Istri Kompol Aditia: Saya Ikhlas Ini Cobaan bagi Keluarga dan Polri
A
A
A
SOLO - Dewi Setyowati (39) istri Kompol Aditia Mulya Ramadhani yang menjadi korban penganiayaan saat melerai bentrok dua perguruan silat mengaku ikhlas menerima cobaan ini.
Dia berusaha tegar dalam menghadapi cobaan, meski kondisi suaminya belum sembuh seperti sedia kala. Dewi bersama tiga anaknya yakni Calissta Zora (9), Bianca Indira (8) dan Junot Altaf Mulya Ghafiqi (7) sering salat berjamaah bersama dan mendoakan kesembuhan suaminya.
"Salat berjamaah bareng-bareng, tapi anak-anak tidak apa. Sadar akan risiko pekerjaan polisi karena sering lihat di Youtube," kata Dewi dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Kamis (26/9/2019).
Menurut Dewi, anak bungsunya masih menyimpan rasa amarah kepada pelaku penganiayaan terhadap ayahnya. Kendati demikian, Dewi terus menasehati anaknya bahwa pelaku akan mendapatkan balasan setimpal.
"Kata anak saya, aku ingin balas, tak tendang, aku suruh satu-satu ke sini, saya bilang tidak boleh nanti dibalas sama Allah," ucapnya.
Dewi menuturkan bahwa harapan ketiga anaknya ketika ayahnya sembuh bisa bermain dan berenang bersama. Hingga sejauh ini, Aditia kata Dewi sudah mengalami perkembangan yang cukup baik ditandai dengan respons di tangan kanan dan kedua kakinya.
Menurutnya kemajuan tersebut, karena lebih dekat dengan ketiga anak-anaknya yang masih pada duduk di bangku sekolah dasar (SD). "Alhamdulillah sudah semakin membaik, sudah stabil sering merespon. Di Singapura kadang merespons, mungkin sekarang karena ada anak-anak, dengar suara anak," tuturnya.
Untuk diketahui, mantan Kasatreskrim Polres Wonogiri tersebut mengalami luka cukup parah di bagian kepala setelah melerai dua kelompok silat yang bertikai pada 8 Mei 2019 lalu. Dia dikeroyok puluhan orang dan dipukul dengan balok kayu hingga menyebabkan koma.
Pada Mei lalu, pria kelahiran Bandung tersebut harus menjalani perawatan selama 3 bulan di Singapore General Hospital untuk menjalani operasi saluran pernapasan dan tenggorokan.
Putra terbaik Polda Jawa Tengah yang mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Kompol itu pada 16 September lalu dibawa pulang dari Singapura dan selanjutnya menjalani perawatan di kediamannya di Surakarta. Aditia mendapatkan pengawasan penuh oleh Biddokes Polda Jateng.
Dia berusaha tegar dalam menghadapi cobaan, meski kondisi suaminya belum sembuh seperti sedia kala. Dewi bersama tiga anaknya yakni Calissta Zora (9), Bianca Indira (8) dan Junot Altaf Mulya Ghafiqi (7) sering salat berjamaah bersama dan mendoakan kesembuhan suaminya.
"Salat berjamaah bareng-bareng, tapi anak-anak tidak apa. Sadar akan risiko pekerjaan polisi karena sering lihat di Youtube," kata Dewi dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Kamis (26/9/2019).
Menurut Dewi, anak bungsunya masih menyimpan rasa amarah kepada pelaku penganiayaan terhadap ayahnya. Kendati demikian, Dewi terus menasehati anaknya bahwa pelaku akan mendapatkan balasan setimpal.
"Kata anak saya, aku ingin balas, tak tendang, aku suruh satu-satu ke sini, saya bilang tidak boleh nanti dibalas sama Allah," ucapnya.
Dewi menuturkan bahwa harapan ketiga anaknya ketika ayahnya sembuh bisa bermain dan berenang bersama. Hingga sejauh ini, Aditia kata Dewi sudah mengalami perkembangan yang cukup baik ditandai dengan respons di tangan kanan dan kedua kakinya.
Menurutnya kemajuan tersebut, karena lebih dekat dengan ketiga anak-anaknya yang masih pada duduk di bangku sekolah dasar (SD). "Alhamdulillah sudah semakin membaik, sudah stabil sering merespon. Di Singapura kadang merespons, mungkin sekarang karena ada anak-anak, dengar suara anak," tuturnya.
Untuk diketahui, mantan Kasatreskrim Polres Wonogiri tersebut mengalami luka cukup parah di bagian kepala setelah melerai dua kelompok silat yang bertikai pada 8 Mei 2019 lalu. Dia dikeroyok puluhan orang dan dipukul dengan balok kayu hingga menyebabkan koma.
Pada Mei lalu, pria kelahiran Bandung tersebut harus menjalani perawatan selama 3 bulan di Singapore General Hospital untuk menjalani operasi saluran pernapasan dan tenggorokan.
Putra terbaik Polda Jawa Tengah yang mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Kompol itu pada 16 September lalu dibawa pulang dari Singapura dan selanjutnya menjalani perawatan di kediamannya di Surakarta. Aditia mendapatkan pengawasan penuh oleh Biddokes Polda Jateng.
(shf)