Korban tembak polisi di Bima takut berobat

Kamis, 05 Januari 2012 - 17:15 WIB
Korban tembak polisi di Bima takut berobat
Korban tembak polisi di Bima takut berobat
A A A
Sindonews.com - Sampai saat ini banyak Warga Bima yang terluka tembak dan belum diobati saat berunjuk rasa di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat. Minimnya tenaga dokter dan kantong darah sangat dirasakan warga Bima saat ini.

"Hingga saat ini Banyak warga Bima yang tertembak tapi tidak berani berobat. Karena mereka takut dan minim bantuan medis untuk warga, makin memperparah keadaan di Bima. Jika ada yang berobat itu hanya ke puskesmas," ungkap Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (5/1/2012).

Karena perasaan takut dan tidak adanya petugas medis yang memadai, ungkap Haris, banyak luka tembak yang diderita warga menjadi infeksi. Bahkan ketika dibersihkan, peluru masih ada di dalam lukanya.

"Pak Ali salah satu warga yang tertebak di bagian dada terpaksa harus mengeluarkan peluru karetnya tanpa bantuan dokter," ungkap Haris.

Haris meminta Komisi III untuk meminta bantuan kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
dan Palang Merah Indonesia (PMI) turun ke Bima, dan mengobati warga yang terluka
akibat peluru.

Permintaan itu disambut baik oleh Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari. "Tim dokter dan PMI harus turun langsung segera ke Bima, karena menurut laporan KontraS hingga saat ini banyak warga yang terinfeksi serpihan peluru, karena tidak ditangani secara medis," ucapnya kesal.

Dia menambahkan, usul dari Komisi III tentang bantuan medis harus jadi bagian terpenting sebelum turun ke lapangan. "Kita selama ini hanya fokus pada penyelidikan, tapi warga yang terluka tidak dipikirkan," tukasnya. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7995 seconds (0.1#10.140)