Keluarga Korban Susur Sungai Pasrah dan Anggap Musibah
A
A
A
SLEMAN - Para keluarga siswa SMPN 1 Turi yang hanyut terbawa arus saat kegiatan Pramuka susur sungai Sempor, Dukuh, Donokerto, Turi, Sleman menyatakan pasrah dan menganggap kejadian itu sebagai musibah. Meski begitu tetap menyayangkan kegiatan itu tetap dilaksanakan saat cuaca ektrem.
Agus Riyanto, 46, kakak Suprapto orang tua dari Feneza Dida Amialia, 13, kelas 7A warga Glagahombo, Girikerto, Turi mengatakan, menyayangkan saat terjadi hujan, tapi kegiatan susur sungai masih dilaksanakan.
(Baca juga: Diduga Lalai, Polisi Tetapkan Satu Pembina Tersangka Susur Sungai Sempor)
Ia pun menyarankan kepada sekolah dan lembaga agar melakukan mitigasi dan perencanaan yang matang kalau akan dilaksanakan susur sungai di musim kemarau.
"Masalah waktunya yang tidak tepat," kata Agus di SMPN 1 Turi, Sabtu (22/2/2020).
Namun, apapun itu sudah menjadi kehendak Allah, sehingga keluarga sudah ikhlas dan tidak akan menuntut pihak. "Segala persoalan terkait peristiwa ini akan diserahkan ke pihak berwajib," ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan, Adi Kurniati, keluarga dari Nur Azizah, 14 kelas 8A, warga Kembangarum, Donokerto, Turi. Ia mengatakan, sudah pasarah jika jalannya kejadian harus seperti ini.
"Diterima saja, lha wong namanya juga kecelakaan, bagaimana lagi namanya musibah," paparnya
Mengenai akan menuntut pihak sekolah. Menurut Kurniati sampai sekarang belum ada pembicaraa apapun dari keluarga. Apalagi masih berduka, sehingga belum bisa berpikir jernih.
"Belum ada pembicaan apa-apa sebab keluarga masih shok. Belum ke arah sana. Kebetulan Nur Azizah anak satu-satunya. Jadi belum bicara banyak. Tapi sepertinya tidak, sepertinya," jelasnya.
Agus Riyanto, 46, kakak Suprapto orang tua dari Feneza Dida Amialia, 13, kelas 7A warga Glagahombo, Girikerto, Turi mengatakan, menyayangkan saat terjadi hujan, tapi kegiatan susur sungai masih dilaksanakan.
(Baca juga: Diduga Lalai, Polisi Tetapkan Satu Pembina Tersangka Susur Sungai Sempor)
Ia pun menyarankan kepada sekolah dan lembaga agar melakukan mitigasi dan perencanaan yang matang kalau akan dilaksanakan susur sungai di musim kemarau.
"Masalah waktunya yang tidak tepat," kata Agus di SMPN 1 Turi, Sabtu (22/2/2020).
Namun, apapun itu sudah menjadi kehendak Allah, sehingga keluarga sudah ikhlas dan tidak akan menuntut pihak. "Segala persoalan terkait peristiwa ini akan diserahkan ke pihak berwajib," ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan, Adi Kurniati, keluarga dari Nur Azizah, 14 kelas 8A, warga Kembangarum, Donokerto, Turi. Ia mengatakan, sudah pasarah jika jalannya kejadian harus seperti ini.
"Diterima saja, lha wong namanya juga kecelakaan, bagaimana lagi namanya musibah," paparnya
Mengenai akan menuntut pihak sekolah. Menurut Kurniati sampai sekarang belum ada pembicaraa apapun dari keluarga. Apalagi masih berduka, sehingga belum bisa berpikir jernih.
"Belum ada pembicaan apa-apa sebab keluarga masih shok. Belum ke arah sana. Kebetulan Nur Azizah anak satu-satunya. Jadi belum bicara banyak. Tapi sepertinya tidak, sepertinya," jelasnya.
(maf)