Kota Sorong Bentuk Satgas Penanganan Wabah COVID-19
A
A
A
SORONG - Pemkot Sorong membentuk Satuan Tugas Penanganan Wabah Covid-19 . Satgas diketuai Wakil Wali Kota Sorong, Pahima Iskandar dan dibantu oleh sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Teknis serta TNI/Polri.
Dalam rapat dengan Forkompinda di kantor Wali Kota Sorong, Senin (16/3/2020) sejumlah langkah antisipasi juga disiapkan jika suatu saat Kota Sorong menghadapi kemungkinan terburuk dilanda wabah virus corona tersebut. (Baca juga: Pasien Positif Virus Corona Terus Bertambah Jadi 134 Orang)
Di antaranya, kesiapan rumah sakit rujukan di Kota Sorong dalam penanganan korban wabah virus corona, peralatan petugas medis dan obat-obatan, serta kesiapsiagaan petugas kesehatan satuan tugas dalam menghadapi korban virus corona.
Wali Kota Sorong, Lambert Jitmau mengatakan dengan tegas membatasi kedatangan warga negara asing (WNA) ke Kota Sorong. Pembatasan tersebut dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona masuk ke Kota Sorong yang menjadi pintu gerbang di Tanah Papua dan Papua Barat.
Menurut Lambert, dalam waktu dekat dirinya akan mengirimkan surat pemberitahuan kepada seluruh pimpinan maskapai penerbangan yang ada di Jakarta agar tidak menjual tiket tujuan Sorong kepada WNA.
"Saya akan menyurati pimpinan maskapai penerbangan di Jakarta, supaya jangan jual tiket kepada warga negara asing yang ingin ke Sorong. Pembatasan WNA ke Sorong akan berlaku 3 sampai 4 bulan ke depan. Kebijakan yang saya ambil ini guna meminimalisir penyebaran virus corona di Kota Sorong," ungkapnya.
Menurut wali kota, untuk meminimalisir dan mencegah agar virus corona tidak masuk ke Kota Sorong, harus dimulai dari bandara dan pelabuhan. Selain membatasi orang asing, orang nomor satu di Kota Sorong ini juga akan membatasi pendatang dari daerah lain. "Saya juga sudah perintahkan kepala dinas kependudukan dan catatan sipil, agar tidak mengeluarkan KTP atau menerbitkan surat pindah bagi pendatang yang baru datang ke Kota Sorong," ujarnya.
Virus corona, lanjut Lambert, dapat menyerang siapa saja jika tidak segera diantisipasi. Terkait hal tersebut, Lambert mengaku telah berkoordinasi dengan pihak bandara dan pelabuhan, untuk bisa ikut mengawasi jalur masuk dari luar daerah.
"Kalau ada kapal pesiar dari luar Kota Sorong, saya harapkan tidak diizinkan masuk sandar berlabuh di pelabuhan. Saya minta pihak bandara dan pelabuhan untuk ikut mengawasi lokasi kerja masing-masing," tegasnya.
Dalam rapat dengan Forkompinda di kantor Wali Kota Sorong, Senin (16/3/2020) sejumlah langkah antisipasi juga disiapkan jika suatu saat Kota Sorong menghadapi kemungkinan terburuk dilanda wabah virus corona tersebut. (Baca juga: Pasien Positif Virus Corona Terus Bertambah Jadi 134 Orang)
Di antaranya, kesiapan rumah sakit rujukan di Kota Sorong dalam penanganan korban wabah virus corona, peralatan petugas medis dan obat-obatan, serta kesiapsiagaan petugas kesehatan satuan tugas dalam menghadapi korban virus corona.
Wali Kota Sorong, Lambert Jitmau mengatakan dengan tegas membatasi kedatangan warga negara asing (WNA) ke Kota Sorong. Pembatasan tersebut dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona masuk ke Kota Sorong yang menjadi pintu gerbang di Tanah Papua dan Papua Barat.
Menurut Lambert, dalam waktu dekat dirinya akan mengirimkan surat pemberitahuan kepada seluruh pimpinan maskapai penerbangan yang ada di Jakarta agar tidak menjual tiket tujuan Sorong kepada WNA.
"Saya akan menyurati pimpinan maskapai penerbangan di Jakarta, supaya jangan jual tiket kepada warga negara asing yang ingin ke Sorong. Pembatasan WNA ke Sorong akan berlaku 3 sampai 4 bulan ke depan. Kebijakan yang saya ambil ini guna meminimalisir penyebaran virus corona di Kota Sorong," ungkapnya.
Menurut wali kota, untuk meminimalisir dan mencegah agar virus corona tidak masuk ke Kota Sorong, harus dimulai dari bandara dan pelabuhan. Selain membatasi orang asing, orang nomor satu di Kota Sorong ini juga akan membatasi pendatang dari daerah lain. "Saya juga sudah perintahkan kepala dinas kependudukan dan catatan sipil, agar tidak mengeluarkan KTP atau menerbitkan surat pindah bagi pendatang yang baru datang ke Kota Sorong," ujarnya.
Virus corona, lanjut Lambert, dapat menyerang siapa saja jika tidak segera diantisipasi. Terkait hal tersebut, Lambert mengaku telah berkoordinasi dengan pihak bandara dan pelabuhan, untuk bisa ikut mengawasi jalur masuk dari luar daerah.
"Kalau ada kapal pesiar dari luar Kota Sorong, saya harapkan tidak diizinkan masuk sandar berlabuh di pelabuhan. Saya minta pihak bandara dan pelabuhan untuk ikut mengawasi lokasi kerja masing-masing," tegasnya.
(shf)