah longsor melanda Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman pada Jumat (13/1) pukul 18.30 WIB.
Dua rumah milik Munjayin dan Romidi di Dusun Tegal Ombo I hancur rata dengan tanah dan harus mengungsi di rumah tetangga. Bencana itu juga terjadi pada Senin (2/1/2012) di Dusun Sukoerjo, Desa Ngargoretno.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Eko Triono mengatakan sudah melakukan pendataan terhadap kerugian maupun kebutuhan bagi warga yang terkena bencana. ”Kami juga langsung memberikan logistik untuk makanan secukupnya hingga kondisi hilang trauma. Bantuan yang kami berikan ini cukup untuk tiga hari,” paparnya.
Bagi warga yang mengungsi, juga dijanjikan akan diberikan jaminan hidup selama di pengungsian senilai Rp4.500 serta beras 4 ons per hari per jiwa. Selain di Magelang, bencana serupa juga menimpa rumah warga di Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik.
Longsor yang terjadi pada Minggu dini hari itu merusak rumah Suyatno. ”Beruntung saya dan keluarga sudah pindah,” ucapnya. Karena takut terjadi longsor kembali, istri dan anaknya diungsikan ke rumah anak pertamanya yang berada tidak jauh dari rumahnya. Tidak hanya mengungsikan keluarganya, seluruh barang-barang sepeti lemari, tempat tidur, dan barang-barang berharga juga sudah dikeluarkan dari rumah.(*)
()