Cerita Ari Dwipayana, Koordinatori Staf Khusus Milenial Siapkan Pidato Presiden

Rabu, 19 Februari 2020 - 12:07 WIB
Cerita Ari Dwipayana,...
Cerita Ari Dwipayana, Koordinatori Staf Khusus Milenial Siapkan Pidato Presiden
A A A
GIANYAR - Tinggal di Desa Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, merupakan keberuntungan bagi Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana. Pasalnya selain menjadi tujuan wisata, Ubud kala itu juga menjadi tempat melakukan riset bagi para peneliti dari berbagai negara.

Kisahnya ini, dia curahkan dalam acara Pembekalan Program Wisuda Sarjana dan Diploma Periode II Tahun Akademik 2019/2020, Selasa (18/02/2020) di Graha Sabha Pramana.

Uniknya, keluarga Ari tidak hanya bisa bergaul dengan wisatawan saja, tetapi juga dengan periset-periset mancanegara itu. "Sejak itu, Saya mulai menguasai ilmu sosial, politik, dan sejarah. Saya juga jadi punya keinginan untuk banyak bergaul dengan para peneliti dan dosen," ujarnya.

"Itulah yang kemudian mendorong saya untuk kuliah di Departemen Politik Pemerintahan, dan saya pilih UGM sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia," tuturnya.

Kini, Ari berkarier di bidang yang sesuai jurusannya. Sebagai staf khusus presiden, Ari bertugas membantu presiden terutama hal-hal yang sifatnya substantif. "Jadi kalau teman-teman menyaksikan Presiden berpidato, memberikan pernyataan. Itu semua kami persiapkan dulu," jelasnya.

Pertamakali dalam sejarah kata Ari, di Indonesia ada milenial yang dekat dengan Presiden. "Sudah jadi tren baru di beberapa negara, milenials tidak lagi tabu masuk dalam pemerintahan. Sekarang kita punya 7 staf khusus milenial, tugas Saya juga mengkoordinatori mereka," ungkap alumnus UGM angkatan 1990 itu.

7 staf khusus milenial kata Ari bertugas menjadi jembatan antara milenial dengan Presiden. Setiap staf khusus memiliki latar belakang yang berbeda. Mereka juga sebelumnya sudah memiliki prestasi dan jaringan yang luas. Dia menilai staf khusus milenial saat ini semua memiliki kinerja baik.

Menjadi staf khusus milenial, kata Ari, harus berjiwa kreatif serta empati dan bermanfaat untuk orang lain. Menyiapkan pidato Presiden juga menjadi salah satu pengalaman menarik bagi Ari. Dikatakan olehnya, Presiden Jokowi memiliki gaya yang berbeda dalam berpidato.

"Pidato beliau menggunakan bahasa yang sederhana, to the point pada persoalan, serta singkat dan padat. Ini memudahkan kita, sehingga tidak perlu membuat pidato yang panjang," ujarnya.

Ari menambahkan, Presiden ingin materi yang dia sampaikan dapat diterima semua kalangan, baik yang berpendidikan tinggi maupun rendah. "Kita harus menyesuaikan gaya pidato yang bisa dipahami semua orang. Gaya pidato beliau lebih spontan dan lebih banyak menekankan interaksi,"jelasnya.
(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9825 seconds (0.1#10.140)