Lulusan SLB di Pangandaran Berharap Jadi Office Boy RSUD
A
A
A
PANGANDARAN - Aman Taryana yang akrab disapa Yana (29), warga Dusun/Desa Pamotan RT 02/01 Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran memiliki harapan menjadi pegawai sebagai office boy di RSUD.
Harapan Yana menjadi office boy RSUD tersebut dilontarkan dihadapan beberapa awak media yang sedang melaksanakan aktivitas peliputan di Sekretariat Daerah (Setda) Pangandaran. "Waktu ada wacana pembangunan RSUD Pangandaran, saya memiliki cita-cita jadi office boy RSUD," kata Yana.
Jika menjadi office boy RSUD, Yana optimis bisa membantu meringankan beban ekonomi keluarganya. "Sekarang saya sering menjadi tukang kendang dan pelaku kesenian dengan upah tidak menentu," tambahnya.
Yana menjelaskan, upah hasil talenta berkesenian yang didapatnya digunakan untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarga. "Saya merupakan anak pertama dari 3 saudara dan mempunyai tanggungjawab besar sebagai anak pertama untuk membantu adek saya yang saat ini duduk di bangku SMP," papar Yana.
Saat ini orang tua Yana bernama Ibu Watini dan Bapak Ano hidup dengan kondisi sangat sederhana. Bahkan untuk memenuhi kebutuh ekonomi Ano menjadi buruh harian lepas dan kuli bangunan.
"Kaum dipabel juga punya hak mendapatkan pekerjaan walaupun saya memiliki kelainan, karena dengan bekerja saya bisa membantu meringankan beban ekonomi orang tua," jelas Yana.
Yana menerangkan, berdasarkan Undang Undang Nomor 13/2003 Pasal 5 menjelaskan, setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. "Saya juga berharap Pemerintah Kabupaten Pangandaran bisa mengakses dan mengakomodir kaum dipabel pada kegiatan event besar," terangnya.
Dipaparkan Yana, banyak talenta dan keahlian kaum dipabel yang belum tersentuh oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran. Kedepan semoga keberadaan kaum dipabel bisa bersinergis dengan Pemerintah Daerah.
Harapan Yana menjadi office boy RSUD tersebut dilontarkan dihadapan beberapa awak media yang sedang melaksanakan aktivitas peliputan di Sekretariat Daerah (Setda) Pangandaran. "Waktu ada wacana pembangunan RSUD Pangandaran, saya memiliki cita-cita jadi office boy RSUD," kata Yana.
Jika menjadi office boy RSUD, Yana optimis bisa membantu meringankan beban ekonomi keluarganya. "Sekarang saya sering menjadi tukang kendang dan pelaku kesenian dengan upah tidak menentu," tambahnya.
Yana menjelaskan, upah hasil talenta berkesenian yang didapatnya digunakan untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarga. "Saya merupakan anak pertama dari 3 saudara dan mempunyai tanggungjawab besar sebagai anak pertama untuk membantu adek saya yang saat ini duduk di bangku SMP," papar Yana.
Saat ini orang tua Yana bernama Ibu Watini dan Bapak Ano hidup dengan kondisi sangat sederhana. Bahkan untuk memenuhi kebutuh ekonomi Ano menjadi buruh harian lepas dan kuli bangunan.
"Kaum dipabel juga punya hak mendapatkan pekerjaan walaupun saya memiliki kelainan, karena dengan bekerja saya bisa membantu meringankan beban ekonomi orang tua," jelas Yana.
Yana menerangkan, berdasarkan Undang Undang Nomor 13/2003 Pasal 5 menjelaskan, setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. "Saya juga berharap Pemerintah Kabupaten Pangandaran bisa mengakses dan mengakomodir kaum dipabel pada kegiatan event besar," terangnya.
Dipaparkan Yana, banyak talenta dan keahlian kaum dipabel yang belum tersentuh oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran. Kedepan semoga keberadaan kaum dipabel bisa bersinergis dengan Pemerintah Daerah.
(nag)