Anak Perusahaan Pertamina Luncurkan Kapal Berbahan Bakar Ganda
A
A
A
BATAM - PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), anak perusahaan Pertamina (Persero), mulai mengoperasikan kapal berbahan bakar ganda; solar dan gas. Kapal yang dibuat oleh PT Dok Warisan Pertama (PaxOcean) tersebut untuk mendukung kegiatan bisnis PTK di dalam maupun luar negeri.
Presiden Direktur PTK, Nepos MT Pakpahan mengatakan, kapal yang diberi nama Transko Rajawali merupakan salah satu investasi PTK yang terus disupport oleh Pertamina. Kapal ini menjadi kebanggaan tersendiri karena merupakan kapal berbahan bakar ganda high speed diesel (HSD) dan liquefied natural gas (LNG) pertama di Indonesia.
"Hadirnya Transko Rajawali tentu mendukung kegiatan bisnis kita, terutama kegiatan jasa pelayaran, jasa maritim, dan jasa logistik. Serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha dibidang jasa-jasa tersebut," kata Nepos seusai serah terima Transko Rajawali di galangan kapal PaxOcean, Tanjunguncang, Batam, Rabu (21/8/2019).
Dua bahan bakar kapal Transko Rajawali bisa digunakan secara bergantian, kapal jenis harbour tug tersebut akan menggunakan bahan bakar solar saat kapal mengangkut beban berat. Sedangkan bila sedang melakukan manuver dengan kecepatan tinggi, bahan bakar akan diganti menggunakan gas.
Menurut dia, penggunaan dua bahan bakar solar dan gas tersebut akan lebih murah untuk cost shipping nya. Diperkirakan akan lebih irit sekitar 10-15% jika dibandingkan dengan satu bahan bakar, solar saja. Itu sebabnya ke depan pihaknya menggagas semua kapal milik PTK akan didesain dengan menggunakan dua bahan bakar tersebut.
"Kendalanya saat ini memang belum semua wilayah ada untuk pengisian gas. Tapi kalau untuk cost shippingnya lebih murah," katanya.
Kapal Transko Rajawali ini akan segera dioperasikan untuk memenuhi permintaan customer PTK, yaitu PT Perta Arun Gas, yang juga merupakan anak perusahaan Pertamania (Persero). Pihaknya juga berharap dengan beroperasinya Kapal Transko Rajawali bisa mampu menambah revenue PTK pada 2019 dan terus dapat melaksanakan sinergi dengan Pertamina Grup.
"Target revenue kita tahun 2019 sekitar Rp2 triliun, pada semester I capainya baru sekitar Rp800 miliar," katanya.
CEO PaxOcean, Tan Thai Yong mengatakan kapal ini dibuat memang berdasarkan permintaan dari PTK, termasuk ide dan desain berbahan bakar ganda sepenuhnya dari PTK. Pihaknya mengaku bangga bisa menyelesaikan pembuatan kapal tersebut sesuai dengan pesanan.
PaxOcean, kata dia, sejak awal mendukung penggunakan LNG untuk bahan bakar yang ramah energi demi menjaga lingkungan tetap sehat. Kapal Transko Rajawali ini dibuat oleh sekitar 900 pekerja PaxOcean bersama 1.000 pekerja dari mitra bisnisnya.
"90% adalah karya anak bangsa. Kapal canggih ini dibangun 40% komponen dalam negeri dan selebihnya diimpor dari luar negeri," kata Tan.
Presiden Direktur PTK, Nepos MT Pakpahan mengatakan, kapal yang diberi nama Transko Rajawali merupakan salah satu investasi PTK yang terus disupport oleh Pertamina. Kapal ini menjadi kebanggaan tersendiri karena merupakan kapal berbahan bakar ganda high speed diesel (HSD) dan liquefied natural gas (LNG) pertama di Indonesia.
"Hadirnya Transko Rajawali tentu mendukung kegiatan bisnis kita, terutama kegiatan jasa pelayaran, jasa maritim, dan jasa logistik. Serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha dibidang jasa-jasa tersebut," kata Nepos seusai serah terima Transko Rajawali di galangan kapal PaxOcean, Tanjunguncang, Batam, Rabu (21/8/2019).
Dua bahan bakar kapal Transko Rajawali bisa digunakan secara bergantian, kapal jenis harbour tug tersebut akan menggunakan bahan bakar solar saat kapal mengangkut beban berat. Sedangkan bila sedang melakukan manuver dengan kecepatan tinggi, bahan bakar akan diganti menggunakan gas.
Menurut dia, penggunaan dua bahan bakar solar dan gas tersebut akan lebih murah untuk cost shipping nya. Diperkirakan akan lebih irit sekitar 10-15% jika dibandingkan dengan satu bahan bakar, solar saja. Itu sebabnya ke depan pihaknya menggagas semua kapal milik PTK akan didesain dengan menggunakan dua bahan bakar tersebut.
"Kendalanya saat ini memang belum semua wilayah ada untuk pengisian gas. Tapi kalau untuk cost shippingnya lebih murah," katanya.
Kapal Transko Rajawali ini akan segera dioperasikan untuk memenuhi permintaan customer PTK, yaitu PT Perta Arun Gas, yang juga merupakan anak perusahaan Pertamania (Persero). Pihaknya juga berharap dengan beroperasinya Kapal Transko Rajawali bisa mampu menambah revenue PTK pada 2019 dan terus dapat melaksanakan sinergi dengan Pertamina Grup.
"Target revenue kita tahun 2019 sekitar Rp2 triliun, pada semester I capainya baru sekitar Rp800 miliar," katanya.
CEO PaxOcean, Tan Thai Yong mengatakan kapal ini dibuat memang berdasarkan permintaan dari PTK, termasuk ide dan desain berbahan bakar ganda sepenuhnya dari PTK. Pihaknya mengaku bangga bisa menyelesaikan pembuatan kapal tersebut sesuai dengan pesanan.
PaxOcean, kata dia, sejak awal mendukung penggunakan LNG untuk bahan bakar yang ramah energi demi menjaga lingkungan tetap sehat. Kapal Transko Rajawali ini dibuat oleh sekitar 900 pekerja PaxOcean bersama 1.000 pekerja dari mitra bisnisnya.
"90% adalah karya anak bangsa. Kapal canggih ini dibangun 40% komponen dalam negeri dan selebihnya diimpor dari luar negeri," kata Tan.
(sms)