Tolak Ambulans Jenazah Bekas Corona, Keluarga Ngotot Pakai Taksi Online
A
A
A
SUNGGUMINASA - Sebuah video penolakan warga menggunakan ambulans viral dimedia sosial. Video dengan durasi 2 menit 53 detik itu memperlihatkan keluarga pasien yang bersikukuh membawa seorang jenazah dengan taksi online di halaman IGD RSUD Syekh Yusuf.
Mereka menilai tidak mendapat pelayanan mobil jenazah untuk diantar pulang ke rumah duka. Padahal dalam video itu diperlihatkan, jika pihak rumah sakit belum mengoperasikan tiga ambulance dan masih terparkir di halaman rumah sakit.
"Masa ambulance yang ada koronanya, yang bekas angkut korona yang mau dikasi pake,"ungkap keluarga pasien dalam video tersebut.
Direktur RSUD Syekh Yusuf dr Salahuddin yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Dia mengatakan, pihaknya telah menawarkan penggunaan mobil ambulans kepada keluarga pasien.
Akan tetapi,keluarga pasien menolak dengan alasan ambulans pernah digunakan mengantar jenazah pasien Covid-19.Sementara, satu mobil jenazah lain mengantar jenazah dataran tinggi Malino, Kecamatan Tinggimoncong.
"Keluarga pasien marah-marah karena mengaku diberi mobil jenazah bekas pasien covid-19. Sementara sisa mobil jenazah itu yang ada," katanya, Senin (6/5/2020).
Menurut dr Salahuddin, RSUD Syekh Yusuf memiliki empat unit kendaraan ambulans. Dua untuk mobil rujukan pasien dan dua unit lagi untuk mobil jenazah.
Dua mobil ambulans yang terparkir difungsikan untuk membawa pasien rujukan, bukan pasien meninggal dunia.
"Fungsinya untuk membawa pasien rujukan. Fatal akibatnya jika digunakan lain, karena sewaktu-waktu ada pasien yang mesti dirujuk cepat," beber dr Salahuddin.
Dan jika mobil rujukan dipakai untuk mengangkut jenazah, lanjutnya, maka berpotensi kembali menimbulkan protes. Artinya, keluarga pasien rujukan bisa protes jika saat akan dirujuk mobil rujukan dipakai mengangkut jenazah.
Hal senada disampaikan oleh Humas RSUD Syekh Yusuf, Muh Taslim. Menurutnya, RSUD Syekh Yusuf telah bekerja berdasarkan standar operasional prosedur (SOP).
Ia menuturkan, mobil jenazah yang ditawarkan memang pernah mengantar jenazah pasien Covid-19. Namun Pihak rumah sakitpun sudah menjamin sterisasi mobil tersebut karena telah dibersihkan dan diberi disinfektan.
"Kepala IGD telah menyampaikan jika mobil itu sudah aman digunakan. Tapi keluarga Jenazah emosional mendorong mayat keluar IGD untuk mengambil mobil GRAB,"paparnya.
Dan karena sudah emosi, lanjut Taslim, keluarga tidak menghiraukan petugas yang meminta keluarga bersabar untuk di carikan mobil Jenazah yang lain.
Pasien sendiri, masuk Ke IGD pukul 13.30 Wita sudah dalam keadaan meninggal. Karena itu, pihaknya menyayangkan atas adanya kejadian ini.
Menurut Taslim, pihak rumah sakit sudah menjalankan SOP dan tidak mengharapkan adanya kondisi seperti ini.Dia berharap kejadian ini bisa disikapi dengan utuh dengan melihat kronologis kejadian yang sesungguhnya.
Mereka menilai tidak mendapat pelayanan mobil jenazah untuk diantar pulang ke rumah duka. Padahal dalam video itu diperlihatkan, jika pihak rumah sakit belum mengoperasikan tiga ambulance dan masih terparkir di halaman rumah sakit.
"Masa ambulance yang ada koronanya, yang bekas angkut korona yang mau dikasi pake,"ungkap keluarga pasien dalam video tersebut.
Direktur RSUD Syekh Yusuf dr Salahuddin yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Dia mengatakan, pihaknya telah menawarkan penggunaan mobil ambulans kepada keluarga pasien.
Akan tetapi,keluarga pasien menolak dengan alasan ambulans pernah digunakan mengantar jenazah pasien Covid-19.Sementara, satu mobil jenazah lain mengantar jenazah dataran tinggi Malino, Kecamatan Tinggimoncong.
"Keluarga pasien marah-marah karena mengaku diberi mobil jenazah bekas pasien covid-19. Sementara sisa mobil jenazah itu yang ada," katanya, Senin (6/5/2020).
Menurut dr Salahuddin, RSUD Syekh Yusuf memiliki empat unit kendaraan ambulans. Dua untuk mobil rujukan pasien dan dua unit lagi untuk mobil jenazah.
Dua mobil ambulans yang terparkir difungsikan untuk membawa pasien rujukan, bukan pasien meninggal dunia.
"Fungsinya untuk membawa pasien rujukan. Fatal akibatnya jika digunakan lain, karena sewaktu-waktu ada pasien yang mesti dirujuk cepat," beber dr Salahuddin.
Dan jika mobil rujukan dipakai untuk mengangkut jenazah, lanjutnya, maka berpotensi kembali menimbulkan protes. Artinya, keluarga pasien rujukan bisa protes jika saat akan dirujuk mobil rujukan dipakai mengangkut jenazah.
Hal senada disampaikan oleh Humas RSUD Syekh Yusuf, Muh Taslim. Menurutnya, RSUD Syekh Yusuf telah bekerja berdasarkan standar operasional prosedur (SOP).
Ia menuturkan, mobil jenazah yang ditawarkan memang pernah mengantar jenazah pasien Covid-19. Namun Pihak rumah sakitpun sudah menjamin sterisasi mobil tersebut karena telah dibersihkan dan diberi disinfektan.
"Kepala IGD telah menyampaikan jika mobil itu sudah aman digunakan. Tapi keluarga Jenazah emosional mendorong mayat keluar IGD untuk mengambil mobil GRAB,"paparnya.
Dan karena sudah emosi, lanjut Taslim, keluarga tidak menghiraukan petugas yang meminta keluarga bersabar untuk di carikan mobil Jenazah yang lain.
Pasien sendiri, masuk Ke IGD pukul 13.30 Wita sudah dalam keadaan meninggal. Karena itu, pihaknya menyayangkan atas adanya kejadian ini.
Menurut Taslim, pihak rumah sakit sudah menjalankan SOP dan tidak mengharapkan adanya kondisi seperti ini.Dia berharap kejadian ini bisa disikapi dengan utuh dengan melihat kronologis kejadian yang sesungguhnya.
(pur)