Yuk, Mengenal Budaya Batak Lewat TB Silalahi Center

BALIGE - Usai mengunjungi berbagai destinasi wisata di kawasan Danau Toba, tak lengkap rasanya kalau belum berkunjung ke Tiopan Bernhard (TB) Silalahi Center di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Tempat yang kerap ramai dikunjungi wisatawan pada akhir pekan ini ditempuh hanya 40 menit dari Bandara Silangit, Tapanuli Utara. (Baca: Serunya Menikmati Keindahan Danau Toba dari Hutaginjang)


SINDOnews yang ikut dalam rombongan Familiarization Trip Media Digital Nasional ke Destinasi Super Prioritas mendapat kesempatan untuk mengunjungi tempat yang berada di Jalan Pagar Batu, Balige, Kabupaten Toba Samosir ini. Untuk week day pengunjung dikenakan tarif Rp15 ribu sementara week end Rp20 ribu. (Baca juga: Uniknya Kearifan Lokal Sentra Ulos Desa Meat dan Papande Pulau Sibandang)

Tour Guide TB Silalahi Center Ondi Siregar mengatakan, di TB Silalahi Center ini ada dua museum yaitu Museum Batak dan Museum Jejak Langkah TB Silalahi.

"Di Museum Jejak Langkah TB Silalahi terdapat kisah kehidupan masa kecil TB Silalahi hingga berkarir di militer maupun pemerintahan. Sementara di Museum Batak pengunjung bisa belajar mengenai sejarah dan budaya Batak," kata Ondi Siregar.

Rombongan Familiarization Trip Media Digital Nasional ke Destinasi Super Prioritas ini pun langsung diajak masuk ke Museum Jejak Langkah TB Silalahi. Begitu masuk terlihat foto-foto Presiden RI, mulai dari Soekarno sampai Jokowi selain biografi singkat TB Silalahi.

Ketika masuk lebih dalam terdapat panel-panel yang menceritakan sejarah hidup serta perjalanan karier TB Silalahi mulai duduk di bangku sekolah dasar hingga berkarier di militer dan pemerintahan.

Ada replika bangku sekolah dasar yang digunakan TB Silalahi, lalu ada mobil yang digunakan TB Silalahi saat berpangkat Mayor yang bertugas sebagai Ad Mision pasukan PBB di Sinai, tanda pangkat, senjata yang pernah digunakan TB Silalahi mulai dari pistol hingga senapan serbu M16 dan AK 47.

Selain itu ada koleksi pribadi TB Silalahi mulai dari jam tangan, kendaraan vespa hingga souvenir yang dibawa pulang dari kunjungan ke luar negeri.

Sedangkan didekat pintu keluar terdapat ruang kerja TB Silalahi ketika menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) di era Pemerintahan Soeharto. Di ruang kerjanya ini terdapat sebuah opsetan harimau Sumatera yang ditembak TB Silalahi di tempat latihan TNI di Baturaja OKU, Sumatera Selatan.

"Harimau ini ditembak bapak karena mengganggu penduduk di dekat area latihan militer di Baturaja OKU, Sumatera Selatan. Saat itu menembak harimau masih diperkenankan oleh undang-undang yang berlaku," timpal Ondi.

Keluar dari Museum TB Silalahi, rombongan diajak untuk melihat rekonstruksi pemukiman Batak Toba (huta Batak). Disini terdapat rumah adat batak yang telah berusia ratusan tahun. Dimana disisi kiri terdapat lumbung-lumbung tempat penyimpanan bahan makanan sementara disisi kanan terdapat rumah adat untuk tempat tinggal serta pohon harihara diujungnya.

"Pohon yang hanya tumbuh di tanah Batak ini begitu berarti karena sejatinya masyarakat Batak sebelum membuka huta atau pemukian akan menanam terlebih dahulu pohon harihara jika tumbuh maka bagus untuk di buat perkampungan. Sementara seluruh bangunan yang sudah berusia ratusan tahun ini disumbangkan oleh berbagai warga yang ada di kawasan Danau Toba pada tahun 2006. Caranya bangunannya dicopot dari tempat asalnya kemudian dibangun kembali di sini," ungkap Ondi.

Mengakhiri kunjungan singkat di TB Silalahi Center rombongan dibawa masuk ke areal Museum Batak yang di dalamnya terdapat koleksi peninggalan sejarah masyarakat Batak, mulai aksara Batak, berbagai patung, tongkat, artefak, senjata dan alat perang, mata uang, peralatan rumah tangga, pakaian adat, hingga miniatur rumah adat.

Selain itu ada diorama menggambarkan enam etnis Batak berupa relief dari perunggu yaitu Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing. Dari dalam museum ini juga pengunjung bisa menikmati latar belakang pemandangan Danau Toba.