Dampak Terburuk Anak Alami Bullying hingga Kekerasan Fisik di Sekolah
A
A
A
MERANGIN - Sungguh nahas dialami SN (13), siswi Sekolah Dasar Negeri di Merangin, Jambi. Siswi berprestasi ini mengalami depresi berat karena telah di bully dan juga diduga mengalami kekerasan fisik oleh sesama siswa SDN 33 Merangin.
Kejadian Bullying yang di alami SN, siswi SDN di Merangin ini terjadi sekitar satu bulan yang lalu. Dimana saat itu korban tak mau memberi contekan pelajaran kepada teman-temanya hingga korban mengalami bullying bahkan kekerasan.
Usai kejadian tersebut, sempat terjadi mediasi antara orang tua korban dan orang tua pelaku serta pihak sekolah yang dilakukan di SDN di Merangin.
Dalam perundingan tersebut, pihak korban hanya menginginkan jika anaknya di scan dan dilakukan pengobatan karena di duga sempat dianiaya oleh enam siswa. Kesepakatan pun terjadi antara ketiga belah pihak dengan membawa korban berobat dan dilakukan scaner, namun dari hasil scaner korban tidak mengalami luka di sekujur tubuhnya.
Berselang satu minggu usai perundingan, korban tiba-tiba mengalami depresi yang berat hingga mengalami demam. Bahkan, korban histeris jika melihat seseorang menggunakan seragam dinas atau seragam sekolah.
Melihat anaknya mengalami depresi berat, orang tua korban membawa korban ke Dinas P2TP2A untuk mengadukan hal tersebut. Usai di tangani, korban langsung dibawa ke RSUD Kol. Abunjani Bangko untuk dilakukan perawatan.
Saat media ini mengunjungi korban, terlihat korban terbaring dan tangan korban di ikat agat tidak melakukan tindakan bodoh yang menciderai korban. Sempat sesekali korban meronta-ronta dan berontak untuk tidak ditemui media.
Orang tua korban, Siti Habibah yang berhasil dikonfirmasi mengatakan, anaknya sudah mengalami depresi berat usai di bullying dan mengalami kekerasan fisik oleh temannya.
"Jika bertemu orang yang memakai seragam dinas, dia teriak-teriak, apalagi lihat orang pakai pakaian sekolah. Ya, anak saya ditarik rambutnya di benturkan kepalanya ke dinding oleh temannya dan itu membuat anak saya trauma,"ucap Siti Habibah ibu korban.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan M Zubir di konfirmasi mengatakan, jika dirinya baru mengetahui hal tersebut.
"Tadi saya ditanya rekan media, dan langsung saya panggil kepala sekolahnya, dan ungkap kepala sekolah kasus ini sudah di selesaikan dan tidak terjadi permasalahan lagi, dan hari ini kasus tersebut muncul kembali, namun saya akan mengecek langsung fakta yang sebenarnya,"ungkap Zubir.
Kejadian Bullying yang di alami SN, siswi SDN di Merangin ini terjadi sekitar satu bulan yang lalu. Dimana saat itu korban tak mau memberi contekan pelajaran kepada teman-temanya hingga korban mengalami bullying bahkan kekerasan.
Usai kejadian tersebut, sempat terjadi mediasi antara orang tua korban dan orang tua pelaku serta pihak sekolah yang dilakukan di SDN di Merangin.
Dalam perundingan tersebut, pihak korban hanya menginginkan jika anaknya di scan dan dilakukan pengobatan karena di duga sempat dianiaya oleh enam siswa. Kesepakatan pun terjadi antara ketiga belah pihak dengan membawa korban berobat dan dilakukan scaner, namun dari hasil scaner korban tidak mengalami luka di sekujur tubuhnya.
Berselang satu minggu usai perundingan, korban tiba-tiba mengalami depresi yang berat hingga mengalami demam. Bahkan, korban histeris jika melihat seseorang menggunakan seragam dinas atau seragam sekolah.
Melihat anaknya mengalami depresi berat, orang tua korban membawa korban ke Dinas P2TP2A untuk mengadukan hal tersebut. Usai di tangani, korban langsung dibawa ke RSUD Kol. Abunjani Bangko untuk dilakukan perawatan.
Saat media ini mengunjungi korban, terlihat korban terbaring dan tangan korban di ikat agat tidak melakukan tindakan bodoh yang menciderai korban. Sempat sesekali korban meronta-ronta dan berontak untuk tidak ditemui media.
Orang tua korban, Siti Habibah yang berhasil dikonfirmasi mengatakan, anaknya sudah mengalami depresi berat usai di bullying dan mengalami kekerasan fisik oleh temannya.
"Jika bertemu orang yang memakai seragam dinas, dia teriak-teriak, apalagi lihat orang pakai pakaian sekolah. Ya, anak saya ditarik rambutnya di benturkan kepalanya ke dinding oleh temannya dan itu membuat anak saya trauma,"ucap Siti Habibah ibu korban.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan M Zubir di konfirmasi mengatakan, jika dirinya baru mengetahui hal tersebut.
"Tadi saya ditanya rekan media, dan langsung saya panggil kepala sekolahnya, dan ungkap kepala sekolah kasus ini sudah di selesaikan dan tidak terjadi permasalahan lagi, dan hari ini kasus tersebut muncul kembali, namun saya akan mengecek langsung fakta yang sebenarnya,"ungkap Zubir.
(pur)