Tembakau Ditolak, Petani Lombok Timur Protes ke Perusahaan
A
A
A
LOMBOK TIMUR - Puluhan petani mitra tembakau virginia di Lombok Timur protes ke perusahaan karena menolak melakukan pembelian dengan alasan tidak sesuai kualitas grade yang diinginkan. Para petani ini mendatangi pimpinan perusahaan PT Alience One Indonesia yang beroperasi di wilayah Sikur, Lombok Timur, Jumat (18/10/2019).
Mereka memaksa perusahaan agar tetap melakukan pembelian karena menurut petani tembakau yang mereka bawa sudah sesuai dengan permintaan perusahaan."Ini daun coklat, tapi ditolak. Ini masalahnya, ada apa sehingga ada penolakan seperti ini," ungkap Petani Tembakau asal Sepit, Keruak, M Husniadi.
Dia mengungkapkan, meski kualitas tembakau petani yang menurut perusahaan tidak sesuai kriteria yang diinginkan perusahaan, yang penting bagi petani, kata dia, tembakaunya bisa diserap.
Hingga Jumat siang, mereka tetap bertahan dan meminta perusahaan untuk tetap melakukan pembelian. Ada sekitar 38 ton tembakau virginia milik petani akhirnya menumpuk di gudang. Mereka tidak mau mau pulang membawa tembakaunya sebelum perusahaan membelinya.
Para petani pun mendatangi menejemen meminta langsung agar tembakau yang mereka bawa hari ini (Jumat) bisa diserap."Biarkan tembakau ini tetap disini sampai kapanpun," kata Dedi, Salah seorang Petani asal Janapria Lombok Tengah.
Sementara itu Manager PT Allience One Indonesia Tri Bayu Prabowo mengungkapkan perusahaan bukan menolak membeli tembakau petani binaanya. Tapi khusus untuk hari ini, perusahaan membeli kualitas tembakau dengan grade cr dan br sesuai permintaan customer. Hal ini jauh hari sudah diinformasikan ke petani.
Namun dalam perjalanannya, saat petugas melakukan grade sebagian besar tembakau yang dibawa tidak memenuhi kriteria grade yang sudah ditentukan. Karena itu, dia meminta petani melakukan penyempurnaan."Ternyata yang dibawa kesini, grade grade yang kita inginkan itu tidak ada, sedikit bukan tidak ada," jelasnya.
Sejatinya, ini adalah kuota tambahan yang disetujui oleh customer. Perusahaan rencananya akan membeli 30 sampai 40 ton untuk tahap pertama ini sambil melihat perkembangan berikutnya. Ini selaras dengan harapan pemerintah agar perusahaan tembakau yang ada menambah kuota pembelian sehingga semua tembakau petani bisa terserap.
Hasil kesepakatan dengan peewakilan petani, dia minta tembakau yang tidak masuk grade seperti yang diinginkan perusahaan, silahkan ditata di gudang dan hari senin akan dibeli.
Dia menegaskan, perusahaannya selalu terbuka dengan petani binaannya termasuk dalam proses pembelian. Sampai saat ini, jelas Bayu, perusahaan sudah membeli hampir 50 sampai 60 persen dari kuota 700 ton tahun ini."Kita targetkan jatah pembelian ini tuntas dan seluruh tembakau petani binaan bisa diserap sampai bulan November mendatang," tandasnya.
Informasi terakhir dari salah seorang petani. Siang tadi, akhirnya perusahaan membeli tembakau petani, tapi jumlahnya terbatas sesuai dengan kriteria yang diminta.
Mereka memaksa perusahaan agar tetap melakukan pembelian karena menurut petani tembakau yang mereka bawa sudah sesuai dengan permintaan perusahaan."Ini daun coklat, tapi ditolak. Ini masalahnya, ada apa sehingga ada penolakan seperti ini," ungkap Petani Tembakau asal Sepit, Keruak, M Husniadi.
Dia mengungkapkan, meski kualitas tembakau petani yang menurut perusahaan tidak sesuai kriteria yang diinginkan perusahaan, yang penting bagi petani, kata dia, tembakaunya bisa diserap.
Hingga Jumat siang, mereka tetap bertahan dan meminta perusahaan untuk tetap melakukan pembelian. Ada sekitar 38 ton tembakau virginia milik petani akhirnya menumpuk di gudang. Mereka tidak mau mau pulang membawa tembakaunya sebelum perusahaan membelinya.
Para petani pun mendatangi menejemen meminta langsung agar tembakau yang mereka bawa hari ini (Jumat) bisa diserap."Biarkan tembakau ini tetap disini sampai kapanpun," kata Dedi, Salah seorang Petani asal Janapria Lombok Tengah.
Sementara itu Manager PT Allience One Indonesia Tri Bayu Prabowo mengungkapkan perusahaan bukan menolak membeli tembakau petani binaanya. Tapi khusus untuk hari ini, perusahaan membeli kualitas tembakau dengan grade cr dan br sesuai permintaan customer. Hal ini jauh hari sudah diinformasikan ke petani.
Namun dalam perjalanannya, saat petugas melakukan grade sebagian besar tembakau yang dibawa tidak memenuhi kriteria grade yang sudah ditentukan. Karena itu, dia meminta petani melakukan penyempurnaan."Ternyata yang dibawa kesini, grade grade yang kita inginkan itu tidak ada, sedikit bukan tidak ada," jelasnya.
Sejatinya, ini adalah kuota tambahan yang disetujui oleh customer. Perusahaan rencananya akan membeli 30 sampai 40 ton untuk tahap pertama ini sambil melihat perkembangan berikutnya. Ini selaras dengan harapan pemerintah agar perusahaan tembakau yang ada menambah kuota pembelian sehingga semua tembakau petani bisa terserap.
Hasil kesepakatan dengan peewakilan petani, dia minta tembakau yang tidak masuk grade seperti yang diinginkan perusahaan, silahkan ditata di gudang dan hari senin akan dibeli.
Dia menegaskan, perusahaannya selalu terbuka dengan petani binaannya termasuk dalam proses pembelian. Sampai saat ini, jelas Bayu, perusahaan sudah membeli hampir 50 sampai 60 persen dari kuota 700 ton tahun ini."Kita targetkan jatah pembelian ini tuntas dan seluruh tembakau petani binaan bisa diserap sampai bulan November mendatang," tandasnya.
Informasi terakhir dari salah seorang petani. Siang tadi, akhirnya perusahaan membeli tembakau petani, tapi jumlahnya terbatas sesuai dengan kriteria yang diminta.
(sms)