112 KK Korban Banjir Sangihe Tinggal di Pengungsian, 76 Rumah Rusak
A
A
A
SANGIHE TALAUD - Pascabanjir dan tanah longsor yang menerjang tiga desa, yaitu Desa Lebo di Kecamatan Manganitu, Desa Belengang di Kecamatan Manganitu, dan Desa Ulung Peliung di Kecamatan Tamako, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut) Jumat lalu, sebanyak 112 kepala keluarga (KK) atau 412 jiwa masih tinggal di pengungsian.
“Selain tinggal di lokasi pengungsian beberapa ada yang tinggal di rumah keluarganya yang tak terdampak banjir,”kata Revolius Pudihang, Kepala (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sangihe, Rabu (8/1/2020).
Revolius mengatakan, BPBD Kabupaten Sangihe mencatat yang sudah terdata saat ini terkait kerusakan rumah warga di Upel yang mengalami rusak berat sebanyak 24 rumah dan 4 rusak ringan. Di Sesiwung terdapat 3 rumah rusak berat, Lebo ada 22 rumah rusak berat, 4 rusak sedang dan 3 rusak ringan.
Kemudian di Belengan terdapat 7 rumah rusak berat. Barangkalang 4 rumah rusak ringan dan di Hiung 2 rumah rusak ringan.
"Jadi total rumah yang rusak akibat terdampak banjir dan tanah longsor yaitu ada 56 rumah rusak berat, 8 rusak sedang dan 12 rumah rusak ringan,”Revolius menjelaskan
Sementara untuk pengungsi saat ini di Sesiwung ada 4 KK 12 jiwa. Sedangkan di Lebo 50 KK 189 jiwa, Belengan 6 KK 20 jiwa,
Baangkalang 4 KK 11 jiwa, Tamako 46 KK 150 jiwa, Hiung 2 KK 10 jiwa. Dengan demikian total warga yang mengungsi ada 112 KK 412 jiwa.
“Saya meminta masyarakat agar tetap waspada terkait cuaca hujan dengan intensitas yang tinggi dan waktu yang lama. Khususnya yang menghuni wilayah pegunungan, lembah, di pinggiran sungai, di perbukitan, di daerah aliran sungai. Perhatikan tanda-tanda alam yang terkadang memberikan peringatan terlebih dahulu kepada kita. Kita jaga alam, alam jaga kita,”imbaunya.
Sementara itu, sehari sebelumnya, Personel Polda Sulut BKO Polres Kepulauan Sangihe bersama TNI dan masyarakat terus melakukan kerja bakti di lokasi bencana alam banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Lebo, Kecamatan Manganitu, Selasa (7/1/2020).
Personel terdiri dari Samapta, Polair dan Brimob tiba di lokasi sekitar pukul 13.30 Wita. Langsung menuju rumah warga setempat yang terdampak bencana untuk membersihkan sisa-sisa material banjir.
Bahkan saat kerja bakti berlangsung, hujan cukup deras juga mengguyur Kampung Lebo. Kerja bakti pun dihentikan sementara waktu, dan selesai sekitar pukul 17.00 WITA.
Wakapolres Kepulauan Sangihe, Kompol HO Bingku yang memimpin kerja bakti, mengatakan, kerja bakti hari kedua ini sempat terkendala karena faktor cuaca.
“Meski demikian kami tetap berupaya semaksimal mungkin demi membantu masyarakat. Kerja bakti akan dilanjutkan esok (Rabu),” pungkasnya.
“Selain tinggal di lokasi pengungsian beberapa ada yang tinggal di rumah keluarganya yang tak terdampak banjir,”kata Revolius Pudihang, Kepala (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sangihe, Rabu (8/1/2020).
Revolius mengatakan, BPBD Kabupaten Sangihe mencatat yang sudah terdata saat ini terkait kerusakan rumah warga di Upel yang mengalami rusak berat sebanyak 24 rumah dan 4 rusak ringan. Di Sesiwung terdapat 3 rumah rusak berat, Lebo ada 22 rumah rusak berat, 4 rusak sedang dan 3 rusak ringan.
Kemudian di Belengan terdapat 7 rumah rusak berat. Barangkalang 4 rumah rusak ringan dan di Hiung 2 rumah rusak ringan.
"Jadi total rumah yang rusak akibat terdampak banjir dan tanah longsor yaitu ada 56 rumah rusak berat, 8 rusak sedang dan 12 rumah rusak ringan,”Revolius menjelaskan
Sementara untuk pengungsi saat ini di Sesiwung ada 4 KK 12 jiwa. Sedangkan di Lebo 50 KK 189 jiwa, Belengan 6 KK 20 jiwa,
Baangkalang 4 KK 11 jiwa, Tamako 46 KK 150 jiwa, Hiung 2 KK 10 jiwa. Dengan demikian total warga yang mengungsi ada 112 KK 412 jiwa.
“Saya meminta masyarakat agar tetap waspada terkait cuaca hujan dengan intensitas yang tinggi dan waktu yang lama. Khususnya yang menghuni wilayah pegunungan, lembah, di pinggiran sungai, di perbukitan, di daerah aliran sungai. Perhatikan tanda-tanda alam yang terkadang memberikan peringatan terlebih dahulu kepada kita. Kita jaga alam, alam jaga kita,”imbaunya.
Sementara itu, sehari sebelumnya, Personel Polda Sulut BKO Polres Kepulauan Sangihe bersama TNI dan masyarakat terus melakukan kerja bakti di lokasi bencana alam banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Lebo, Kecamatan Manganitu, Selasa (7/1/2020).
Personel terdiri dari Samapta, Polair dan Brimob tiba di lokasi sekitar pukul 13.30 Wita. Langsung menuju rumah warga setempat yang terdampak bencana untuk membersihkan sisa-sisa material banjir.
Bahkan saat kerja bakti berlangsung, hujan cukup deras juga mengguyur Kampung Lebo. Kerja bakti pun dihentikan sementara waktu, dan selesai sekitar pukul 17.00 WITA.
Wakapolres Kepulauan Sangihe, Kompol HO Bingku yang memimpin kerja bakti, mengatakan, kerja bakti hari kedua ini sempat terkendala karena faktor cuaca.
“Meski demikian kami tetap berupaya semaksimal mungkin demi membantu masyarakat. Kerja bakti akan dilanjutkan esok (Rabu),” pungkasnya.
(sms)