Tanggul Longsor, Ratusan Rumah di Kendal Terancam Luapan Sungai Bodri
A
A
A
KENDAL - Hujan yang terus mengguyur Kendal , Jawa Tengah selama 3 hari terakhir mengakibatkan tanggul Sungai Bodri, tepatnya di Desa Lanji, Kecamatan Patebon longsor dan ambles .
Longsor tanggul ini mengancam ratusan rumah di sepanjang Sungai Bodri. Warga khawatir rumah mereka terendam banjir mengingat curah hujan terus tinggi sepanjang hari. (Baca juga: 2 Sungai Meluap, Tiga Kecamatan di Kendal Terendam Banjir)
Tanggul Sungai Bodri yang longsor dan amblas ini sudah berlangsung dua kali di lokasi yang sama. Setahun silam tanggul longsor dan amblas, serta sudah diperbaiki dan dipasang bronjong sepanjang 80 meter.
Hujan yang terus mengguyur Kendal mengakibatkan tanggul ini kembali amblas dan longsor dengan kedalaman 5 meter.
Longsor tanggul Sungai Bodri ini akibat curah hujan yang tinggi, dan beton penahan di aliran sungai ambrol hingga tanah di atasnya longsor.
Jika dalam dekat tidak segera di atasi, maka dikhawatirkan ratusan rumah sepanjang sungai ini terancam banjir.
Longsor tanggul ini hanya pada sisi barat yang mengarah ke aliran sungai. Sedangkan yang berada di sisi timur sudah dipasang Bronjong setahun lalu dari anggaran tanggap bencana dan masih kokoh.
Kondisi tanggul juga sudah retak karena longsor terus terjadi di sekitar lokasi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kendal Sugiyono mengatakan, amblesnya tanggul ini awalnya hanya 17 meter. Namun hujan yang terus terjadi diakhir tahun mengakibatkan kondisi longsoran semakin parah dan meluas hingga panjang 80 meter. Dengan kedalaman sekitar enam meter.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal Sigit Sulistyo mengatakan, pihaknya sudah berkordinasi dengan desa agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan. “Selalu melihat kondisi tanggul sungai, apalagi saat hujan deras karena dikhawatirkan longsoran makin parah,” katanya.
Pemkab Kendal akan berkordinasi dengan Pemprov Jateng serta pemerintah pusat karena kewenangan ada di dua instansi di propinsi dan pusat.
“Jika tidak segera ditangani, dua kecamatan yakni Patebon dan Kota Kendal terancam luapan sungai ini karena curah hujan yang tinggi,” jelasnya.
Longsor tanggul ini mengancam ratusan rumah di sepanjang Sungai Bodri. Warga khawatir rumah mereka terendam banjir mengingat curah hujan terus tinggi sepanjang hari. (Baca juga: 2 Sungai Meluap, Tiga Kecamatan di Kendal Terendam Banjir)
Tanggul Sungai Bodri yang longsor dan amblas ini sudah berlangsung dua kali di lokasi yang sama. Setahun silam tanggul longsor dan amblas, serta sudah diperbaiki dan dipasang bronjong sepanjang 80 meter.
Hujan yang terus mengguyur Kendal mengakibatkan tanggul ini kembali amblas dan longsor dengan kedalaman 5 meter.
Longsor tanggul Sungai Bodri ini akibat curah hujan yang tinggi, dan beton penahan di aliran sungai ambrol hingga tanah di atasnya longsor.
Jika dalam dekat tidak segera di atasi, maka dikhawatirkan ratusan rumah sepanjang sungai ini terancam banjir.
Longsor tanggul ini hanya pada sisi barat yang mengarah ke aliran sungai. Sedangkan yang berada di sisi timur sudah dipasang Bronjong setahun lalu dari anggaran tanggap bencana dan masih kokoh.
Kondisi tanggul juga sudah retak karena longsor terus terjadi di sekitar lokasi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kendal Sugiyono mengatakan, amblesnya tanggul ini awalnya hanya 17 meter. Namun hujan yang terus terjadi diakhir tahun mengakibatkan kondisi longsoran semakin parah dan meluas hingga panjang 80 meter. Dengan kedalaman sekitar enam meter.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal Sigit Sulistyo mengatakan, pihaknya sudah berkordinasi dengan desa agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan. “Selalu melihat kondisi tanggul sungai, apalagi saat hujan deras karena dikhawatirkan longsoran makin parah,” katanya.
Pemkab Kendal akan berkordinasi dengan Pemprov Jateng serta pemerintah pusat karena kewenangan ada di dua instansi di propinsi dan pusat.
“Jika tidak segera ditangani, dua kecamatan yakni Patebon dan Kota Kendal terancam luapan sungai ini karena curah hujan yang tinggi,” jelasnya.
(shf)