Banjir Bandang di Labura juga Hanyutkan 9 Rumah dan Hancurkan Jembatan
A
A
A
JAKARTA - Banjir bandang di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara, membuat Desa Hatapang terisolir dari dunia luar, karena akses terputus. Banjir bandang menghancurkan 1 jembatan besar di jalan kabupaten dan sejumlah jembatan kecil lainnya hanyut terbawa arus banjir.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, selain satu keluarga yang dinyatakan hilang, banjir juga menyebabkan sedikitnya 9 rumah hanyut/hilang dan 17 unit rumah lainnya rusak berat.
Selain kerugian infrastruktur, lahan pertanian seluas 15 hektar juga rusak tertimbun material banjir bandang berupa lumpur, bebatuan dan puing batang kayu berukuran besar. (Baca: Banjir Bandang Terjang Labuhan Batu Utara dan Labuhan Batu Sumut)
"Di samping itu, banjir juga memicu munculnya pergerakan tanah berupa tanah longsor sepanjang 100 meter dengan kedalaman hingga 5 meter," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/12/2019).
Menurut Agus, tim gabungan yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara meliputi unsur TNI, Polri, BPBD, Badan SAR, dan masyarakat, masih terus melakukan upaya evakuasi dan pencarian satu keluarga yang dinyatakan hilang diduga terseret banjir bandang.
Menurut laporan, satu keluarga yang masih dalam pencarian tim gabungan tersebut merupakan warga Desa Pematang yang diduga terdiri dari lima orang. (Baca juga: Pasutri dan 3 Anaknya Hilang Terseret Banjir Bandang di Labuhan Batu Utara)
Sebagai upaya penanganan bencana banjir bandang tersebut, tim telah membentuk posko darurat bencana dengan bantuan dari TNI sebanyak 25 personel, ditambah satu kompi Polsek, BPBD dan unsur terkait lainnya.
Tim juga telah mengevakuasi masyarakat ke tempat pengungsian yang lebih aman, seperti sekolah dan tempat ibadah. Selain itu bantuan logistik sudah diberikan kepada masyarakat terdampak dan tim gabungan terus bergerak untuk mengevakuasi dan memberi bantuan, khususnya bagi warga Desa Hatapang yang terisolir.
Sementara itu, dua alat berat milik swasta telah dikerahkan untuk membantu proses pembukaan jalan dan lahan yang tertutup material banjir bandang. Sebagai imbauan upaya antisipasi potensi bencana alam yang dipicu oleh faktor cuaca dan musim hujan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo telah mengeluarkan surat yang diedarkan kepada seluruh Kepala Daerah untuk mengambil langkah Pengurangan Risiko Bencana.
Dalam surat tersebut, Kepala BNPB mengimbau agar setiap daerah dapat melakukan upaya pencegahan dari potensi ancaman bencana hidrometeorologi seperti angin puting beliung, tanah longsor, banjir hingga banjir bandang di wilayahnya masing-masing-masing.
Dalam berbagai kesempatan, Kepala BNPB selalu menegaskan bahwa urusan bencana adalah urusan bersama. Maka dari itu perlu adanya sinergi baik dari pemerintah, dunia usaha, komunitas, masyarakat dan peran media massa dalam penanggulangan bencana
Sejalan dengan hal itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi juga telah meneruskan surat imbauan tersebut kepada seluruh pemimpin daerah kabupaten/kota untuk melakukan upaya pengurangan risiko bencana hidrometeorologi yang dipengaruhi oleh faktor cuaca.
Catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih memprediksi bahwa intensitas hujan sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara hingga tiga hari ke depan sejak 29 Desember 2019. Sehingga diimbau agar tim gabungan beserta masyarakat dapat mengantisipasi adanya potensi cuaca tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, selain satu keluarga yang dinyatakan hilang, banjir juga menyebabkan sedikitnya 9 rumah hanyut/hilang dan 17 unit rumah lainnya rusak berat.
Selain kerugian infrastruktur, lahan pertanian seluas 15 hektar juga rusak tertimbun material banjir bandang berupa lumpur, bebatuan dan puing batang kayu berukuran besar. (Baca: Banjir Bandang Terjang Labuhan Batu Utara dan Labuhan Batu Sumut)
"Di samping itu, banjir juga memicu munculnya pergerakan tanah berupa tanah longsor sepanjang 100 meter dengan kedalaman hingga 5 meter," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/12/2019).
Menurut Agus, tim gabungan yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara meliputi unsur TNI, Polri, BPBD, Badan SAR, dan masyarakat, masih terus melakukan upaya evakuasi dan pencarian satu keluarga yang dinyatakan hilang diduga terseret banjir bandang.
Menurut laporan, satu keluarga yang masih dalam pencarian tim gabungan tersebut merupakan warga Desa Pematang yang diduga terdiri dari lima orang. (Baca juga: Pasutri dan 3 Anaknya Hilang Terseret Banjir Bandang di Labuhan Batu Utara)
Sebagai upaya penanganan bencana banjir bandang tersebut, tim telah membentuk posko darurat bencana dengan bantuan dari TNI sebanyak 25 personel, ditambah satu kompi Polsek, BPBD dan unsur terkait lainnya.
Tim juga telah mengevakuasi masyarakat ke tempat pengungsian yang lebih aman, seperti sekolah dan tempat ibadah. Selain itu bantuan logistik sudah diberikan kepada masyarakat terdampak dan tim gabungan terus bergerak untuk mengevakuasi dan memberi bantuan, khususnya bagi warga Desa Hatapang yang terisolir.
Sementara itu, dua alat berat milik swasta telah dikerahkan untuk membantu proses pembukaan jalan dan lahan yang tertutup material banjir bandang. Sebagai imbauan upaya antisipasi potensi bencana alam yang dipicu oleh faktor cuaca dan musim hujan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo telah mengeluarkan surat yang diedarkan kepada seluruh Kepala Daerah untuk mengambil langkah Pengurangan Risiko Bencana.
Dalam surat tersebut, Kepala BNPB mengimbau agar setiap daerah dapat melakukan upaya pencegahan dari potensi ancaman bencana hidrometeorologi seperti angin puting beliung, tanah longsor, banjir hingga banjir bandang di wilayahnya masing-masing-masing.
Dalam berbagai kesempatan, Kepala BNPB selalu menegaskan bahwa urusan bencana adalah urusan bersama. Maka dari itu perlu adanya sinergi baik dari pemerintah, dunia usaha, komunitas, masyarakat dan peran media massa dalam penanggulangan bencana
Sejalan dengan hal itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi juga telah meneruskan surat imbauan tersebut kepada seluruh pemimpin daerah kabupaten/kota untuk melakukan upaya pengurangan risiko bencana hidrometeorologi yang dipengaruhi oleh faktor cuaca.
Catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih memprediksi bahwa intensitas hujan sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara hingga tiga hari ke depan sejak 29 Desember 2019. Sehingga diimbau agar tim gabungan beserta masyarakat dapat mengantisipasi adanya potensi cuaca tersebut.
(thm)