Cerita Pasien Corona: Lima Hari Yang Luar Biasa Berat

Sabtu, 28 Maret 2020 - 18:51 WIB
Cerita Pasien Corona: Lima Hari Yang Luar Biasa Berat
Cerita Pasien Corona: Lima Hari Yang Luar Biasa Berat
A A A
SURABAYA - Christina, warga Surabaya dua anak ini tidak pernah bermimpi akan menjalani sepenggal kisah kehidupan yang teramat berat.

Christina merupakan “mantan” penderita virus coronan atau COVID-19 yang sempat merasakan perihnya diisolasi. Selama dua pekan, Christina harus berjuang dan melawan serangan COVID-19 di ruang isolasi rumah sakit. (Baca juga: Bertambah Lagi, Positif Corona di Kalteng Jadi 6 Orang)

Maret 2020 menjadi awal kelam sepenggal kehidupan Christina. Saat itu, dia mulai merasakan perubahan pada kondisi tubuh. Mulanya demam tinggi lalu disusul badan terasa patah-patah dan kehilangan nafsu makan.

Tepat pada 9 Maret, Christina memeriksakan kondisinya di Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya. “Beberapa hari saya dirawat di RS Mitra Keluarga. Waktu itu nafas saya sudah lemas. Dada kanan warnanya abu-abu sudah bisa sembuh karena terapi. Lalu yang kiri memburuk berbentuk embun dan menutup seperti awan,” ungkap Christina, Sabtu (28/3/2020).

Kemudian pada 11 Maret, dia dibawa ke RS Universitas Unair untuk dilakukan swab tenggorokan dan hidung. Pada saat yang bersamaan, RS Mitra Keluarga sudah mengosongkan pasien. Kemudian, esok harinya, Christina dipindahkan lagi ke RSUD dr Soetomo dan langsung masuk ruang isolasi khusus.

“Saya tahu saat dimasukkan ke ruang isolasi khusus. Dengan kondisi lemas bernafas pun sudah tidak sampai, oksigen tidak maksimal. Saya sendiri di ruang khusus itu bersama alat medis,” kenangnya.

Selama perawatan super intensif di ruang isolasi khusus itu berlangsung, ibu dua anak ini tidak mengetahui kalau dirinya tengah mengidap penyakit yang kini sedang mewabah di berbagai belahan dunia itu. Bahkan, yang dia tahu dokter hanya menyampaikan bahwa dirinya harus sembuh, harus kuat, dan tidak putus dalam berdoa.

“Ibu harus sembuh, ibu sehat, karena hanya ibu yang bisa membantu diri ibu sendiri, imun ibu yang membentengi ibu sendiri. Itu kata dokter pada saya. Tidak pernah sama sekali dokter dan perawat bilang pada saya tentang virus,” ungkapnya.

Selama beberapa hari dirawat di ruang isolasi, merupakan hari paling berat yang pernah dilewati Christina. Praktis, dirinya harus berjuang sendiri, sebab pihak RS melarang siapapun menjenguk.

Kedua anak dan suaminya pun dilarang menjenguk selama masa isolasi. Bahkan, setelah keluar dari ruang isolasi khusus penuh peralatan medis itu pun, Christina masih harus menjalani tahap berikutnya yakni masuk ke ruang isolasi tanpa peralatan.

“Itu lima hari yang luar biasa berat. Saya merasakan betapa sakitnya tubuh ini. Untungnya, dokter terus mendukung saya, ibu tidak apa-apa jalan pelan-pelan selangkah dulu dan pakai oksigennya. Lalu setelah itu saya dimasukkan ke ruang yang tidak ada peralatan lagi masih di ruang isolasi juga,” ujarnya.

Begitu menginjak hari kedelapan, RSUD dr Soetomo akhirnya mengizinkan sang suami menjenguknya. Itu merupakan hari yang paling indah bagi Christina. Sebab, selain bisa bertemu sang suami yang sudah sekian hari lamanya ditinggalkan, dokter juga memberikan informasi bahwa dirinya negatif COVID-19. “Dokter bilang itu pada suami saya kalau saya sudah kembali sehat. Saya dinyatakan negatif COVID-19,” paparnya.

Meski saat ini Christina sudah kembali ke rumah, namun dia tetap harus membatasi kegiatan sembari menjaga pola hidup agar tetap sehat. Dia juga masih dalam pemantauan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui puskesmas terdekat. Bahkan, pemkot juga memberikan vitamin, suplemen, dan makanan sehat.

Christina berharap, warga dapat mematuhi aturan yang sudah ditetapkan pemerintah. Terlebih, dia sebagai mantan pasien COVID-19 sudah merasakan betapa sakitnya melawan virus tersebut.

“Peraturan pemerintah itu harus didengar. Ini bukan penyakit atau virus biasa. Saya sudah mengalami ini. Untuk anak muda, sudah tidak usah lagi keluar kalau sekadar nongkrong itu tidak perlu. Kita batasi interaksi. Memang ada dokter tapi dia juga manusia,” ujarnya.
(nbs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9971 seconds (0.1#10.140)