Delegasi Jepang 'curhat' di Aceh soal tsunami

Senin, 26 Desember 2011 - 14:41 WIB
Delegasi Jepang curhat di Aceh soal tsunami
Delegasi Jepang 'curhat' di Aceh soal tsunami
A A A
Sindonews.com - Perasaan senasib diterjang gelombang tsunami menyebabkan Jepang meluangkan perhatiannya terhadap Indonesia. Bahkan, negeri Sakura itu mengucapkan terima kasih atas jasa warga Indonesia yang tinggal di Jepang dalam membantu para korban tsunami.

Bukan hanya itu Jepang juga menyampaikan rasa kagumnya terhadap semangat Indonesia untuk kembali bangkit setelah diterjang gelombang tsunami begitu dahsyat. Tentu saja ini menjadi pelajaran berharga bagi negaranya.

"Kami menyampaikan rasa hormat kami dan terima kasih kami kepada bangsa Indonesia," ujar Ketua tim delegasi dari rakyat Jepang yang menghadiri upacara peringatan tujuh tahun tsunami Aceh, Takhashiro Ito, Senin (26/12/2011).

Dia menyampaikan, di negaranya juga banyak korban jiwa akibat terjangan gelombang tsunami 26 Desember 2004 silam. Termasuk daerah sekitar tempat tinggalnya, ikut disapu bersih oleh gelombang dahsyat tersebut.

"Kami melihat sendiri bagaimana air menerjang, gelombang hitam menelan mobil-mobil di jalan-jalan," jelasnya.

Di antara korban itu, masih dikatakan Takhashiro, banyak juga warga Indonesia. Sebagian besar, mereka bekerja di kapal. Dia menambahkan, banyak juga para pemuda asal Indonesia yang terkenal ramah dan tergolong paling sigap dalam membantu evakuasi korban.

"Kapal mereka tidak bisa berlayar, pemuda-pemuda Indonesia memilih menjadi relawan, mereka rela berkorban dan bekerja keras untuk membantu para korban tsunami. Mereka ikut membantu menyalurkan bantuan untuk para korban, dan ketika kami memberikan mereka selimut, mereka bilang, 'terima kasih, beri untuk yang lain saja'," ucapnya.

Pada kesempatan itu, tak lupa disampaikan, Meski Jepang tak menerima bantuan dari negara mana pun usai tsunami, namun bangsa Jepang mengaku sangat berterima kasih atas rasa simpati yang diberikan dunia, khususnya dari Indonesia dan Aceh atas musibah itu.

Bangsa Jepang, katanya, banyak belajar dari Indonesia terutama Aceh untuk bangkit dari terpaan tsunami. Indonesia dinilai berhasil bangkit dari bencana maha dahsyat yang menerjang pesisir Samudera Hindia pada 26 Desember 2004.

Kedua negara diakui memiliki kesamaan secara geologi yakni rawan dilanda gempa juga tsunami. Takhashiro mengatakan, Jepang dan Indonesia akan bisa mencapai masa depan yang indah dengan saling bergandeng tangan dalam pembangunan dan pendidikan. "Melalui pendidikan segala masalah bisa diselesaikan," tutup Takhashiro.

Kegiatan mengenang tujuh tahun peristiwa tsunami itu berlangsung di Lapangan Golf Lhok Nga, Aceh Besar. Dalam kegiatan itu, selain dihadiri ribuan keluarga korban tsunami Aceh, juga dihadiri 40 guru dan pelajar dari Jepang.

Pada kesempatan itu, mereka juga menanam ribuan bunga harapan di Lapangan Golf Lhok Nga, Aceh Besar. Bunga itu memiliki pesan khusus kepada warga Aceh agar terus bangkit meraih masa depan.

Bunga yang diberi nama Shinsai marai no hana atau bunga masa depan tersebut terbuat dari kertas, kemudian di setiap helai daunnya tertulis pesan-pesan inspiratif dalam berbagai bahasa yang intinya mengajak korban untuk optimistis menatap masa depan.

Salah seorang di antara ribuan keluarga korban, Hasnawi mengatakan sengaja datang ke Lapangan Golf Lhok Nga untuk mendoakan para korban. Wanita ini mengaku kehilangan suami dan beberapa saudaranya saat tsunami menerjang. Bahkan, asal Lampaseh, Banda Aceh ini tak menemukan jasad suaminya.

"Saya hingga sekarang masih teringat dengan suami saya, namanya Teuku Irwan," tandasnya.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5222 seconds (0.1#10.140)