Kasihan, Derita Penyakit Langka Bocah Delapan Tahun Ini Jadi Tua

Selasa, 18 Februari 2020 - 16:26 WIB
Kasihan, Derita Penyakit Langka Bocah Delapan Tahun Ini Jadi Tua
Kasihan, Derita Penyakit Langka Bocah Delapan Tahun Ini Jadi Tua
A A A
ACEH - Sungguh pilu nasib Giantika Indriani, warga Desa Arongan Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Bocah berusia delapan tahun tersebut menderita penyakit langka yang disebut dengan sindrom progeria. Penyakit tersebut menyebabkan dirinya terlihat seusia orang tua berusia 70 tahunan.

Saat ditemui di rumahnya, Giantika tampak sangat ceria dan asyik bermain-main. Tak seperti tubuhnya yang tampak seperti berusia puluhan tahun, anak perempuan dari pasangan suami istri Armansyah dan Zulfayana itu bersikap seperti anak-anak kecil seusianya. Senang bermain, tertawa, dan suka dipeluk sang ibu. Dia juga senang menonton video di telpon seluler (ponsel).

Menurut ibunya, Giantikaa divonis dokter mengalami sindrom progeria atau penuaan dini. Berbagai upaya pengobatan medis telah mereka lakukan untuk kesembuhan Giantika, namun tidak membuahkan hasil.

Zulfayana mengatakan, mereka tidak pernah menyangka Giantika akan divonis menderita penyakit langka itu. Putri kecilnya lahir normal dengan berat badan 2,9 kilogram (kg).

Semua terlihat normal, seperti pertumbuhan bayi. Keanehan mulai terlihat ketika usia Giantika menginjak empat bulan. Pertumbuhannya tidak lagi normal, malah menunjukkan penuaan terlalu dini. Setelah diperiksa, orang tua mendapat penjelasan mengenai kondisi Giantika yang ternyata mengidap sindrom progeria.

Usaha pengobatan selama ini telah dilakukan oleh kedua orang tua sang bocah di beberapa rumah sakit di Aceh dan Medan. Namun, belum ada tanda-tanda perubahan pada fisik Giantika.

Secara medis, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit langka itu. Usia Giantika terus bertambah. Seiring pertambahan usia, wajah serta tubuhnya semakin menua, seperti kisah Benjamin Button dalam film The Curious Case of Benjamin Button.

Kondisi fisik tidak jadi halangan bagi Giantika sehari-hari. Dia tetap bersekolah. Saat ini, dia duduk di kelas dua sekolah dasar (SD). "Dia makan seperti biasa dan beraktivitas juga seperti biasa, seperti anak-anak lain seusia dia. Dia juga suka main," kata Zulfayana, Selasa (18/2/2020).

Namun belakangan, Giantika kerap mengeluhkan lelah dan sakit di bagian dada. Kondisi Giantika membuat orang tuanya cemas. Mereka berharap bisa membawa putri kecilnya itu ke dokter yang benar-benar mampu menangani penderita sindrom progeria.

"Memang dua minggu ini selalu sakit dadanya. Saya rasa itu penyakit jantung, tapi mau bagaimana. Kalau dibilang masalah pengobatan, sudah luar biasa selama ini," kata Zulfayana.

Zulfayana masih menyimpan harapan agar Giantika bisa sembuh. Dia berharap mendapat bantuan agar Giantika bisa berobat ke rumah sakit di luar negeri. "Kalaupun ada pengobatan yang lain, kami pun terbentur dana," kata Zulfana.

Penyakit sindrom progeria tergolong sangat langka. Penderitanya diperkirakan hanya satu dari 4 juta kelahiran di dunia. Penyakit ini disebabkan mutasi genetik.

Dikutip dari www.progeriaresearch.org, meskipun tampak sehat saat lahir, anak-anak dengan progeria mulai menunjukkan banyak karakteristik penuaan yang terjadi dengan cepat dalam dua tahun pertama.

Progeria ditandai dengan kegagalan dalam pertumbuhan, kehilangan lemak tubuh dan rambut. Kemudian, kulit yang tampak tua, kekakuan persendian, dislokasi pinggul, aterosklerosis umum, penyakit kardiovaskular atau jantung, dan stroke. Anak-anak dengan progeria juga memiliki penampilan yang sangat mirip, walaupun memiliki latar belakang etnis yang berbeda.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4167 seconds (0.1#10.140)