Antraks Meluas, Pemda Diminta Tutup Sementara Pasar Hewan Siyono dan Munggi
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Kasus hewan ternak mati akibat antraks hingga kini masih terus terjadi di Kabupaten Gunungkidul. Penyebaran antraks pun hingga kini masih menjadi catatan serius dan belum ada langkah konkrit untuk mengisolasi wilayah tersebut. Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul Supriyadi mengungkapkan, keseriusan Pemkab untuk menangani antraks di Gunungkidul masih menjadi pertanyaan besar bagi DPRD. Ini dibuktikan dengan langkah antisipasi yang tidak sistemik.
"Kami mendesak untuk dilakukan penutupan sementara pasar hewan," katanya kepada SINDOnews, Kamis (30/1/2020). (Baca: Waspada! Sebanyak 30 Warga Gunungkidul Positif Terpapar Virus Antraks)
Dijelaskannya, penutupan pasar ini bukanlah untuk mematikan jalur ekonomi melalui perdagangan ternak. Namun lebih pada upaya isolasi agar antraks tidak menyebar." Sekarang setiap hari terjadi informasi hewan ternak mati mendadak. Kemudian untuk manusia juga bertambah dan sudah di empat kecamatan. Itu salah satu bukti isolasi menjadi tanda tanya besar," kata politisi PAN ini.
Menurut Supriyadi dengan penutupan pasar, maka kalau lintas ternak mudah dipantau. Pedagang dan petani tidak lagi menjual ternak karena memang tidak ada pasar." Nah ini kesempatan sterilisasi atau pemberian obat anti antraks di pasar dan di lingkungan," papar dia.
Lebih jauh dia menjelaskan, setelah dilakukan penutupan pasar sementara, akan terlihat persebaran antraks tersebut. "Ini wajib dilakukan, kalau pasar tidsk ditutup, sulit dikendalikan penyebaran antraks ini," lanjutnya.
Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Gunungkidul Kelik Yuniantoro mengatakan, pihaknya memang menerima masukan untuk penutupan sementara pasar hewan. Saat ini koordinasi untuk rencana penutupan masih dilakukan." Kita kaji mendalam, namun ini menjadi salah satu langkah antisipasi persebaran," ungkapnya.
Dilanjutkannya, setelah dilakukan penutupan pasar hewan akan diberikan formalin, termasuk akan diteliti bakteri antraks di lokasi pasar hewan baik di Siyono, Logandeng, maupun di Pasar Munggi yang menjadi dua pasar besar hewan di Gunungkidul. "Dua pasar ini akan disemprot formalin," lanjutnya.
Selain itu, Kelik mengungkapkan akan dilakukan betonisasi areal antraks termasuk lokasi dikuburkan hewan ternak di Gunungkidul.
"Kami mendesak untuk dilakukan penutupan sementara pasar hewan," katanya kepada SINDOnews, Kamis (30/1/2020). (Baca: Waspada! Sebanyak 30 Warga Gunungkidul Positif Terpapar Virus Antraks)
Dijelaskannya, penutupan pasar ini bukanlah untuk mematikan jalur ekonomi melalui perdagangan ternak. Namun lebih pada upaya isolasi agar antraks tidak menyebar." Sekarang setiap hari terjadi informasi hewan ternak mati mendadak. Kemudian untuk manusia juga bertambah dan sudah di empat kecamatan. Itu salah satu bukti isolasi menjadi tanda tanya besar," kata politisi PAN ini.
Menurut Supriyadi dengan penutupan pasar, maka kalau lintas ternak mudah dipantau. Pedagang dan petani tidak lagi menjual ternak karena memang tidak ada pasar." Nah ini kesempatan sterilisasi atau pemberian obat anti antraks di pasar dan di lingkungan," papar dia.
Lebih jauh dia menjelaskan, setelah dilakukan penutupan pasar sementara, akan terlihat persebaran antraks tersebut. "Ini wajib dilakukan, kalau pasar tidsk ditutup, sulit dikendalikan penyebaran antraks ini," lanjutnya.
Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Gunungkidul Kelik Yuniantoro mengatakan, pihaknya memang menerima masukan untuk penutupan sementara pasar hewan. Saat ini koordinasi untuk rencana penutupan masih dilakukan." Kita kaji mendalam, namun ini menjadi salah satu langkah antisipasi persebaran," ungkapnya.
Dilanjutkannya, setelah dilakukan penutupan pasar hewan akan diberikan formalin, termasuk akan diteliti bakteri antraks di lokasi pasar hewan baik di Siyono, Logandeng, maupun di Pasar Munggi yang menjadi dua pasar besar hewan di Gunungkidul. "Dua pasar ini akan disemprot formalin," lanjutnya.
Selain itu, Kelik mengungkapkan akan dilakukan betonisasi areal antraks termasuk lokasi dikuburkan hewan ternak di Gunungkidul.
(sms)