Pelajar SMP dan SMA Dominasi Rehabilitasi Narkoba di Cimahi Jabar
A
A
A
CIMAHI - Sepanjang tahun 2019 Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cimahi mencatat ada 50 pecandu narkotika dari berbagai golongan yang mendapat fasilitas rehabilitasi gratis. Rinciannya terdiri dari 29 orang atau 58% pelajar/mahasiswa, 13 atau 26% swasta, dan 8 atau 16% pengangguran dengan kadar ketergantungan yang berbeda-beda.
"Pengguna narkoba didominasi kalangan pelajar SMP dan SMA, mereka sasaran empuk peredaran narkotika di Kota Cimahi," kata Kepala BNN Kota Cimahi, Ivan Eka Satya, Sabtu (28/12/2019).
Menurutnya, dari penggunaan zatnya didominasi jenis sedatip/hipnotik 42 orang atau 84%, kanabis 2 atau 4%, amphetamin 3 atau 6%, dan halusinogen 3 atau 6%. Sementara dari jenis kelamin, 44 orang atau 88% didominasi oleh laki-laki, sedangkan perempuannya hanya 6 atau 12%. Untuk rentang usianya yang kurang dari 18 tahun ada 28 orang dan di atas 18 tahun ada 22 orang.
Untuk penggunaan narkotika jenis obat-obatan terlarang itu, kebanyakan menggunakan trihexipinidil dan tramadol. Obat-obatan terlarang biasa disebut pelajar dengan istilah 'CC', sementara kalangan dewasa lebih ke golongan benzo. Rentannya penggunaan obat terlarang di kalangan pelajar itu dikarenakan 'CC' lebih mudah didapat dan harganya juga lebih terjangkau.
"Biasanya barangnya dijual sembunyi-sembunyi oleh oknum tak bertanggung jawab. Selain barangnya murah, memberikan sensasinya halusinasi dan juga membuat pemakainnya lebih tenang karena obat anti depresi," terangnya.
Ivan Eka Satya menambahkan, narkoba merupakan permasalahan serius bagi bangsa Indonesia. Dibutuhkan komitmen tekad yang kuat dalam mengatasi permasalahan yang tanpa batas ini. Namun, ada sejumlah kendala yang dihadapi dalam penanganan permasalahan narkoba di Kota Cimahi. Di antaranya keterbatasan personel yang dimiliki BNN Kota Cimahi hingga keterbatasan sarana dan prasarana.
"Memerangi Narkoba sampai tuntas menjadi prioritas BNN Kota Cimahi dan aparat penegak hukum lainnya. Makanya kami perlu dukungan dari seluruh elemen terkait dalam pemberantasannya," kata dia.
"Pengguna narkoba didominasi kalangan pelajar SMP dan SMA, mereka sasaran empuk peredaran narkotika di Kota Cimahi," kata Kepala BNN Kota Cimahi, Ivan Eka Satya, Sabtu (28/12/2019).
Menurutnya, dari penggunaan zatnya didominasi jenis sedatip/hipnotik 42 orang atau 84%, kanabis 2 atau 4%, amphetamin 3 atau 6%, dan halusinogen 3 atau 6%. Sementara dari jenis kelamin, 44 orang atau 88% didominasi oleh laki-laki, sedangkan perempuannya hanya 6 atau 12%. Untuk rentang usianya yang kurang dari 18 tahun ada 28 orang dan di atas 18 tahun ada 22 orang.
Untuk penggunaan narkotika jenis obat-obatan terlarang itu, kebanyakan menggunakan trihexipinidil dan tramadol. Obat-obatan terlarang biasa disebut pelajar dengan istilah 'CC', sementara kalangan dewasa lebih ke golongan benzo. Rentannya penggunaan obat terlarang di kalangan pelajar itu dikarenakan 'CC' lebih mudah didapat dan harganya juga lebih terjangkau.
"Biasanya barangnya dijual sembunyi-sembunyi oleh oknum tak bertanggung jawab. Selain barangnya murah, memberikan sensasinya halusinasi dan juga membuat pemakainnya lebih tenang karena obat anti depresi," terangnya.
Ivan Eka Satya menambahkan, narkoba merupakan permasalahan serius bagi bangsa Indonesia. Dibutuhkan komitmen tekad yang kuat dalam mengatasi permasalahan yang tanpa batas ini. Namun, ada sejumlah kendala yang dihadapi dalam penanganan permasalahan narkoba di Kota Cimahi. Di antaranya keterbatasan personel yang dimiliki BNN Kota Cimahi hingga keterbatasan sarana dan prasarana.
"Memerangi Narkoba sampai tuntas menjadi prioritas BNN Kota Cimahi dan aparat penegak hukum lainnya. Makanya kami perlu dukungan dari seluruh elemen terkait dalam pemberantasannya," kata dia.
(zil)