Surabaya Jadi Percontohan Pencegahan Korupsi Sejak Dini
A
A
A
SURABAYA - Pemkot Surabaya dan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) meluncurkan program Guru Pembangun Peradaban. Program ini untuk mewujudkan cita-cita membangun generasi anti korupsi sejak dini.
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menuturkan, Surabaya merupakan kota pertama pelaksana program Guru Pembangun Peradaban. Untuk mendukung berjalannya program itu, Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Indonesia nantinya akan memberikan pelatihan kepada seribu guru di Surabaya.
“Dari seribu guru ini, nanti mereka akan mengajarkan kepada para guru yang belum mendapatkan pelatihan agar lebih efektif,” kata Basaria ketika ditemui di Graha Sawunggaling Surabaya, Kamis (5/12/2019).
Dia menambahkan, pelatihan ini nantinya akan terbagi menjadi beberapa kloter dalam setahun. Sedangkan untuk setiap sesi, akan diisi 50 guru. Artinya, dalam satu tahun pelatihan ini akan berlangsung sebanyak 20 gelombang. “Pelatihan seribu guru nanti dalam waktu satu tahun dibagi 20 batch (gelombang), berarti 50 guru per kloter,” katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, program ini akan diterapkan di semua sekolah, SD dan SMP swasta maupun negeri se-Surabaya. Nantinya, program ini akan dikemas dalam bentuk semenarik mungkin agar siswa dapat menerima pesan dengan baik.
“Jadi itu nanti anak-anak diajarkan tidak boleh nyontek dan harus disiplin. Membangun karakter yang baik untuk anak dalam bentuk permainan, sehingga anak-anak senang menerimanya," ucapnya.
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menuturkan, Surabaya merupakan kota pertama pelaksana program Guru Pembangun Peradaban. Untuk mendukung berjalannya program itu, Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Indonesia nantinya akan memberikan pelatihan kepada seribu guru di Surabaya.
“Dari seribu guru ini, nanti mereka akan mengajarkan kepada para guru yang belum mendapatkan pelatihan agar lebih efektif,” kata Basaria ketika ditemui di Graha Sawunggaling Surabaya, Kamis (5/12/2019).
Dia menambahkan, pelatihan ini nantinya akan terbagi menjadi beberapa kloter dalam setahun. Sedangkan untuk setiap sesi, akan diisi 50 guru. Artinya, dalam satu tahun pelatihan ini akan berlangsung sebanyak 20 gelombang. “Pelatihan seribu guru nanti dalam waktu satu tahun dibagi 20 batch (gelombang), berarti 50 guru per kloter,” katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, program ini akan diterapkan di semua sekolah, SD dan SMP swasta maupun negeri se-Surabaya. Nantinya, program ini akan dikemas dalam bentuk semenarik mungkin agar siswa dapat menerima pesan dengan baik.
“Jadi itu nanti anak-anak diajarkan tidak boleh nyontek dan harus disiplin. Membangun karakter yang baik untuk anak dalam bentuk permainan, sehingga anak-anak senang menerimanya," ucapnya.
(wib)