DIY dikepung bencana, BNPB salurkan dana darurat
A
A
A
Sindonews.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah meluncurkan dana on call sebesar Rp8 miliar untuk siaga darurat di Provinsi DIY. Dana itu dipergunakkan untuk tanggap darurat, karena longsor dan banjir.
“Dana on call sudah diluncurkan BNPB beberapa hari yang lalu. Dana tersebut untuk kondisi tanggap darurat yang sifatnya sementara, usianya tidak lebih dari dua bulan,” kata Kepala BNPB Daerah DIY Budi Antono, saat mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuono X melakukan peninjauan lokasi banjir di Bantaran Sungai Winongo, Senin (2/1/2012).
Dia meneruskan, dari biro hukum sedang menyiapkan payung hukum untuk status siaga darurat yang direncanakan sejak 29 Desember yang lalu.
Dana on call tersebut, kata Budi, akan digunakan untuk pengadaan bronjong dan perkuatan tebing, pengerukan sedimentasi. Karena itu, hari ini dan besok (di Kali Code), pihaknya menysurvei titik mana yang perlu dilakukan secepatnya dengan menggunakan dana itu.
Sementara itu hari pertama masuk kerja di tahun 2012 ini Gubernur DIY Sri Sultan HB X langsung meninjau lokasi banjir di bantaran Sungai Winongo, Yogykarta. Mulai dari wilayah Sleman yang berada di Kampung Ngentak Kidul, Godean, Sleman, kemudian Kota Yogya di Pingit, Bumijo, Jetis, Yogyakarta, dan wilayah Bantul yang berada di Tirtonirmolo, Bantul.
Sultan menyampaikan, banjir yang terjadi belum dikategorikan sebagai bencana nasional. Pasalnya, banjir yang merendam kurang lebih 150 rumah di bantaran Sungai Winonggo itu jauh hari sudah dilakukan sosialisasi untuk waspada. Selain itu, banjir tersebut tidak memakan korban jiwa.
“Banjir yang biasa terjadi. Saat ini, warga yang tadi malam mengungsi sudah kembali pulang. Beda dengan Bantul yang menampung air dari Sleman dan Kota (Yogyakarta). Kerusakan terparah di sana (Bantul),” kata Sultan.
Sungai Winongo, tambah Sultan, merupakan pertemuan beberapa sungai dari kawasan Sleman. “Jadi, wajar bila hujan semalam membuat volume air di sungai ini besar dan arusnya jauh lebih cepat. Kalau ada belokan, air mesti menerjang pemukiman. Agar tidak masuk pemukiman warga, perlu dihalau atau dibronjong,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi DIY siap membantu penyediaan berbagai fasilitas, termasuk bronjong. Pemprov DIY juga siap memanfaatkan dana ‘on call’ misalnya dari BNPB Daerah apabila memungkinkan.
Terkait ratusan rumah yang rusak, kata Sultan, menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Yogja. Informasi sebelumnya, luapan banjir di sejumlah sungai yang terjadi pada Minggu (1/1) malam yang paling parah terjadi di Sungai Winongo. Hal itu di sampaikan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat mendampingi Sultan meninjau lokasi banjir di Sungai Winongo.
Dari catatan dia, sebanyak 52 RW, 11 kelurahan dan 6 kecamatan di sepanjang Sungai Winongo di Kota Jogja terendam air. “Semua sungai ada banjir, baik Gajah Wong, Code, Buntung, maupun Winongo. Paling banyak diterjang banjir kemarin di Winongo,” katanya.
Sedikitnya ada 150 rumah terendam air dengan ketinggian hingga 1,5 meter. “Rumah yang terendam itu berada di pinggiran sungai yang meluap,” imbuhnya.
Banjir di sungai Gajah Wong mengakibatkan satu rumah di RT 36 Rw 09 Pandeyan Umbulharjo terbawa arus. Sedangkan pemukiman warga bantaran Gajah Wong di wilayah Pandeyan terendam air.
“Dana on call sudah diluncurkan BNPB beberapa hari yang lalu. Dana tersebut untuk kondisi tanggap darurat yang sifatnya sementara, usianya tidak lebih dari dua bulan,” kata Kepala BNPB Daerah DIY Budi Antono, saat mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuono X melakukan peninjauan lokasi banjir di Bantaran Sungai Winongo, Senin (2/1/2012).
Dia meneruskan, dari biro hukum sedang menyiapkan payung hukum untuk status siaga darurat yang direncanakan sejak 29 Desember yang lalu.
Dana on call tersebut, kata Budi, akan digunakan untuk pengadaan bronjong dan perkuatan tebing, pengerukan sedimentasi. Karena itu, hari ini dan besok (di Kali Code), pihaknya menysurvei titik mana yang perlu dilakukan secepatnya dengan menggunakan dana itu.
Sementara itu hari pertama masuk kerja di tahun 2012 ini Gubernur DIY Sri Sultan HB X langsung meninjau lokasi banjir di bantaran Sungai Winongo, Yogykarta. Mulai dari wilayah Sleman yang berada di Kampung Ngentak Kidul, Godean, Sleman, kemudian Kota Yogya di Pingit, Bumijo, Jetis, Yogyakarta, dan wilayah Bantul yang berada di Tirtonirmolo, Bantul.
Sultan menyampaikan, banjir yang terjadi belum dikategorikan sebagai bencana nasional. Pasalnya, banjir yang merendam kurang lebih 150 rumah di bantaran Sungai Winonggo itu jauh hari sudah dilakukan sosialisasi untuk waspada. Selain itu, banjir tersebut tidak memakan korban jiwa.
“Banjir yang biasa terjadi. Saat ini, warga yang tadi malam mengungsi sudah kembali pulang. Beda dengan Bantul yang menampung air dari Sleman dan Kota (Yogyakarta). Kerusakan terparah di sana (Bantul),” kata Sultan.
Sungai Winongo, tambah Sultan, merupakan pertemuan beberapa sungai dari kawasan Sleman. “Jadi, wajar bila hujan semalam membuat volume air di sungai ini besar dan arusnya jauh lebih cepat. Kalau ada belokan, air mesti menerjang pemukiman. Agar tidak masuk pemukiman warga, perlu dihalau atau dibronjong,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi DIY siap membantu penyediaan berbagai fasilitas, termasuk bronjong. Pemprov DIY juga siap memanfaatkan dana ‘on call’ misalnya dari BNPB Daerah apabila memungkinkan.
Terkait ratusan rumah yang rusak, kata Sultan, menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Yogja. Informasi sebelumnya, luapan banjir di sejumlah sungai yang terjadi pada Minggu (1/1) malam yang paling parah terjadi di Sungai Winongo. Hal itu di sampaikan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat mendampingi Sultan meninjau lokasi banjir di Sungai Winongo.
Dari catatan dia, sebanyak 52 RW, 11 kelurahan dan 6 kecamatan di sepanjang Sungai Winongo di Kota Jogja terendam air. “Semua sungai ada banjir, baik Gajah Wong, Code, Buntung, maupun Winongo. Paling banyak diterjang banjir kemarin di Winongo,” katanya.
Sedikitnya ada 150 rumah terendam air dengan ketinggian hingga 1,5 meter. “Rumah yang terendam itu berada di pinggiran sungai yang meluap,” imbuhnya.
Banjir di sungai Gajah Wong mengakibatkan satu rumah di RT 36 Rw 09 Pandeyan Umbulharjo terbawa arus. Sedangkan pemukiman warga bantaran Gajah Wong di wilayah Pandeyan terendam air.
()