BNPB Sebut Indikasi Amblesnya Ruko Jember Terpantau sejak Februari 2019
A
A
A
JAKARTA - Peristiwa amblesnya sembilan rumah toko (ruko) di jalur protokol Kota Jember, Jawa Timur mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Ironisnya, indikasi penurunan tanah ruko di Kompleks Pertokoan Jombo, Jalan Raya Sultan Agung, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, sejak Februari 2019.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan telah mendapatkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur atas peristiwa tersebut. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengatakan, amblasnya ruko tersebut diduga terjadi setelah pondasi terkikis aliran Sungai Kalijompo yang meluap akibat hujan dengan itensitas tinggi mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Jember.
Agus menambahkan, sebelumnya tim menemukan retakan tanah di bawah ruko tersebut sejak Februari 2019 lalu. “Tidak ada laporan mengenai korban jiwa atas peristiwa tersebut. Sebelum peristiwa itu terjadi, ruko sudah tidak dipakai,” katanya di Jakarta kemarin.
Dia mengungkapkan, dari laporan BPBD Jember diketahui kerusakan akibat peristiwa tersebut berupa retakan dan penurunan tanah se panjang kurang lebih 94 meter dengan lebar kurang lebih 10 meter. Kemudian, jalan di depan ruko juga mengalami penurunan dengan panjang kurang lebih 43 meter dan lebar 10 meter. Material dan puing ruko juga menutup aliran sungai. Selain itu, jaringan pipa PDAM, PLN, dan Telkom terputus serta arus lalu lintas mengalami kemacetan di sekitar lokasi.
Agus mengatakan saat ini tim gabungan dari Pemkab Jember, BPBD Jember, TNI, Polri, Dinas PU Binamarga & SDA, Dinas PU Ciptakarya, PDAM, PLN, Dishub Jember, Pemerintah Kec. Kaliwates, Basarnas Pos Sar Jember, Tagana Dinsos Jember, dan warga bersama-sama melakukan pembersihan material dan puing ruko yang menutupi aliran sungai. “Selain itu, upaya lanjutan untuk memperbaiki dinding penahan sungai juga dalam pengembangan tim,” jelasnya.
Agus pun mengingatkan warga yang tinggal di pinggiran sungai agar lebih waspada dan berhati-hati mengingat debit air dapat kembali meningkat sewaktu-waktu yang dipicu oleh faktor cuaca di wilayah Jember dan sekitarnya.
Sementara itu, Polda Jatim menerjunkan tim guna menelusuri penyebab ambruknya sejumlah ruko yang berada di atas bantaran Sungai Kali Jompo di Kabupaten Jember, Senin (2/3/2020) sekitar pukul 04.00 WIB. Peristiwa ini terjadi saat banjir menerjang kawasan tersebut.
Dirreskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan, tim yang dia terjunkan akan mencari tahu apakah ada pengeroposan yang membuat bangunan tersebut ambruk. Sejauh ini, tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. “Nanti kita akan bekerja sama dengan polres setempat untuk asesmen terhadap kondisi fisiknya," katanya di Polda Jatim kemarin.
Dugaan sementara penyebab bangunan roboh ini akibat beton penyangga tidak kuat menahan derasnya arus Sungai Kali Jompo, sebab bangunan tampak berdiri persis di atas bantaran sungai. Berdasarkan informasi di lapangan, tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Sebelumnya para penghuni ruko memang telah diminta untuk tak menempati bangunan akibat adanya keretakan.
“Ini akibat tak kunjung diperbaiki. Sudah lama jalan ini retak. Akhirnya hari ini kejadian, jalanan amblas dan ada tujuh bangunan ruko yang roboh. Untung tak ada korban,” kata Anasrul, warga di TKP.
Saat ini lokasi jalanan amblas dan ruko roboh tersebut telah dipasangkan garis polisi. Petugas gabungan TNI dan Polri juga tampak mengamankan lokasi karena banyak warga yang penasaran terus berdatangan ke TKP. (Binti Mufarida/Lukman Hakim)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan telah mendapatkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur atas peristiwa tersebut. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengatakan, amblasnya ruko tersebut diduga terjadi setelah pondasi terkikis aliran Sungai Kalijompo yang meluap akibat hujan dengan itensitas tinggi mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Jember.
Agus menambahkan, sebelumnya tim menemukan retakan tanah di bawah ruko tersebut sejak Februari 2019 lalu. “Tidak ada laporan mengenai korban jiwa atas peristiwa tersebut. Sebelum peristiwa itu terjadi, ruko sudah tidak dipakai,” katanya di Jakarta kemarin.
Dia mengungkapkan, dari laporan BPBD Jember diketahui kerusakan akibat peristiwa tersebut berupa retakan dan penurunan tanah se panjang kurang lebih 94 meter dengan lebar kurang lebih 10 meter. Kemudian, jalan di depan ruko juga mengalami penurunan dengan panjang kurang lebih 43 meter dan lebar 10 meter. Material dan puing ruko juga menutup aliran sungai. Selain itu, jaringan pipa PDAM, PLN, dan Telkom terputus serta arus lalu lintas mengalami kemacetan di sekitar lokasi.
Agus mengatakan saat ini tim gabungan dari Pemkab Jember, BPBD Jember, TNI, Polri, Dinas PU Binamarga & SDA, Dinas PU Ciptakarya, PDAM, PLN, Dishub Jember, Pemerintah Kec. Kaliwates, Basarnas Pos Sar Jember, Tagana Dinsos Jember, dan warga bersama-sama melakukan pembersihan material dan puing ruko yang menutupi aliran sungai. “Selain itu, upaya lanjutan untuk memperbaiki dinding penahan sungai juga dalam pengembangan tim,” jelasnya.
Agus pun mengingatkan warga yang tinggal di pinggiran sungai agar lebih waspada dan berhati-hati mengingat debit air dapat kembali meningkat sewaktu-waktu yang dipicu oleh faktor cuaca di wilayah Jember dan sekitarnya.
Sementara itu, Polda Jatim menerjunkan tim guna menelusuri penyebab ambruknya sejumlah ruko yang berada di atas bantaran Sungai Kali Jompo di Kabupaten Jember, Senin (2/3/2020) sekitar pukul 04.00 WIB. Peristiwa ini terjadi saat banjir menerjang kawasan tersebut.
Dirreskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan, tim yang dia terjunkan akan mencari tahu apakah ada pengeroposan yang membuat bangunan tersebut ambruk. Sejauh ini, tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. “Nanti kita akan bekerja sama dengan polres setempat untuk asesmen terhadap kondisi fisiknya," katanya di Polda Jatim kemarin.
Dugaan sementara penyebab bangunan roboh ini akibat beton penyangga tidak kuat menahan derasnya arus Sungai Kali Jompo, sebab bangunan tampak berdiri persis di atas bantaran sungai. Berdasarkan informasi di lapangan, tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Sebelumnya para penghuni ruko memang telah diminta untuk tak menempati bangunan akibat adanya keretakan.
“Ini akibat tak kunjung diperbaiki. Sudah lama jalan ini retak. Akhirnya hari ini kejadian, jalanan amblas dan ada tujuh bangunan ruko yang roboh. Untung tak ada korban,” kata Anasrul, warga di TKP.
Saat ini lokasi jalanan amblas dan ruko roboh tersebut telah dipasangkan garis polisi. Petugas gabungan TNI dan Polri juga tampak mengamankan lokasi karena banyak warga yang penasaran terus berdatangan ke TKP. (Binti Mufarida/Lukman Hakim)
(ysw)