Dishub DKI Optimistis Pelanggar Jalur Sepeda Akan Berkurang

Dishub DKI Optimistis Pelanggar Jalur Sepeda Akan Berkurang
A
A
A
JAKARTA - Hari ini, Pemprov DKI mulai memberikan sanksi tilang terhadap pengendara yang melintas di jalur sepeda. Dengan sosialisasi yang sudah dilakukan selama tiga bulan, Pemprov DKI optimistis jumlah pelanggar akan terus berkurang.
Kepala Bidang Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Edi Sufaat menuturkan, sosialisasi yang dilakukan selama tiga bulan sebelum penindakan hari ini dinilai cukup.
Terlebih ada marka jalur sepeda berkelir hijau dengan garis solid sepanjang 63 kilometer. Artinya, ketika masyarakat melintas di jalan yang terdapat jalur sepeda, masyarakat seharusnya sudah langsung melihatnya.
"Rambu dan marka jalur sepeda kan terlihat. Sosialisasi sudah dan sekarang sudah eksekusi," katanya kepada wartawan. (Baca Juga: Diwarnai Adu Mulut, 50 Pelanggar Jalur Sepeda di Jalan Tomang Ditilang)
Edi optimistis pelanggaran jalur sepeda semakin hari semakin berkurang dengan penindakan dan pengawasan yang dilakukan secara konsisten. Seperti halnya pemberlakuan sistem ganjil-genap.
"Pada awal diberlakukan ganjil genap kan banyak yang bertanya dan pelanggaran. Tapi lama lama masyarakat akan terbiasa," tegasnya.
Sementara itu, Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga menilai sebagai tahap awal, seharusnya Pemprov DKI tidak perlu menerapkan kebijakan sanksi atau denda Rp500.000. Menurutnya sanksi tersebut diterapkan secara bertahap.
Hal yang perlu dilakukan, kata Nirwono,adalah bagaimana mendorong orang mau beralih ke transportasi massal. Dimana sepeda sebagai alat transportasi pengumpan.
"DKI juga seharusnya menjamin dan mengawal jalur sepeda bisa berbagi dengan pengguna jalan lainnya. Tidak mungkin diawasi selama 24 jam tetapi yang dibangun adalah ketertiban berlalu lintas (aspek keselamatan dan keamanan)," ungkapnya.
Kepala Bidang Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Edi Sufaat menuturkan, sosialisasi yang dilakukan selama tiga bulan sebelum penindakan hari ini dinilai cukup.
Terlebih ada marka jalur sepeda berkelir hijau dengan garis solid sepanjang 63 kilometer. Artinya, ketika masyarakat melintas di jalan yang terdapat jalur sepeda, masyarakat seharusnya sudah langsung melihatnya.
"Rambu dan marka jalur sepeda kan terlihat. Sosialisasi sudah dan sekarang sudah eksekusi," katanya kepada wartawan. (Baca Juga: Diwarnai Adu Mulut, 50 Pelanggar Jalur Sepeda di Jalan Tomang Ditilang)
Edi optimistis pelanggaran jalur sepeda semakin hari semakin berkurang dengan penindakan dan pengawasan yang dilakukan secara konsisten. Seperti halnya pemberlakuan sistem ganjil-genap.
"Pada awal diberlakukan ganjil genap kan banyak yang bertanya dan pelanggaran. Tapi lama lama masyarakat akan terbiasa," tegasnya.
Sementara itu, Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga menilai sebagai tahap awal, seharusnya Pemprov DKI tidak perlu menerapkan kebijakan sanksi atau denda Rp500.000. Menurutnya sanksi tersebut diterapkan secara bertahap.
Hal yang perlu dilakukan, kata Nirwono,adalah bagaimana mendorong orang mau beralih ke transportasi massal. Dimana sepeda sebagai alat transportasi pengumpan.
"DKI juga seharusnya menjamin dan mengawal jalur sepeda bisa berbagi dengan pengguna jalan lainnya. Tidak mungkin diawasi selama 24 jam tetapi yang dibangun adalah ketertiban berlalu lintas (aspek keselamatan dan keamanan)," ungkapnya.
(ysw)