Tegas di Jalur Sepeda, Parkir Liar Kian Menjamur di Jakarta

Jum'at, 29 November 2019 - 06:26 WIB
Tegas di Jalur Sepeda,...
Tegas di Jalur Sepeda, Parkir Liar Kian Menjamur di Jakarta
A A A
JAKARTA - Ketegasan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta terhadap jalur sepeda mulai terlihat dalam beberapa hari terakhir. Penindakan terhadap pengendara mulai terlihat, ratusan pengendara ditilang.

Di sisi lain penindakan ini tak diimbangi dengan tindak tegas aturan lainnya. Dishub mulai membiarkan parkir liar menjamur, tindak tegas terhadap parkir liar tak terlihat dalam beberapa hari terakhir.

Pantauan SINDOnews, kondisi ini hampir terjadi di Jakarta. Seperti di Jalan Tomang Raya, Jakarta Barat. Setiap pagi dan sore Dishub menindak pengendara yang mengambil jalur sepeda. Bersama dengan polisi, ratusan kendara di tilang sejak Senin kemarin.

Tanpa mempertimbangkan efek kemacetan di kawasan itu, penindakan gabungan yang dilakukan membuat antrian kendaraan kian panjang hingga kiloan meter. Bahkan saat pagi hari, penindakan gabungan yang dilakukan dishub di ruas dari Tomang menuju Harmoni membuat kemacetan tak terelakan. Kendaraan mengantri hingga ke lampu merah Tomang.

Imbasnya Jalur S Parman yang melintas dari Grogol menuju Slipi maupun sebaliknya ikut tersendat. Kemacetan berjam-jam kian terlihat memperburuk lalu lintas di kawasan itu.

Masih di Jalan Tomang Raya, ruas dua lajur di jalan itu di persempit dengan adanya jalur sepeda. Kendaraan saling berhempitan dan memakan dua lajur. Kondisi ini membuat Jalan Tomang lebih macet bila dibandingkan hari biasa.

Sekalipun terdapat kerucut di jalan itu. Namun hal itu tak efektif. Beberapa kerucut kemudian tertabrak kendaraan hingga ke tengah jalan. Bukannya memperlancar, jalanan menjadi macet.

"Saya pikir ini enggak efektif. Selama ada ruas jalan kosong, kita pakai saja," ucap Hasan (34), pengendara ojek online di kawasan Tomang, Jakarta Barat, Kamis 28 November 2019.

Hasan mengakui, layaknya Transjakarta semestinya jalur sepeda dibuatkan barrier pembatas. Hal ini demi memisahkan antara jalur sepeda dengan jalur umum.

Kepala Sudin Perhubungan dan Transportasi (Kasudinhubtrans) Jakarta Barat, Erwansyah tak menampik kinerja anak buahnya dalam menindak pelanggar. Ia kemudian mencatat penindakan yang dilakukan kerap kali berefek panjang dan membuat kemacetan.

"Nanti kami evaluasi. Kalau sore, tindakan enggak kita hentikan bisa makin macet," tuturnya.

Belum lagi masalah lainnya. Jalanan yang menyempit membuat pesepeda terpaksa harus menenteng sepeda ke trotoar. Sebab, jalur sepeda diokupansi pengendara.

Kondisi berbeda terlihat di sejumlah titik jalan. Tak ada ketegasan membuat parkir liar menjamur. Kondisi ini hampir ditemukan di sejumlah kawasan ekonomi, seperti kawasan Grogol-Taman Sari, Pluit-Penjaringan, Season City-Tambor dan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Dibeberapa titik itu, parkir makin menggila. Satu ruas jalan dijadikan lokasi parkir tak mampu menampung kendaraan hingga akhirnya membuat trotoar menjadi lokasi parkir liar.

Di waktu jam sibuk, parkir liar kian buruk setelah pengemudi ojek online kemudian makin tak terkendali. Mereka kemudian memenuhi jalanan membuat kemacetan di beberapa titik tak terelakan.

Meski demikian, Dishub sendiri bukan tanpa upaya. Penindakan seringkali dilakukan, namun hal itu tak memberikan efek jera. Malahan perlawanan seringkali dilakukan pemotor membuat petugas mengurungkan penindakan.

Seperti yang terjadi di Mall Emporium Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu 28 November 2019. Puluhan petugas terpaksa balik arah setelah mendapatkan perlawanan dari ojek online yang hendak ditindak.

Aksi dorong sempat mewarnai saat penindakan berlangasung. Bahkan petugas dishub yang membawa truk kemudian dibuat menciut dan balik arah setelah mendapatkan perlawan dari pengemudi ojek online.

Padahal keberadaan parkir liar emporium kerap memacetkan lalu lintas. Terutama saat menjelang maghrib, parkir liar hingga menutup jalan.

"Karena kalau enggak ditata ini akan repot, jumlahnya sudah terlalu banyak. Jadi apalagi di jam-jam tertentu yang bukan di PIK, lebih banyak ojol yang nongkrong ketimbang kendaraan pribadi. Dimana-mana mereka sudah ambil tempat dan menganggu kelancaran," jelas Kasudinhub Jakarta Utara, Benhard Hutajulu.

Benhard mengakui saat penertiban lalu. Pihaknya malah dituntut pengojek untuk menyediakan shelter kepada dirinya. Padahal merujuk Permen, pembuatan Shelter merupakan tugas operator aplikasi.

"Satu memberikan dan membangun shelter untuk ojolnya. Itu di Permen aturannya ya operator," jelasnya.

Tidak hanya itu, operator disebutnya juga wajib memberikan pembinaan terhadap driver ojol. Karenanya, Benhard menyayangkan sikap ojol yang kerap mengganggu lalu lintas.

Pengamat Tata Kota Universita Trisakti, Nirwono Joga menilai, penindakan jalur sepeda wajib dibarengi dengan penindakan parkir liar. Sebab dibandingkan menindak jalur sepeda, masalah parkir liar adalah masalah cukup serius.

Termasuk soal penindakan di jalur Transjakarta. Nirwono menilai sudah semestinya jalur Transjakarta steril. Sebab dengan kondisi TransJakarta yang lancar mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum.

"Jadi harus ada signifikan, kalau cuman nindak saja enggak akan selesai. Jadi perlu sterilisasi jalur Transjakarta," katanya.
(mhd)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5859 seconds (0.1#10.24)