Siaga Covid-19, Papua Kurang Alat Pelindung Tim Kesehatan

Selasa, 03 Maret 2020 - 15:50 WIB
Siaga Covid-19, Papua Kurang Alat Pelindung Tim Kesehatan
Siaga Covid-19, Papua Kurang Alat Pelindung Tim Kesehatan
A A A
JAYAPURA - Dua warga Depok, Jabar positif terjangkit virus Corona (Covid-19). Kondisi ini membuat daerah lain siaga, seperti Papua yang berada di ujung timur Indonesia.

Papua sering didatangi wisatawan mancanegara, di mana beberapa berasal dari Cina yang merupakan tempat asal mula mewabahnya virus Corona. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Papua, dr Aron Rumainum mengakui pihaknya telah siap sejak wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) beberapa waktu lalu.
(Baca juga: Penyebaran Virus Corona, 24 Orang di Bandung Dalam Pantauan)

"Kita sudah lakukan kesiapsiagaan sejak kasus itu (SARS). Kementerian Kesehatan telah menunjuk RSUD Dok II Jayapura sebagai rumah sakit rujukan dengan kesiapan ruang isolasi, termasuk dokter spesialis paru, dan anak sudah siap," kata Aron di Jayapura, Selasa (3/3/2020).

Dijelaskan, selain RSUD Dok II Jayapura, Kementerian Kesehatan juga telah menunjuk RSUD Nabire dan RSUD Merauke sebagai rumah sakit rujukan dengan kelengkapan ruang isolasi. "Kedua rumah sakit ini statusnya juga menerima rujukan. Jadi kabupaten terdekat bisa dibawa ke rumah sakit itu jika ada indikasi," jelasnya.

Meski secara umum Provinsi Papua telah siap untuk menangani pasien Covid-19, namun demikian pihaknya mengaku sangat kekurangan alat pelindung diri (APD) bagi tim medis ruang isolasi. Kekurangan itu di antaranya berupa baju tim medis dan kelengkapannya. Jumlahnya sangat minim untuk 3 rumah sakit tersebut.

"Dulu kami mendapat 30 paket dari kementerian, 10 kita berikan kepada RSUD Jayapura, dan sisanya kita berikan kepada Litbangkes Papua, karena mereka juga memeriksa sampel penderita. Sementara Nabire dan Merauke informasi yang kami terima menerima masing-masing 10 Paket APD. Ini masih sangat kurang, karena itu sekali pakai saja," ungkapnya.

Dirinya berharap, dengan sudah adanya dua warga positif covid19 di Bekasi, maka APD harus segera disiapkan, termasuk kelengkapannya. "Karena ini sangat penting. Tanpa pakaian itu, maka akan sangat riskan kepada petugas kesehatan. Jadi sifatnya urgen. Kalau yang lain saya fikir rumah sakit tinggal melengkapi. APD itu harganya satu jutaan, bisa dianggarkan itu," jelasnya.

Untuk sinergitas penanganan Covid19, dr Aron berharap segera dilakukan rapat koordinasi lintas sektor. Karena tidak semuanya soal pencegahan dan penanggulangan dilakukan Dinas Kesehatan.

"Kami harap Gubernur Papua segera menggelar rapat koordinasi lintas sektor. Baik pemerintahan, maupun swasta. Sehingga jelas, tugasnya masing-masing. Termasuk pengadaan APD. Saya contohkan kalau orang baru datang dari Bandara, itu tugas siapa, lalu orang yang dalam pengawasan itu selama masuk di hotel, maka tugasnya siapa,,ini PHRI (Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia), bukan lagi kami. Koordinasi itu penting," jelasnya.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6665 seconds (0.1#10.140)