Bupati Lembata Lantik Penjabat Kades dan Kepala BPD Atadei
A
A
A
LEWOLEBA - Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur melantik kepala desa dan ketua BPD se-Kecamatan Atadei, Rabu (11/3/2020). Para kepala desa dan ketua BPD tersebut adalah Kepala Desa Atakore, Lerek, Tubukrajan, Lebaata, Ile Kerbau, dan Desa Dulir.
Sedangkan empat ketua BPD adalah Ketua BPD Desa Tubukrajan, Lebaata, Ile Kerbau dan Katakeja. Bupati Eliaser disambut gembira dan antusias warga Atadei dengan rangkaian upacara adat masyarakat setempat.
Anggota DPRD Lembata Dalapil IV Piter Bala Wukak mengucapkan terima kasih kepada para kepala desa dan anggota BPD. Dia berharap dengan Garuda yang digantung di dada dan kepercayaaan yang diberikan oleh masyarakat akan menjadi motivasi untuk bekerja lebih baik, cerdas, profesional dalam melayani masyarakat.
"Tunjukkan bahwa kalian adalah orang–orang kepercayaan Bupati Lembata sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah untuk melayani masyarakat di desa," imbuhnya.
Piter mengingatkan begitu banyak ancaman dalam masyarakat terutama cara berpikir primordial dan kesukuan menjadi ancaman serius dalam menegakkan demokrasi. Dia berpendapat, Bupati Lembata adalah seorang pemimpin daerah berjiwa nasional dengan spirit Satu Lembata, Satu NTT , Satu Indonesia dan Aku Lembata, perlu dilihat sebagai inspirasi untuk menjadikan Lembata satu kesatuan yang utuh dan tidak dipisahkan, harapnya.
Bupati Eliazer Yantji Sunur dalam arahannya menyampaikan perlunya untuk melakukan pemetaan terhadap persoalan yang ada di desa dan tidak bertindak menghakimi kepala desa karena berkuasa. "Jangan salahkan dulu kepala desa karena sekarang kalian berkuasa atau berwenang, tapi ambil dulu bukunya, panggil tokoh masyarakat kemudian tanya dan berdikuskusilah dengan mereka. Catat, identifikasi setiap masalahnya dan diselesaikan secara baik dan bijaksana sesuai regualasi yang berlaku," tegasnya.
Guna menghindari pengaruh pihak ketiga dalam mengambil sebuah keputusan untuk kepentingan masyarakat, ia menegaskan ada 3 hal yang harus diperhatikan pejabat kepala desa yakni, identifikasi potensi dan masalah dalam peningkatan pelayanan dasar di masyarakat, yakni kesehatan, pendidikan, dan mengatasi masalah kemiskinan secara tepat. Kalau banyak orang miskin tapi kalian bangun jalan, maka persoalan kemiskinan terus bertambah, katanya.
Kedua, infrastruktur di desa yang berfokus pada listrik, air bersih, pertanian, perternakan dengan prospek pengembangan berorientasi pariwisata; 3 bagaimana semua potensi didorong untuk berdaya guna, sehingga harus fokus sesuai arahan Presiden yakni pemberdayaan ekonomi berbasis pariwisata sehingga masyarakat terlibat aktif dalam pemberdayaan.
Ia mengimbau agar membangun pemberdayaan dengan mengoptimalkan peran BUMDES dan berbagai inovasi pengembangannya. Bumdes itu kan mencari untung bukan pekerjaan sosial. "Saya harapkan untuk pekerjakan masyarakat di desa secara maksimal dan sertakan mereka dengan modal untuk berusaha. Ia mencontohkan, beli sampan untuk para nelayan dan ikannya dijual ke masyarakat desa di sekitar sehingga tidak menunggu ikan dari Lewoleba yang sangat jauh.
Diaa mengajak masyarakat Desa Watu Wawer untuk melestarikan dan mengembangkan budaya dengan nilai karakter kuat yaitu tradisi Ahar yang unik, Dapur Alam yang sangat spesial dan atraksi Hadok yang memukau setiap orang yang menyaksikan. Untuk semua itu perlu inovasi dan terobosan dari Kepala Desa dalam pengembangannya, katanya.
Sedangkan empat ketua BPD adalah Ketua BPD Desa Tubukrajan, Lebaata, Ile Kerbau dan Katakeja. Bupati Eliaser disambut gembira dan antusias warga Atadei dengan rangkaian upacara adat masyarakat setempat.
Anggota DPRD Lembata Dalapil IV Piter Bala Wukak mengucapkan terima kasih kepada para kepala desa dan anggota BPD. Dia berharap dengan Garuda yang digantung di dada dan kepercayaaan yang diberikan oleh masyarakat akan menjadi motivasi untuk bekerja lebih baik, cerdas, profesional dalam melayani masyarakat.
"Tunjukkan bahwa kalian adalah orang–orang kepercayaan Bupati Lembata sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah untuk melayani masyarakat di desa," imbuhnya.
Piter mengingatkan begitu banyak ancaman dalam masyarakat terutama cara berpikir primordial dan kesukuan menjadi ancaman serius dalam menegakkan demokrasi. Dia berpendapat, Bupati Lembata adalah seorang pemimpin daerah berjiwa nasional dengan spirit Satu Lembata, Satu NTT , Satu Indonesia dan Aku Lembata, perlu dilihat sebagai inspirasi untuk menjadikan Lembata satu kesatuan yang utuh dan tidak dipisahkan, harapnya.
Bupati Eliazer Yantji Sunur dalam arahannya menyampaikan perlunya untuk melakukan pemetaan terhadap persoalan yang ada di desa dan tidak bertindak menghakimi kepala desa karena berkuasa. "Jangan salahkan dulu kepala desa karena sekarang kalian berkuasa atau berwenang, tapi ambil dulu bukunya, panggil tokoh masyarakat kemudian tanya dan berdikuskusilah dengan mereka. Catat, identifikasi setiap masalahnya dan diselesaikan secara baik dan bijaksana sesuai regualasi yang berlaku," tegasnya.
Guna menghindari pengaruh pihak ketiga dalam mengambil sebuah keputusan untuk kepentingan masyarakat, ia menegaskan ada 3 hal yang harus diperhatikan pejabat kepala desa yakni, identifikasi potensi dan masalah dalam peningkatan pelayanan dasar di masyarakat, yakni kesehatan, pendidikan, dan mengatasi masalah kemiskinan secara tepat. Kalau banyak orang miskin tapi kalian bangun jalan, maka persoalan kemiskinan terus bertambah, katanya.
Kedua, infrastruktur di desa yang berfokus pada listrik, air bersih, pertanian, perternakan dengan prospek pengembangan berorientasi pariwisata; 3 bagaimana semua potensi didorong untuk berdaya guna, sehingga harus fokus sesuai arahan Presiden yakni pemberdayaan ekonomi berbasis pariwisata sehingga masyarakat terlibat aktif dalam pemberdayaan.
Ia mengimbau agar membangun pemberdayaan dengan mengoptimalkan peran BUMDES dan berbagai inovasi pengembangannya. Bumdes itu kan mencari untung bukan pekerjaan sosial. "Saya harapkan untuk pekerjakan masyarakat di desa secara maksimal dan sertakan mereka dengan modal untuk berusaha. Ia mencontohkan, beli sampan untuk para nelayan dan ikannya dijual ke masyarakat desa di sekitar sehingga tidak menunggu ikan dari Lewoleba yang sangat jauh.
Diaa mengajak masyarakat Desa Watu Wawer untuk melestarikan dan mengembangkan budaya dengan nilai karakter kuat yaitu tradisi Ahar yang unik, Dapur Alam yang sangat spesial dan atraksi Hadok yang memukau setiap orang yang menyaksikan. Untuk semua itu perlu inovasi dan terobosan dari Kepala Desa dalam pengembangannya, katanya.
(akn)