Kebangkitan Jati Diri dan Potensi Wisata
A
A
A
Dinas Pariwisata Kabupaten Jayapura menggelar Pekan Budaya Sentani (PBS) yang berlangsung selama lima hari di Pantai Howe, Distrik Sentani Kota, 27-31 Agustus 2019 lalu. Pagelaran pekan budaya sentani di antaranya menyuguhkan tarian adat masyarakat asli Sentani. Seperti, Tarian Isolo (tarian diatas perahu) serta kuliner tradisional dan permainan tradisional.
Pekan budaya ini untuk mengembangkan potensi pesona alam lokal dan kemampuan pelayanan publik serta meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah dari sektor pariwisata. Di sisi lain PBS juga merupakan wadah untuk membangkitkan jati diri orang Sentani.
Acara ini seperti obat penawar rindu kepada Festival Danau Sentani yang ditunda akibat bencana banjir bandang pada Maret lalu. Sehingga pekan budaya ini disambut antusias oleh masyarakat adat Sentani. Animo masyarakat dari setiap kampung penuh semangat dan kompak saat mempertontonkan keunikan ragam tarian budaya di hadapan pengunjung yang datang.
“Ini bentuk kerinduan darimasyarakat Sentani. Mereka ingin mengembalikan jati diri mereka dan memperkenalkan kembali, bagaimana jati diri mereka dapat diangkat kembali kepermukaan,” kata Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw di sela-sela Pekan Budaya.
Menurut Bupati, selama ini banyak dari masyarakat adat menganggap budaya dari Sentani hampir terkubur. Oleh karena itu dengan acara-acara seperti ini budaya Sentani mendapat perhatian kembali dari masyarakat umum dan pemerintah. Wadah seperti ini dapat memacu generasi muda untuk kembali mengenal jatidirinya yang masih ada hingga saat ini.
Disamping itu, kata Bupati Jayapura, dengan adanya wadah seperti ini maka masyarakat adat sudah menunjukan kemandirian. Di daerah lain, untuk menghidupkan kebudayaan seperti ini masyarakat adat tidak lagi bergantung kepada pemerintah, tetapi bagaimana masyarakat adat mampu menunjukan eksistensinya.
Pemerintah dapat langsung mendukung kegiatan tersebut. Contohnya seperti di Sorong Raja Ampat yang masyarakat adatnya sudah mandiri dalam hal mengelola setiap festival budaya.“Komitmen pemerintah, akan mensuport hal-hal seperti begini. Yang kita harapkan dengan potensi yang ada kita akan angkat menjadi event pariwisata yang lebih bagus. Sehingga potensi yang sudah tidak ada akan bangkit kembali,” tuturnya.
Pekan budaya ini untuk mengembangkan potensi pesona alam lokal dan kemampuan pelayanan publik serta meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah dari sektor pariwisata. Di sisi lain PBS juga merupakan wadah untuk membangkitkan jati diri orang Sentani.
Acara ini seperti obat penawar rindu kepada Festival Danau Sentani yang ditunda akibat bencana banjir bandang pada Maret lalu. Sehingga pekan budaya ini disambut antusias oleh masyarakat adat Sentani. Animo masyarakat dari setiap kampung penuh semangat dan kompak saat mempertontonkan keunikan ragam tarian budaya di hadapan pengunjung yang datang.
“Ini bentuk kerinduan darimasyarakat Sentani. Mereka ingin mengembalikan jati diri mereka dan memperkenalkan kembali, bagaimana jati diri mereka dapat diangkat kembali kepermukaan,” kata Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw di sela-sela Pekan Budaya.
Menurut Bupati, selama ini banyak dari masyarakat adat menganggap budaya dari Sentani hampir terkubur. Oleh karena itu dengan acara-acara seperti ini budaya Sentani mendapat perhatian kembali dari masyarakat umum dan pemerintah. Wadah seperti ini dapat memacu generasi muda untuk kembali mengenal jatidirinya yang masih ada hingga saat ini.
Disamping itu, kata Bupati Jayapura, dengan adanya wadah seperti ini maka masyarakat adat sudah menunjukan kemandirian. Di daerah lain, untuk menghidupkan kebudayaan seperti ini masyarakat adat tidak lagi bergantung kepada pemerintah, tetapi bagaimana masyarakat adat mampu menunjukan eksistensinya.
Pemerintah dapat langsung mendukung kegiatan tersebut. Contohnya seperti di Sorong Raja Ampat yang masyarakat adatnya sudah mandiri dalam hal mengelola setiap festival budaya.“Komitmen pemerintah, akan mensuport hal-hal seperti begini. Yang kita harapkan dengan potensi yang ada kita akan angkat menjadi event pariwisata yang lebih bagus. Sehingga potensi yang sudah tidak ada akan bangkit kembali,” tuturnya.
(alf)