Kabupaten Morowali Siapkan Strategi Hadapi Tantangan Pertanian
A
A
A
MOROWALI - Bupati Morowali, Taslim menerima rombongan kunjungan kerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Desa Salonsajaya Kecamatan Witaponda, Kabupaten Morowali, Senin (7/10/2019).
Kunjungan kerja dalam rangka Gerakan Panen Padi Organik, Olah Tanah dan Tanam dengan tema “Jadikan Pertanian Organik Menuju Masyarakat Sejahtera Bersama” ini juga dihadiri Kapolres Morowali Utara AKBP Bagus Setiawan, Dandim 1311 Morowali Letkol. Inf Raden Yoga Raharja, Sekda Morowali, H. Muh Jafar Hamid, Kadis Pertanian Andi Irman, Forkopimda, Seluruh Kepala OPD, para Camat, para Kades, para penyuluh pertanian, kelompok Tani seluruh undangan.
Dalam sambutannya, Bupati Morowali, Taslim menyampaikan yang menjadi tantangan besar ke depan adalah menyiapkan strategi untuk menghadapi pasar global. Salah satunya para petani yang tidak luput dari ancaman itu. Menjawab tantangan tersebut, Taslim menyebut program padi organik merupakan langkah inovatif dalam menghadapi pasar global karena mampu meningkatkan produksi pangan dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
“Hari ini kami melakukan satu program yaitu program penanaman padi organik karena kami yakin bahwa sekiranya nanti petani di Kabupaten Morowali mampu memproduksi padi organik maka tentu ini akan bisa meningkatkan nilai ekonomis atau nilai pertanian yang ada di Kabupaten Morowali,” ucap Taslim.
Taslim menguraikan, untuk menyukseskan program ini segenap elemen (red: pemda dan tim pendamping) terkendala dengan banyak hal termasuk bagaimana mengajak petani-petani untuk mendukung program ini.
“Tapi saya yakin masyarakat khususnya yang hadir pada hari ini akan semakin yakin dengan kehadiran Bapak Menteri berikan kita support. Kita nanti arahkan bahwa apa yang kita lakukan hari ini sesungguhnya sebuah program yang bisa menjawab tantangan kita ke depan,” imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran mengungkap bahwa meski di akhir masa jabatannya sebagai menteri ia baru menyambangi Morowali, ia menyebut bukti kecintaannya terhadap Morowali bukanlah sekadar slogan namun dibarengi dengan tindakan konkret.
“Di akhir masa jabatan, kami baru datang bukan karena aku tidak cinta padamu Morowali aku sangat cinta. Bukti kecintaan saya bukan slogan. Jika kami hitung-hitung sudah sebanyak Rp432 miliar kami kirim selama 5 tahun, kalau Sulawesi Tengah kurang lebih nilainya Kementerian Desa dengan Pertanian itu Rp8 triliun,” urainya.
Di penghujung masa jabatannya sebagai penutupan Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK, Amran mengaku membawa bantuan senilai Rp4 miliar. “Hari ini kami datang sebagai penutupan Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jk kami bawa nilainya 4 miliar,” sebut dia.
Alumni Universitas Hasanudin menguraikan, metode bertani yang digunakan ini dari teknologi transformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern dan itu bisa hanya memakan waktu 3 jam sampai 5 jam pengolahan. “Jadi itu gratis. Kami bagikan seluruh Indonesia 400.000 unit,” ucapnya.
Di akhir sambutan, Amran mengungkap telah memberikan bantuan untuk masyarakat Morowali berupa 2 unit eksavator yang dapat digunakan untuk peningkatan pertanian. “Demi masyarakat Morowali ada dua eksavator besar harganya 4 miliar 1 biji dan 2 biji kami kirim itu nilainya 8 miliar. Satu minggu sampai sebelum saya serah terima Insya Allah tiba di Morowali,” tutupnya.
Selanjutnya, selain memberikan bantuan dua unit eksavator bantuan lainnya yang diberikan juga berupa bibit cengkeh, bibit kelapa, jagung, padi dan alat panen serta alat bajak kepada kelompok tani yang ada di Kabupaten Morowali. (winda)
Kunjungan kerja dalam rangka Gerakan Panen Padi Organik, Olah Tanah dan Tanam dengan tema “Jadikan Pertanian Organik Menuju Masyarakat Sejahtera Bersama” ini juga dihadiri Kapolres Morowali Utara AKBP Bagus Setiawan, Dandim 1311 Morowali Letkol. Inf Raden Yoga Raharja, Sekda Morowali, H. Muh Jafar Hamid, Kadis Pertanian Andi Irman, Forkopimda, Seluruh Kepala OPD, para Camat, para Kades, para penyuluh pertanian, kelompok Tani seluruh undangan.
Dalam sambutannya, Bupati Morowali, Taslim menyampaikan yang menjadi tantangan besar ke depan adalah menyiapkan strategi untuk menghadapi pasar global. Salah satunya para petani yang tidak luput dari ancaman itu. Menjawab tantangan tersebut, Taslim menyebut program padi organik merupakan langkah inovatif dalam menghadapi pasar global karena mampu meningkatkan produksi pangan dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
“Hari ini kami melakukan satu program yaitu program penanaman padi organik karena kami yakin bahwa sekiranya nanti petani di Kabupaten Morowali mampu memproduksi padi organik maka tentu ini akan bisa meningkatkan nilai ekonomis atau nilai pertanian yang ada di Kabupaten Morowali,” ucap Taslim.
Taslim menguraikan, untuk menyukseskan program ini segenap elemen (red: pemda dan tim pendamping) terkendala dengan banyak hal termasuk bagaimana mengajak petani-petani untuk mendukung program ini.
“Tapi saya yakin masyarakat khususnya yang hadir pada hari ini akan semakin yakin dengan kehadiran Bapak Menteri berikan kita support. Kita nanti arahkan bahwa apa yang kita lakukan hari ini sesungguhnya sebuah program yang bisa menjawab tantangan kita ke depan,” imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran mengungkap bahwa meski di akhir masa jabatannya sebagai menteri ia baru menyambangi Morowali, ia menyebut bukti kecintaannya terhadap Morowali bukanlah sekadar slogan namun dibarengi dengan tindakan konkret.
“Di akhir masa jabatan, kami baru datang bukan karena aku tidak cinta padamu Morowali aku sangat cinta. Bukti kecintaan saya bukan slogan. Jika kami hitung-hitung sudah sebanyak Rp432 miliar kami kirim selama 5 tahun, kalau Sulawesi Tengah kurang lebih nilainya Kementerian Desa dengan Pertanian itu Rp8 triliun,” urainya.
Di penghujung masa jabatannya sebagai penutupan Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK, Amran mengaku membawa bantuan senilai Rp4 miliar. “Hari ini kami datang sebagai penutupan Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jk kami bawa nilainya 4 miliar,” sebut dia.
Alumni Universitas Hasanudin menguraikan, metode bertani yang digunakan ini dari teknologi transformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern dan itu bisa hanya memakan waktu 3 jam sampai 5 jam pengolahan. “Jadi itu gratis. Kami bagikan seluruh Indonesia 400.000 unit,” ucapnya.
Di akhir sambutan, Amran mengungkap telah memberikan bantuan untuk masyarakat Morowali berupa 2 unit eksavator yang dapat digunakan untuk peningkatan pertanian. “Demi masyarakat Morowali ada dua eksavator besar harganya 4 miliar 1 biji dan 2 biji kami kirim itu nilainya 8 miliar. Satu minggu sampai sebelum saya serah terima Insya Allah tiba di Morowali,” tutupnya.
Selanjutnya, selain memberikan bantuan dua unit eksavator bantuan lainnya yang diberikan juga berupa bibit cengkeh, bibit kelapa, jagung, padi dan alat panen serta alat bajak kepada kelompok tani yang ada di Kabupaten Morowali. (winda)
(alf)