Perairan Pelabuhan Bima Tercemar Tumpahan Minyak Sepanjang 10 Kilometer

Jum'at, 14 Februari 2020 - 17:59 WIB
Perairan Pelabuhan Bima Tercemar Tumpahan Minyak Sepanjang 10 Kilometer
Perairan Pelabuhan Bima Tercemar Tumpahan Minyak Sepanjang 10 Kilometer
A A A
BIMA - Pasca-pembongkaran BBM jenis MFO atau minyak hitam di Pelabuhan Bima, Nusa Tenggara Barat oleh perusahaan bongkar muat milik Pelindo III Bima, sejumlah titik di Perairan Bima tercemar minyak hingga 10 kilometer dari lokasi Pelabuhan.
Perairan Pelabuhan Bima Tercemar Tumpahan Minyak Sepanjang 10 Kilometer

Menurut keterangan anggota Polairud yang memantau perairan laut dari Pelabuhan Bima hingga ke Kelurahan Kolo Kota Bima, menyebutkan bahwa adanya minyak berwarna hitam dan kecoklatan menyebar di sejumlah titik. (Baca: Pembongkaran Minyak Marine Fuel Oil di Pelabuhan Bima Diduga Tak Memenuhi SOP)

"Dari Pelabuhan Bima hingga ke Pantai Kolo, Kecamatan Asakota, Kota Bima, terdapat segumpalan minyak dibanyak titik yang mencemari air laut. Meski minyak tersebut sudah bercampur air, namun tetap berwarna hitam dan ada pula yang berwarna kecoklatan karena mungkin bercampur air banjir," kata anggota Banit Patroli Pelabuhan Bima, Brigadir Fajarnuari, pada Jumat (14/02/2020).

Dia menduga minyak yang mencemari perairan Pelabuhan Bima hingga Perairan Laut Kolo dan sekitarnya, adalah minyak dari bocoran Kapal Tanker MT Marine 2 ke mobil tangki yang dibongkar selama 4 hari di Pelabuhan Bima sejak Senin (09/02/2020) hingga Kamis (13/02/2020).

Hasil pengamatan pihak Polairud Jumat pagi tadi, arah mata air di sekitar lokasi Pelabuhan Bima yakni menuju utara Perairan Kolo. "Saat kita memantau sejak pagi, air memang surut menuju Perairan Kolo. Tak hanya itu, minyak juga tercemar hingga ke wilayah Perairan Desa Punti, Desa Sarita dan sekitarnya," jelas Fajar.

Sementara itu diketahui pula, BBM MFO sebanyak 750 kilo liter milik PT PLTD Oi Niu Bima dibongkar menggunakan jasa dari Perusahaan Bongkar Muat (PBM) milik Pelindo II Bima. Saat pembongkaran terjadi, terpantau pihak penyedia jasa yakni Pelindo 3 Bima telah menyalahi aturan atau Standar Operasional Prosedur (SOP) karena tidak memasang Oil Boom sebagai perangkap minyak yang bisa mencemari air laut.

Menanggapi hal tersebut, pihak Pelindo II Bima justerumenduga jika minyak yang mencemari kawasan laut pelabuhan adalah kerjaan oknum yang sengaja menyabotase. Hal itu pula diutarakan Staf Pelindo III Bima, Gufran, saat dikonfirmasi di halaman kantor Pelindo usai memantau lokasi kawasan laut pada Jumat siang tadi.

"Entah disengaja atau tidak, sepertinya ini ada sabotase karena banyak kapal lain juga yang melintas menuju ke Pelabuhan Bima. Iya ada oknum yang sengaja sabotase," tegas Gufran

Dijelaskannya pula, selama beberapa hari pembongkaran BBM Marine Fuel Oil (MFO) dari kapal tanker MT. Marine 2 ke mobil tangki, tak terlihat adanya kebocoran minyak yang menyebabkan air laut mencemari beberapa lokasi kawasan laut.

Menurutnya pula, jika terjadi kebocoran dengan kondisi air laut pasang, maka dipastikan minyak tidak mengarah ke wilayah utara Kolo, akan tetapi menyebar ke wilayah selatan.

"Berdasarkan hasil foto dari arah utara ke Pelabuhan, ini dipastikan ada yang sabotase. Dan saya tidak terima kalau Pelindo III Bima disalahkan dalam hal ini. Sebab, saat pembongkaran tidak ada yang bocor. Ini bisa terjadi akibat kerjaannya nelayan di waktu mereka mengisi bahan bakar perahu. Karena, minyak yang tercemar sepertinya bukan MFO melainkan solar," pungkasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4136 seconds (0.1#10.140)