Hari Keenam, Banjir Masih Genangi Dua Desa di Jombang Setinggi 30 CM

Jum'at, 07 Februari 2020 - 14:57 WIB
Hari Keenam, Banjir...
Hari Keenam, Banjir Masih Genangi Dua Desa di Jombang Setinggi 30 CM
A A A
MOJOKERTO - Banjir masih menggenangi permukiman warga di Desa Jombok dan Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jumat, (7/2). Hingga kini, tercatat sudah enam hari ratusan rumah warga terendam luapan Sungai Avur Watudakon.

Pantauan di lokasi, ketinggian air di dalam rumah warga berkisar antara 20-25 cm. Sementara di Jalan Raya Kimia Farma yang menjadi penghubung Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto dengan Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, luapan air bah mencapai 40-50 cm.

Salah seorang warga Suwantah (72) mengungkapkan, banjir luapan Sungai Avur Watudakon ini sudah terjadi sejak Minggu (2/2) lalu. Kendati sudah terendam air selama 6 hari, namun banjir juga belum juga surut. Hingga kini, banjir masih menggenangi rumahnya di Dusun Beluk, Desa Jombok.

"Kalau ketinggian airnya sudah berkurang. Sejak Minggu (2/2) sampai Rabu (5/2) malam, air di dalam rumah itu sampai 40 cm. Tapi sekarang (ketinggian air) di dalam rumah sudah turun sekitar 25 cm," kata Suwantah saat ditemui SINDOnews di rumahnya, Jumat (7/2/2020).

Bapak lima anak ini menuturkan, sehari sebelumnya, Kamis (6/2) siang, banjir yang merendam rumahnya itu, sebenarnya sempat surut. Bahkan, air bah hanya tinggal menggenangi halaman rumahnya. Akan tetapi, sejak malam kemarin, air kembali naik. Lantaran Sungai Avur Watudakon kembali meluap.

"Kemarin sejak sore, hingga malam hari hujannya sangat lebat. Malamnya sekitar jam delapan, air masuk rumah lagi, bahkan sekarang sepertinya semakin tinggi," terang kakek dengan sembilan cucu ini.

Hal senada diuangkap Sriatin, waga Dusun Beluk, Desa Jombok, lainnya. Sejak malam kemarin, banjir yang sebelumnya sempat surut, kembali naik. Hal itu dipicu tingginya curah hujan yang menerjang wilayah tersebut. Ditambah lagi, debit air Sungai Avur Watudakon, yang sebelumnya sempat surut kembali meningkat.

Kondisi ini, membuat Sriatin (42) enggan untuk kembali ke rumahnya. Lantaran, ketinggian air di dalam rumah masih sekitar 30 cm. Sebab, lantai rumah Sriatin sejajar Jalan Raya Kimia Farma. Sehingga rumahnya menjadi yang paling parah saat banjir menerjang wilayah Dusun Beluk, Desa Jombok.

"Ini mau kembali ke tempat adik saya, di desa sebelah. Karena rumahnya masih aman dari banjir. Sudah 4 hari saya nginap di tempat adik saya, karena rumah saya tidak bisa ditinggali. Karena tempat tidur juga terendam air," ungkap Sriatin.

Kembali meluapnya Sungai Avur Watudakon ini, sesuai dengan prediksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang beberapa waktu lalu. Diperkirakan banjir masih akan menerjang wilayah Kota Santri beberapa hari kedepan.

Perkiraan itu berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Surabaya yang diterima BPBD Kabupaten Jombang. Dalam laporan tersebut, diprediksi curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem masih akan melanda wilayah Jombang hingga beberapa hari ke depan.

Untuk diketahui, Sungai Avur Watudakon, kembali meluap. Akibatnya, ratusan rumah warga di Desa Jombok dan Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang terendam banjir. Luapan air bah ini mulai menggenangi rumah warga sejak, Minggu (2/2).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang mencatatat, ada sebanyak 445 Kepala Keluarga (KK) di dua desa yang terdampak banjir luapan Sungai Avur Watudakon. Rinciannya, 285 KK di Desa Jombok dan 160 KK di Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0139 seconds (0.1#10.140)