Cegah Corona, Upacara Pengurupukan Umat Hindu di Baubau Batal Digelar
A
A
A
BAUBAU - Untuk menghindari penyebaran virus corona, upacara pengrupukan dan pawai ogoh-ogoh oleh umat Hindu yang bemukim di Keluarahan Ngkaring-karing, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), Batal dilaksanakan.
Warga hanya bisa melaksanakan sembahyang pengrupukan di rumah masing-masing. Biasanya sehari menjelang Hari Raya Nyepi Umat Hindu mengelar upacara pengrupukan di Tugu Trasmigrasi, Tengah Kampung. Selain upacara pengrupukan juga dilaksanakan Pawai Ogoh-ogoh.
Namun, karena adanya imbauan dari pemerintah terkait memutus rantai penyebaran virus covid 19, pemuka agama setempat sepakat meniadakan upacara pengrupukan secara bersama-sama.
Selain itu, pawai Ogoh-ogoh juga tidak dilaksanakan tahun ini. Padahal patung Ogoh-ogoh sudah selesai dibuat dan siap untuk di arak keliling kampug. "Warga hanya bisa menutup patung ogoh-ogoh dengan kain," kata I Ketut Siwasya, Ketua PHDI Ngkaring-ngkaring.
Jelang Hari Raya Nyepi, suasana di tempat bermukimnya umat Hindu di Kota Baubau sudah mulai nampak. Aktivitas warga juga sudah berkurang. Mereka mempersiapkan sembayah di rumah masing-masing. Para pencalang juga tidak nampak di tengah kampung.
Cegah Corona, Upacara Pengurupukan Umat Hindu di Baubau Batal Digelar
Untuk menghindari penyebaran virus corona, upacara pengrupukan dan pawai ogoh-ogoh oleh umat Hindu yang bemukim di Keluarahan Ngkaring-karing, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), Batal dilaksanakan.
Warga hanya bisa melaksanakan sembahyang pengrupukan di rumah masing-masing. Biasanya sehari menjelang Hari Raya Nyepi Umat Hindu mengelar upacara pengrupukan di Tugu Trasmigrasi, Tengah Kampung. Selain upacara pengrupukan juga dilaksanakan Pawai Ogoh-ogoh.
Namun, karena adanya imbauan dari pemerintah terkait memutus rantai penyebaran virus covid 19, pemuka agama setempat sepakat meniadakan upacara pengrupukan secara bersama-sama.
Selain itu, pawai Ogoh-ogoh juga tidak dilaksanakan tahun ini. Padahal patung Ogoh-ogoh sudah selesai dibuat dan siap untuk di arak keliling kampug. "Warga hanya bisa menutup patung ogoh-ogoh dengan kain," kata I Ketut Siwasya, Ketua PHDI Ngkaring-ngkaring.
Jelang Hari Raya Nyepi, suasana di tempat bermukimnya umat Hindu di Kota Baubau sudah mulai nampak. Aktivitas warga juga sudah berkurang. Mereka mempersiapkan sembayah di rumah masing-masing. Para pencalang juga tidak nampak di tengah kampung.
Warga hanya bisa melaksanakan sembahyang pengrupukan di rumah masing-masing. Biasanya sehari menjelang Hari Raya Nyepi Umat Hindu mengelar upacara pengrupukan di Tugu Trasmigrasi, Tengah Kampung. Selain upacara pengrupukan juga dilaksanakan Pawai Ogoh-ogoh.
Namun, karena adanya imbauan dari pemerintah terkait memutus rantai penyebaran virus covid 19, pemuka agama setempat sepakat meniadakan upacara pengrupukan secara bersama-sama.
Selain itu, pawai Ogoh-ogoh juga tidak dilaksanakan tahun ini. Padahal patung Ogoh-ogoh sudah selesai dibuat dan siap untuk di arak keliling kampug. "Warga hanya bisa menutup patung ogoh-ogoh dengan kain," kata I Ketut Siwasya, Ketua PHDI Ngkaring-ngkaring.
Jelang Hari Raya Nyepi, suasana di tempat bermukimnya umat Hindu di Kota Baubau sudah mulai nampak. Aktivitas warga juga sudah berkurang. Mereka mempersiapkan sembayah di rumah masing-masing. Para pencalang juga tidak nampak di tengah kampung.
Cegah Corona, Upacara Pengurupukan Umat Hindu di Baubau Batal Digelar
Untuk menghindari penyebaran virus corona, upacara pengrupukan dan pawai ogoh-ogoh oleh umat Hindu yang bemukim di Keluarahan Ngkaring-karing, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), Batal dilaksanakan.
Warga hanya bisa melaksanakan sembahyang pengrupukan di rumah masing-masing. Biasanya sehari menjelang Hari Raya Nyepi Umat Hindu mengelar upacara pengrupukan di Tugu Trasmigrasi, Tengah Kampung. Selain upacara pengrupukan juga dilaksanakan Pawai Ogoh-ogoh.
Namun, karena adanya imbauan dari pemerintah terkait memutus rantai penyebaran virus covid 19, pemuka agama setempat sepakat meniadakan upacara pengrupukan secara bersama-sama.
Selain itu, pawai Ogoh-ogoh juga tidak dilaksanakan tahun ini. Padahal patung Ogoh-ogoh sudah selesai dibuat dan siap untuk di arak keliling kampug. "Warga hanya bisa menutup patung ogoh-ogoh dengan kain," kata I Ketut Siwasya, Ketua PHDI Ngkaring-ngkaring.
Jelang Hari Raya Nyepi, suasana di tempat bermukimnya umat Hindu di Kota Baubau sudah mulai nampak. Aktivitas warga juga sudah berkurang. Mereka mempersiapkan sembayah di rumah masing-masing. Para pencalang juga tidak nampak di tengah kampung.
(nag)