Dampak Virus Corona, Gula Mulai Langka di Prabumulih
A
A
A
PRABUMULIH - Ibu rumah tangga di Kota Prabumulih, Sumatera-selatan, mengaku resah dengan kenaikan harga gula yang cukup signifikan di pasaran. Salah satunya, Pani Marlian Sari, Warga Jalan Nias, Kecamatan Prabumulih Timur ini, mengeluhkan kenaikan harga gula cukup drastic dari 12 ribu rupiah perkoli gram, kini menjadi 18 ribu rupiah perkilo gram.
“Kalaupun ada harga gula bisa mencapai Rp18 ribu hingga Rp20 ribu di toko sembako dan warung. Kita berharap Pemerintah segera mengatasi kelangkaan gula dipasaran sehingga tidak mahal harganya, bila perlu ada pasar murah oleh pemerintah.” Harap Pani, saat ditemui usai membeli bahan pokok.
Menurutnya, kelangkaan ini akibat warga melakukan aksi borong makanan dan minuman (panic buying) untuk kebutuhan sehari – hari pasca ditetapkan sebagai zona merah serta himbauan dari Pemerintah dan Aparat Kemanan untuk tidak keluar umah jika tidak penting guna memutus mata rantai penyebaran virus covid-19.
Kepala Bidang Perdagangan, Eviana, stock Sembilan bahan bokok untuk warga Prabumulih, masih mencukupi dan tergolong aman untuk tiga bulan kedepan. Namun, ia menghimbau agar warga tidak terlalu panik dalam menyikapi kasus covid-19, agar kebutuhan pokok tetap terjada dan tidak ada lagi terjadi aksi borong warga.
"Memasuki Ramadan dan Idul ftri nanti, Stok bahan makanan berupa sembako masih cukup. beras, sagu, gandum dan lainnya aman hingga tiga bulan ke depan sekitar Juli. Namun, untuk gula sedikit sulit didapatan dan ada kenaikan cukup drastis" jelasnya kepada sejumlah wartawan. Senin (7/4/2020).
Mengenai harga, Evi, mengaku untuk sembako masih normal di harga eceran tertinggi (HET), namun gula mengalami kenaikan cukup tinggi. "Kalau kemarin HET Rp12 ribu per kilogram, kini naik mencapai Rp16 ribu hingga Rp18 ribu per kilogram, hanya gula kita yang stok sedikit tipis dan harga naik kalau yang lain tidak ada perubahan," bebernya.
Menurutnya, saat ini gula sedikit mengalami pengurangan dipasaran, dimana minggu lalu hanya ada sekitar 20 ton namun jumlah itu hanya di hitung di gudang-gudang besar saja di kota Prabumulih.
"Kebutuhan pokok dalam negeri Gula hanya 40 persen dipenuhi oleh produk lokal, artinya 60 persen kita tetap impor sementara impor bukan tutup tapi orang yang mau mengimpor juga mereka dalam keadaan kolaps dan takut kalau mereka kekurangan," paparnya.
Selain itu juga, harga dollar yang kian melambung, dimana, menurut dia, jika impor 60 persen maka mau tidak mau akan mempengaruhi harga gula sehingga meningkat. "Stok tidak habis, kita sebentar lagi panen raya dan kita ada hubungan ke bulog. Pemerintah Kota Prabumulih juga sekarang sedang memesan sebanyak 640 ton beras berikut mie dan kecap untuk didistribusikan ke warga miskin di Prabumulih," pungkas Evi.
“Kalaupun ada harga gula bisa mencapai Rp18 ribu hingga Rp20 ribu di toko sembako dan warung. Kita berharap Pemerintah segera mengatasi kelangkaan gula dipasaran sehingga tidak mahal harganya, bila perlu ada pasar murah oleh pemerintah.” Harap Pani, saat ditemui usai membeli bahan pokok.
Menurutnya, kelangkaan ini akibat warga melakukan aksi borong makanan dan minuman (panic buying) untuk kebutuhan sehari – hari pasca ditetapkan sebagai zona merah serta himbauan dari Pemerintah dan Aparat Kemanan untuk tidak keluar umah jika tidak penting guna memutus mata rantai penyebaran virus covid-19.
Kepala Bidang Perdagangan, Eviana, stock Sembilan bahan bokok untuk warga Prabumulih, masih mencukupi dan tergolong aman untuk tiga bulan kedepan. Namun, ia menghimbau agar warga tidak terlalu panik dalam menyikapi kasus covid-19, agar kebutuhan pokok tetap terjada dan tidak ada lagi terjadi aksi borong warga.
"Memasuki Ramadan dan Idul ftri nanti, Stok bahan makanan berupa sembako masih cukup. beras, sagu, gandum dan lainnya aman hingga tiga bulan ke depan sekitar Juli. Namun, untuk gula sedikit sulit didapatan dan ada kenaikan cukup drastis" jelasnya kepada sejumlah wartawan. Senin (7/4/2020).
Mengenai harga, Evi, mengaku untuk sembako masih normal di harga eceran tertinggi (HET), namun gula mengalami kenaikan cukup tinggi. "Kalau kemarin HET Rp12 ribu per kilogram, kini naik mencapai Rp16 ribu hingga Rp18 ribu per kilogram, hanya gula kita yang stok sedikit tipis dan harga naik kalau yang lain tidak ada perubahan," bebernya.
Menurutnya, saat ini gula sedikit mengalami pengurangan dipasaran, dimana minggu lalu hanya ada sekitar 20 ton namun jumlah itu hanya di hitung di gudang-gudang besar saja di kota Prabumulih.
"Kebutuhan pokok dalam negeri Gula hanya 40 persen dipenuhi oleh produk lokal, artinya 60 persen kita tetap impor sementara impor bukan tutup tapi orang yang mau mengimpor juga mereka dalam keadaan kolaps dan takut kalau mereka kekurangan," paparnya.
Selain itu juga, harga dollar yang kian melambung, dimana, menurut dia, jika impor 60 persen maka mau tidak mau akan mempengaruhi harga gula sehingga meningkat. "Stok tidak habis, kita sebentar lagi panen raya dan kita ada hubungan ke bulog. Pemerintah Kota Prabumulih juga sekarang sedang memesan sebanyak 640 ton beras berikut mie dan kecap untuk didistribusikan ke warga miskin di Prabumulih," pungkas Evi.
(pur)