2030, 1.000 pembangkit nuklir di seluruh dunia

Sabtu, 22 Oktober 2011 - 00:40 WIB
2030, 1.000 pembangkit nuklir di seluruh dunia
2030, 1.000 pembangkit nuklir di seluruh dunia
A A A
Sindonews.com - Dalam kurun waktu 20-30 tahun ke depan, keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) akan berkembang lebih pesat. Perkirakan pertambahan pembangkit nuklir lebih dari yang sudah ada saat ini. Sampai September 2011, jumlah PLTN di seluruh dunia mencapai 442.

"Sebanyak 104 unit berada di Amerika serikat, selebihnya menyebar," ujar Kepala Bapeten As Natio Lasman di Balikpapan, Jumat (21/10/2011).

Dalam sebuah presentasi nuklir dunia di Singapura, disebutkan bahwa tahun 2030 akan terbangun 550 PLTN baru. "Sebanyak 321 PLTN akan berada di Asia yakni China, India, Korea terbanyak di China. Di wilayah ASEAN diperkirakan sekitar 30 PLTN, Thailand 5 pembangkit, Malaysia 4, diperkirakan Indonesia juga ada 4. Terbanyak Vietnam 16 PLTN," ungkapnya.

Jika dikaitkan pada kebijakan energi nasional yang tertuang dalam Perpers Nomor 5 Tahun 2006 bahwa kebutuhan listrik tahun 2025, sekitar 2 persen dihasilkan dari PLTN. "2 persen itu ada yang bilang sekitar 4000 atau 7000 MW dari energi PLTN . Itu berarti kalau satu PLTN hasilkan 1000 MW berarti 4 PLTN terbangun. Tapi saya enggak tahu kapan itu terbangun, ujar Lasman.

Sementara Humas Bapeten Aries Setyanto menuturkan, landasan awal penggunaan teknologi nuklir sudah dimulai sejak Orde Lama. Bahkan inisiatif tersebut sudah ada sebelum Korea Selatan memiliki inisiatif untuk melakukannya. Kini kondisi tersebut berbalik, Indonesia sudah tertinggal jauh dibanding Korea Selatan yang menjadi salah satu pendiri pembangkit nuklir terbaik di dunia. "Bahkan Malaysia soal nuklir pernah pada 2007 lalu belajar ke Indonesia," terangnya.

Singapura diungkapkan Aries, pernah akan menggalang kerjasama dengan Provinsi Riau untuk membangunn PLTN dengan porsi supply listrik 40 persen untuk Riau dan 60 persen untuk Singapura.

Sementara itu, jumlah Industri di Provinsi Kaltim yang memanfaatkan izin tenaga nuklir kepada Bapeten hanya sekitar 60 perusahaan. Namun menempati urutan kedua secara nasional dalam penggunaan sumber radioaktif nuklir yakni 775 izin telah dikeluarkan Bapeten.

Sedangkan posisi pertama ditempati oleh Provinsi Jawa Barat yakni sebanyak 816 izin dari 213 industri. Sementara untuk keseluruhan izin baik untuk industri, kesehatan dan riset, Provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama disusul Jawa Barat sebanyak 1.928 perizinan dan Jawa Timur sebanyak 1537 perizinan.

"Kalau secara keseluruhan yakni untuk industry dan kesehatan, Kaltim menempati urutan empat secara nasional yang memanfaatkan tenaga nuklir. Sedangkan posisi pertama dipegang oleh DKI Jakarta yakni sebanyak 2.137 perijinan baik untuk bidang industry, kesehatan, maupau riset dengan jumlah instansi sebanyak 504," ungkap Kepala Bapeten As Natio.

Menurut Lasman, hingga saat ini total jum izin instansi di Indonesia berjumlah lebih dari 12.770 yakni bidang kesehatan 6.587 izin dan di bidang industry sebanyak 6.138 izin.
Penggunaan zat radio aktif di bidang industry, kesehatan tiap tahun bertambah.

Data itu dirilis 18 Oktobe 2011 ini. Tiap tahunnya permintaa izin tersebut bertambah. Untuk Industri Kaltim itu paling banyak pertambangan dan migas, papar Direktur perijinan zat radio Aktif, Bapeten, Sugeng Sumbarjo.

Menurutnya, setiap pertambangan emas, nikel, boksit, migas, timah meninggalkan residu. Sisanya ini kadang mengadung zat radio aktif yang alamiah atau yang terbentuk karena proses. Karena itu harus dikelola dan dipastikan tidak berbahaya. Bapeten bisa melakukan pengukuran apakah ini diatas ambang batas yang ditentukan atau tidak. Bapeten rencananya pada November 2011 mendatang akan mengeluarkan layanan perizinan online bagi perusahaan maupun intansi yang akan memanfaatkan zat radio aktif ini.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3087 seconds (0.1#10.140)