Kurangi Ketergantungan Gadget, Pemkab Buleleng Bangkitkan Permainan Tradisional
A
A
A
SINGARAJA - Sebagai salah satu alternatif dalam upaya menguragi ketergantungan pada gadget di kalangan anak-anak maupun remaja, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng membangkitkan kembali berbagai permainan tradisonal khas Buleleng pada acara Gerakan Masyarakat Berbasis Budaya (Gema Budaya).
Hal tersebut diungkapan Kadisbud Kabupaten Buleleng, Gede Komang yang hadir mewakili Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana. Gema Budaya ini dihadiri pula oleh Asisten Deputi Bidang Nilai dan Kreatifitas Budaya Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI), Redemtus Alfredo Sani Fenat, MAB Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Gede Supriatna, para Pimpinan SKPD Lingkup Pemkab Buleleng, serta para Camat se-Kabupaten Buleleng, bertempat di Taman Kota Singaraja, Minggu (1/12/2019).
Ditemui usai acara, Kadis Gede Komang mengatakan pada perkembangan zaman saat ini, pengaruh gadget di kalangan masyarakat memang memberikan berbagai macam dampak, baik itu negatif maupun positif. Mengurangi dampak negatif dalam ketergantungan gadget khususnya di kalangan anak-anak hingga remaja, permainan tradisional menjadi salah satu solusinya. Selain mengurangi penggunaan gadget, Gema Budaya ini juga bertujuan untuk menjaga dan membangkitkan kembali atraksi seni warisan leluhur. “Permainan tradisional khas Buleleng ini harus kita kembangkan agar tidak melupakan warisan budaya leluhur kita,” ungkapnya.
Selain itu juga, masih kata Gede Komang, permainan tradisional masuk dalam ajang pekan kesenian nasional yang dilaksanakan pada Bulan November tiap tahunnya. Dalam ajang tersebut, Desa Gobleg menjadi duta Provinsi Bali melalui permainan megangsing dan terpilih menjadi juara favorit tingkat Nasional. Maka dari itu, ia merasa terpanggil untuk membangkitkan seluruh permainan tradisional khas Buleleng seperti yang dipertontonkan saat gelaran Gema Budaya ini yakni mejaran-jaranan, megoak-goakan, metempeng gandong, dan megangsingan. “Saya harapkan Buleleng bisa mengikuti semua jenis parade seni budaya di tingkat Nasional, bukan hanya megangsing saja,” harapnya.
Sementara itu ditemui dilokasi yang sama, Asisten Deputi Kemenko PMK RI, Alfredo Sani mengungkapkan Pemerintah Pusat selalu memberikan dorongan kepada Pemerintah Daerah untuk terus memajukan kebudayaan, salah satunya yakni permainan tradisional. Dalam hal ini, dirinya tidak hanya melihat pertunjukannya saja, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai kebudayaan yang tertuang dalam permainan tersebut kepada generasi muda jaman sekarang. Ditekankan juga nantinya agar permainan tradisional khas Buleleng diterapkan pada kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. “Jika dalam seminggu di sekolah mendapatkan pendidikan jasmani sebanyak empat kali, kami usulkan satu kali dalam seminggu untuk melakukan olahraga berbasis kebudayaan,” tutupnya.
--
Hal tersebut diungkapan Kadisbud Kabupaten Buleleng, Gede Komang yang hadir mewakili Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana. Gema Budaya ini dihadiri pula oleh Asisten Deputi Bidang Nilai dan Kreatifitas Budaya Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI), Redemtus Alfredo Sani Fenat, MAB Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Gede Supriatna, para Pimpinan SKPD Lingkup Pemkab Buleleng, serta para Camat se-Kabupaten Buleleng, bertempat di Taman Kota Singaraja, Minggu (1/12/2019).
Ditemui usai acara, Kadis Gede Komang mengatakan pada perkembangan zaman saat ini, pengaruh gadget di kalangan masyarakat memang memberikan berbagai macam dampak, baik itu negatif maupun positif. Mengurangi dampak negatif dalam ketergantungan gadget khususnya di kalangan anak-anak hingga remaja, permainan tradisional menjadi salah satu solusinya. Selain mengurangi penggunaan gadget, Gema Budaya ini juga bertujuan untuk menjaga dan membangkitkan kembali atraksi seni warisan leluhur. “Permainan tradisional khas Buleleng ini harus kita kembangkan agar tidak melupakan warisan budaya leluhur kita,” ungkapnya.
Selain itu juga, masih kata Gede Komang, permainan tradisional masuk dalam ajang pekan kesenian nasional yang dilaksanakan pada Bulan November tiap tahunnya. Dalam ajang tersebut, Desa Gobleg menjadi duta Provinsi Bali melalui permainan megangsing dan terpilih menjadi juara favorit tingkat Nasional. Maka dari itu, ia merasa terpanggil untuk membangkitkan seluruh permainan tradisional khas Buleleng seperti yang dipertontonkan saat gelaran Gema Budaya ini yakni mejaran-jaranan, megoak-goakan, metempeng gandong, dan megangsingan. “Saya harapkan Buleleng bisa mengikuti semua jenis parade seni budaya di tingkat Nasional, bukan hanya megangsing saja,” harapnya.
Sementara itu ditemui dilokasi yang sama, Asisten Deputi Kemenko PMK RI, Alfredo Sani mengungkapkan Pemerintah Pusat selalu memberikan dorongan kepada Pemerintah Daerah untuk terus memajukan kebudayaan, salah satunya yakni permainan tradisional. Dalam hal ini, dirinya tidak hanya melihat pertunjukannya saja, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai kebudayaan yang tertuang dalam permainan tersebut kepada generasi muda jaman sekarang. Ditekankan juga nantinya agar permainan tradisional khas Buleleng diterapkan pada kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. “Jika dalam seminggu di sekolah mendapatkan pendidikan jasmani sebanyak empat kali, kami usulkan satu kali dalam seminggu untuk melakukan olahraga berbasis kebudayaan,” tutupnya.
--
(atk)