Konflik jangan didiamkan
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah didesak sigap menyelesaikan sejumlah kasus kekerasan di Nanggroe Aceh Darussalam. Penanganan yang lambat dikhawatirkan dapat memunculkan peningkatan eskalasi kekerasan dan meluasnya konflik horizontal.
”Harus ada finalisasi dan sikap tegas dari pemerintah, khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menyelesaikan masalah ini,” kata mantan Presiden Megawati Soekarnoputri saat jumpa pers pada perayaan HUT Ke-39 PDIP di Kantor DPP PDIP, Jakarta, kemarin.
Menurut Megawati, berbagai kasus kekerasan yang terjadi di Bumi Serambi Mekkah tak lepas dari sikap pemerintah yang tidak menyelesaikan persoalan di Aceh secara total dan serius.
Ketua umum DPP PDIP ini juga menilai pemerintah terkesan lepas tangan karena hingga saat ini belum dapat menyimpulkan apakah berbagai kasus yang terjadi merupakan kriminal murni atau memiliki keterkaitan dengan sejumlah konflik yang pernah terjadi sebelumnya.
Keamanan Aceh kembali terkoyak dengan serentetan kasus serangan kelompok bersenjata. Pada malam Tahun Baru terjadi penembakan oleh orang tak dikenal di Ule Kareng, disusul kasus tembakan kepada tiga pekerja bangunan di Aneuk Galong, Suka Makmur, Aceh Besar, Kamis (5/1).
Selain itu ada kasus dirobohkannya menara listrik interkoneksi Sumatera Utara-Aceh (7/1). Kemarin serangan kembali terjadi. Rumah Wakil Ketua DPRK Aceh Utara Misbahul Munir di Desa Keude Krueng, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, dilempar bom molotov dan ditembaki sejumlah orang tidak dikenal. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Saat kejadian, Misbahul Munir dan anggota keluarganya sedang berada di luar daerah. Informasi yang diperoleh dari Aceh Utara menyebutkan, pelaku menggunakan sepeda motor dan memakai penutup wajah (sebo). Sebelum melempar bom molotov dan menembak, pelaku sempat melumuri rumah Misbahul dengan minyak tanah dicampur solar.
”Kami sedang mendalami kasus teror bersenjata tersebut,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Gustav Leo di Banda Aceh kemarin. Dia menuturkan, pelaku diduga menggunakan senjata api jenis SS1 saat melakukan aksinya.
Polisi, kata dia, sekarang ini sedang memburu pelaku. Misbahul Munir merupakan salah satu bakal calon bupati Aceh Utara dan akan maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) melalui jalur independen. Pilkada serentak dijadwalkan digelar pada 16 Februari 2012.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, berbagai aksi penembakan di Aceh menjadi keprihatinan bagi pemerintah.”Bapak Presiden juga memberikan perhatian yang mendalam terhadap sekelompok orang yang (tindakannya) tidak pada tempatnya.
Kami tidak ingin Aceh yang damai selama lima tahun ini menjadi terkoyak karena perbuatan kelompok orang yang tidak bertanggung jawab,” papar Djoko di Istana Kepresidenan kemarin.
Meski terjadi sejumlah penembakan, Djoko menegaskan, tidak ada peningkatan status keamanan di Aceh. Polisi dan TNI bekerja maksimal untuk memberikan rasa aman pada masyarakat.
Anggota Komisi I DPR Tjahjo Kumolo mengatakan, intelijen harus segera mengupas persoalan penembakan di Aceh untuk memastikan penembakan itu kriminal murni atau bukan.
”Saya kira telaah strategis intelijen harus segera mengupas masalah ini,” kata Tjahjo. Menurut dia, pemerintah jangan cepat memberikan pernyataan bahwa penembakan itu kriminal murni, tapi perlu dicari latar belakang di balik peristiwa ini. (*)
”Harus ada finalisasi dan sikap tegas dari pemerintah, khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menyelesaikan masalah ini,” kata mantan Presiden Megawati Soekarnoputri saat jumpa pers pada perayaan HUT Ke-39 PDIP di Kantor DPP PDIP, Jakarta, kemarin.
Menurut Megawati, berbagai kasus kekerasan yang terjadi di Bumi Serambi Mekkah tak lepas dari sikap pemerintah yang tidak menyelesaikan persoalan di Aceh secara total dan serius.
Ketua umum DPP PDIP ini juga menilai pemerintah terkesan lepas tangan karena hingga saat ini belum dapat menyimpulkan apakah berbagai kasus yang terjadi merupakan kriminal murni atau memiliki keterkaitan dengan sejumlah konflik yang pernah terjadi sebelumnya.
Keamanan Aceh kembali terkoyak dengan serentetan kasus serangan kelompok bersenjata. Pada malam Tahun Baru terjadi penembakan oleh orang tak dikenal di Ule Kareng, disusul kasus tembakan kepada tiga pekerja bangunan di Aneuk Galong, Suka Makmur, Aceh Besar, Kamis (5/1).
Selain itu ada kasus dirobohkannya menara listrik interkoneksi Sumatera Utara-Aceh (7/1). Kemarin serangan kembali terjadi. Rumah Wakil Ketua DPRK Aceh Utara Misbahul Munir di Desa Keude Krueng, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, dilempar bom molotov dan ditembaki sejumlah orang tidak dikenal. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Saat kejadian, Misbahul Munir dan anggota keluarganya sedang berada di luar daerah. Informasi yang diperoleh dari Aceh Utara menyebutkan, pelaku menggunakan sepeda motor dan memakai penutup wajah (sebo). Sebelum melempar bom molotov dan menembak, pelaku sempat melumuri rumah Misbahul dengan minyak tanah dicampur solar.
”Kami sedang mendalami kasus teror bersenjata tersebut,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Gustav Leo di Banda Aceh kemarin. Dia menuturkan, pelaku diduga menggunakan senjata api jenis SS1 saat melakukan aksinya.
Polisi, kata dia, sekarang ini sedang memburu pelaku. Misbahul Munir merupakan salah satu bakal calon bupati Aceh Utara dan akan maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) melalui jalur independen. Pilkada serentak dijadwalkan digelar pada 16 Februari 2012.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, berbagai aksi penembakan di Aceh menjadi keprihatinan bagi pemerintah.”Bapak Presiden juga memberikan perhatian yang mendalam terhadap sekelompok orang yang (tindakannya) tidak pada tempatnya.
Kami tidak ingin Aceh yang damai selama lima tahun ini menjadi terkoyak karena perbuatan kelompok orang yang tidak bertanggung jawab,” papar Djoko di Istana Kepresidenan kemarin.
Meski terjadi sejumlah penembakan, Djoko menegaskan, tidak ada peningkatan status keamanan di Aceh. Polisi dan TNI bekerja maksimal untuk memberikan rasa aman pada masyarakat.
Anggota Komisi I DPR Tjahjo Kumolo mengatakan, intelijen harus segera mengupas persoalan penembakan di Aceh untuk memastikan penembakan itu kriminal murni atau bukan.
”Saya kira telaah strategis intelijen harus segera mengupas masalah ini,” kata Tjahjo. Menurut dia, pemerintah jangan cepat memberikan pernyataan bahwa penembakan itu kriminal murni, tapi perlu dicari latar belakang di balik peristiwa ini. (*)
()